App herunterladen
90.9% Za For Zo / Chapter 30: Bagian 32

Kapitel 30: Bagian 32

Hari ini Kenzo tidak masuk sekolah, ia sedang menemani Kenza yang katanya dokter sedang mengalami gejala demam. Ini pasti karena kemarin Kenza berenang. Sejak semalam gadisnya itu tidak berhenti merengek. Bibir yang sepanjang hari selalu Kenzo emut itu terus mengucap kata dingin.

Kenzo menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga Kenza dengan baik.

"Kenzo...dingin." Kenza terus menggumam kata dingin dengan badan menggigil. AC sudah dimatikan tapi tetap saja gadisnya itu masih kedinginan.

"Iya, nanti aku kelonin. Sekarang kamu makan dulu sayang!" Kenzo mengusap bahu Kenza yang berada dalam pelukannya dengan lembut.

"Dingin!" Lagi, Kenzo kembali melumat bibir gadisnya tersebut dengan intim.

"Makan dulu sayang!" Paksa Kenzo, karena sedari pagi dan sekarang hampir menjelang siang belum ada sekalipun makanan yang masuk kedalam perut Kenza.

"Dingin Kenzo!" Kenza kembali merengek dan Kenzo kembali menghela napas khawatir untuk yang kesekian kali.

"Jangan bikin aku khawatir sayang!" Ucap Kenzo lirih.

Akhirnya, dengan sedikit memaksa Kenzo menarik lengan gadisnya dan memangkunya. Menyuap sesendok bubur didalam mangkuk kaca kemudian melahapnya.

"Buka mulutnya sayang!" Pinta Kenzo yang dipatuhi oleh Kenza.

Bubur yang semula berada didalam mulut Kenzo kini sedikit demi sedikit Kenzo masukkan kedalam mulut mungil Kenza.

"Ditelen sayang!" Ucap Kenzo lembut. Ia terus melakukannya hingga bubur yang berada didalam mangkok habis.

****

"Kenzo, Kenza dingin!" Kenza kembali merengek, sesaat setelah acara sarapan yang mendekati jam makan siang usai, gadisnya itu kembali merengek.

"Lepas bajunya!" Kenzo membuka kaos longgar miliknya yang sejak semalam melekat ditubuh Kenza.

Kenza menurut, ia mengangkat kedua tangannya keatas sehingga memudahkan Kenzo untuk melepaskannya.

Mata Kenzo mengabut saat melihat dua bukit kembar yang selalu ia jamah setiap waktu. Hasratnya naik.

Dengan gerakan pelan Kenzo mendorong tubuh Kenza untuk berbaring dikasur king sizenya kembali.

"Nggh Kenzohhh!" Desah Kenza ketika Kenzo melumat bibirnya. Tangan Kenzo turun kebawah meremas kuat dada Kenza yang membusung seakan menantangnya untuk ia remas.

"Ahh!" Lagi, suara desahan Kenza mengalun merdu di telinga Kenzo yang semakin membuat si kecil yang murahan semakin murahan.

Baru seperti ini saja, mendengar suara desahan Kenza sudah turn on.

Tak peduli dengan keadaan si kecil yang sudah mengembang dibalik celana, Kenzo terus memberikan cumbuan dititik sensitif gadisnya. Mulai dari leher, puting yang nampak menegang hingga perut dan bagian bawah perut.

"Kenza malu!" Ucap Kenza menutup kedua dadanya yang baru selesai Kenzo hisap.

"Nggak papa, aku suka sayang!" Ucap Kenzo kembali mencium perut rata Kenza.

"Love you!" Bisik Kenzo kemudian mencium vagina Kenza yang masih tertutup celana dalam dengan lembut.

"Ihh Kenzo, Kenza geli!"

"Suka?" Kenzo tidak mengindahi, ia semakin berani menyesap vagina Kenza setelah sebelumnya menyingkap sedikit celana dalam gadisnya itu ke samping kanan.

"Kenza suka, Kenza suka. Mau lagi, Kenza mau lagi!"

Kenzo terkekeh, ia mencium dalam bibir Kenza yang selalu wangi pasta gigi kodomo rasa stroberi.

