Mendengar perkataan Wailse, Mikhael menjadi naik pitam. Ia pun melantunkan sebuah kidung untuk memanggil senjata suci miliknya sendiri. Senjata itu adalah pemberian langsung dari Yang Terang. Senjata itu juga merupakan senjata terkuat yang pernah ia miliki. Tak lama berselang, ia menghunuskan senjatanya ke arah Wailse untuk mengisyaratkan bahwa dirinya telah siap untuk bertarung. Jika Wailse ingin sebuah pertarungan duel satu lawan satu, maka ia akan mendapatkannya. Mikhael sama sekali tak takut dengan semua intimidasi yang dilakukan oleh Wailse. Sebaliknya, seluruh intimidasi itu hanya akan membuatnya semakin bersemangat untuk melawan musuhnya itu.
"Majulah, akan kupastikan kau akan menarik semua ucapanmu kembali di akhir pertempuran kita nanti."
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membaca dengan serius.