Sandra Iloana, nama yang begitu cantik, secantik wajahnya. Itulah yang kiranya ada di dalam kepala Aida saat ini. Sebab itu, ia terus saja menatap ke arah ke Sandra tanpa mau mengalihkan pandangannya. Mencoba mengagumi? Entahlah. Semua kalimat yang ada di dalam kepalanya saat ini hilang begitu saja selepas sepasang manik matanya menatap keindahan wajah dan kesempurnaan lukis mata, hidung, dan bibir itu. Semesta terlalu berlebihan dalam memberikan kesempurnaan untuk Sandra.
"Tak ada yang ingin kamu katakan padaku?" tanya Aida memulai. Alif meninggalkan dirinya dan Sandra berdua saja di sini. Ia berkata pada Aida, bahwa ia perlu waktu yang banyak dan pribadi untuk bisa saling mengenal satu sama lain. Alif juga berpesan untuk tidak terlalu memaksakan Sandra. Sebab putri cantiknya ini punya sifat yang tertutup pada siapapun yang dianggap asing oleh dirinya.