"KENZA!!! BUKAIN PINTUNYA DONG! AMOY DATENG NIH! AMOY BAWA SUSU SAPI LOH!" Teriakan Amoy yang memekakkan telinga membuat Kenzo mengumpat dalam hati. Ia yang sedang enak-enaknya minum susu langsung dari sumbernya seketika tersedak mendengar teriakan disertai gedoran tak manusiawi dari luar pintu.

"Ngghhh! Jangan dilepasin, isep terus nenen Kenza, Kenzo!"

"Hiksssz, Kenza masih pengen!" Rengek Kenza memeluk leher Kenzo.

"Nanti sayang, aku mau sentil ginjal dia dulu!"

"KENZA IH, BUKAIN DONG PINTUNYA! AMOY YANG SEXY MAU MASUK!" Suara syaiton dari luar masih terdengar jelas ditelinga Kenza maupun Kenzo.

Kenzo frustasi, begitupula Kenza yang ingin lagi.

Kenzo kemudian melumat bibir Kenza sekejap dan bangun dari tidurnya setelah menutupi tubuh gadisnya itu dengan selimut. Ia tidak perlu repot memaikan gadisnya itu pakaian. Well, anggap saja ini balas dendam pada wanita kesayangan Nathan bangkotan.

"Ya ampun Kenzo! Amoy kaget loh, kalo mau buka pintu bilang Amoy dong. Amoy mau ketemu sama Kenza loh!"

Kenzo mendengus, ia tidak mengeluarkan sepatah kata sebagai balasan. Well, Kenzo sadar jika selama ini ia melarang Kenza bicara pada lawan jenis maka Kenzo pun melakukan hal yang sama. Tidak bicara pada perempuan lain selain mamanya dan tentu saja dengan Kenza.

"KENZA!" Teriak Amoy kelewat ceria. Sedangkan Kenzo memilih beranjak pergi dari kamar. Membiarkan gadisnya itu memberi sedikit pelajaran pada Amoy Momogi.

"Kenza kok cemberut sih! Amoy dateng bawain Kenza susu sapi rasa stroberi loh." Ucap Amoy sambil mengeluarkan susu indomilk dari dalam kantong plastik berlogo indomaret.

"Amoy ngapain sih kesini?" Masih dengan bibir manyun Kenza bertanya pada Amoy yang tidak tau diri.

"Kenza kan lagi sakit, ya Amoy tengokin dong."

"Amoy gangguin Kenza tau!"

"Kenza nggak suka Amoy, Amoy ngeselin ih!"

"Kenapa Kenza nggak suka Amoy?" Amoy cemberut.

"AMOY GANGGUIN KENZA SAMA KENZO. PADAHAL TADI KAN KENZA LAGI NGERASA ENAK-ENAKNYA. KENZO TADI LAGI NENEN DIDADA KENZA!"

"HAH? EMANG DADANYA KENZA ADA SUSUNYA?" Kini giliran Amoy yang iri.

"ADA DONG!"

"MANA? AMOY MAU LIHAT!" Amoy menarik selimut Kenza dan terkejut melihat air susu yang menetes keluar dari kedua dada Kenza.

Amoy jadi iri.

Amoy jadi dengki.

Amoy pengen punya susu.

"IHH JANGAN LIAT-LIAT. KATA KENZO YANG BOLEH LIAT CUMA KENZO DOANG. AMOY NGGAK BOLEH LIAT." Kenza menutup kembali dadanya dengan selimut agar Amoy tidak melihatnya.

"DADA AMOY NGGAK BISA KELUAR SUSU IH!"

"IHH KASIAN. NIH DADA KENZA BISA KELUAR SUSU LOH!" Kenza tersenyum bangga. Ia mengeluarkan kembali dadanya yang tadi tertutup selimut.

Mata Amoy berkaca-kaca. Amoy pengen.

"HUWAAAA PAPAH! AMOY PENGEN DADANYA KELUAR SUSU!" Teriak Amoy dan berlari keluar.

Well, satu sama.

_______

TBC


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C30
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen