Ika memperhatikan wajah Marshal untuk mencari-cari tanda bahwa pria itu sedang bercanda, tapi ia tidak menemukannya. Marshal tampak sangat serius sangat mengucapkannya. Namun, Ika tak tahan lagi. Seketika Ika meledak tertawa, hingga ia meringis kesakitan.
"Aduh … aduh…." Ika meringis sambil memegangi rusuknya yang sakit. "Rusukku sakit. Aduh."
Marshal tampak ketakutan. Ia ingin menyentuh Ika, tapi ia tidak berani. Ika mengusap-usap sendiri rusuknya masih sambil ingin tertawa geli. Kacau. Lain kali ia harus berhati-hati jika ingin tertawa. Rasa canggungnya hilang. Kini, ia hanya ingin tertawa meski tidak sepuas hati.
"Ika, sebaiknya kamu jangan tertawa terlalu keras," tegur Marshal masih sambil dengan wajah yang serius.
"Iya, iya. Aku tidak tahu jika rusukku bisa terasa sesakit itu jika aku tertawa. Aduh. Ini adalah pertama kalinya aku tertawa. Rasanya enak, tapi sekaligus juga sakit."