"Sabar, tunggu aku."
"Umnn."
Pelukan Ace semakin erat, dia mengunciku. Seolah-olah guncanganku bisa melumatnya kapan saja. Lama-lama Ace menyembunyikan wajah ke bahu kiriku. Tak mendesah lagi, tapi napasnya tersengal hingga jeritan terakhir ketika kami berdua klimaks bersama.
"MHHH!!"
"Hhrrhhgmmh," geramku selagi menumpahkan hasil hasratku dalam dirinya. Ace menahan sensasinya hingga aku selesai. Katanya spermaku hangat, sampai-sampai tak berani menjawab apa masih mau lagi.
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!