Sudah hari kedua Rosea terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit yang terasa menyakitkan untuknya.
Dengan kondisi hamil, Rosea benar-benar terlihat menyedihkan saat ini.
Selama berhari-hari koma, Alaric setia menemaninya. Dia sejak kemarin hanya makan sesekali, itupun setelah berargumen hebat dengan Juan.
"Alaric..." tiba-tiba, suara yang familiar di telinganya terdengar. Suara yang selama ini Alaric rindukan.
Pria tampan itu membuka matanya, mendapati Rosea yang kini berada di depan mata. Berdiri dengan wajahnya yang sumringah.
"My Rose, kau sudah sadar?" Tanpa basa-basi, Alaric menghampiri gadis cantik tersebut, memeluknya begitu erat.
Dia bisa merasakan aroma mawar yang menyeruak, membuat Alaric merasa sangat bahagia.
"Akhirnya sayang... akhirnya kau tersadar..." kata Alaric diiringi tangis bahagia.
Rosea hanya tersenyum mendengar hal tersebut. Dia mendongakkan kepalanya, mengusap rahang Alaric penuh kasih sayang.