Mengetahui pacarnya berani bicara berdua dengan Alan lagi, tatapan Dirga berubah tajam. Cowok itu berjalan menghampiri Audy dan Dirga di depan pintu masuk lapangan.
Sementara kedua langkah kaki Alan langsung mundur. Ia paling tidak suka menyaksikan kekerasan. Alan menatap Audy. "Akhiri jika perlu diakhiri." Ujarnya dengan tenang.
Dirga sampai di hadapan Audy. Jarak mereka berdiri berhadap-hadapan membuat atmosfer mereka seperti panas dan menyeramkan. Kini Audy berani membalas tatapan Dirga dengan tatapan yang sama tajamnya.
"Bukannya makan bakar-bakaran sama kelompok, kamu malah sama Alan? Masih sempet-sempetnya curi waktu berdua sama dia?" Tanya Dirga dengan nada tak suka.
Audy hanya menatap Dirga tanpa membalas dengan kata-kata.
"Kenapa diam? Gak ada alasan kayak kemarin malam? Ay.. aku tuh mati-matian loh nahan pengen samperin kamu tapi gak bisa. Dua hari kita di sini dan cuman kemarin kita ketemu. Itupun cuman sebentar. Kamu gak ngerasa bersalah?"