Kapitel 152: egos

Alya tampak terdiam untuk beberapa saat. Dan diam nya Memberi ku sedikit harapan agar ia tak melontarkan ide gila itu lagi pada ku.

Memberi ku sedikit harapan bahwa ia mungkin bahkan menyesal pernah melontar kan ide Absurd nya itu pada ku.

Namun tampak nya itu hanya akan menjadi sebuah harapan kosong untuk ku.

Dengan gila nya, alya malah mencium tangan ku dan menyuruh ku pergi pada laut dan meninggalkan nya.

Ia bahkan Tampak Tak perduli dengan apa pun yang mungkin akan aku lakukan dengan laut nanti ketika kami hanya tinggal berdua dalam mobil itu.

"Karena cuman ini jalan yang terpikirkan oleh ku" Ujar nya sambil menatap ku "jadi aku takan menahan kamu untuk menemui nya, aku akan memilih percaya pada kesetian kamu sama aku ,dari pada mengikuti ego ku" Ujar nya sambil melepas genggaman nya di genggaman ku.

Dan apa yang aku dengan ini, dan apa yang ia lakukan ini berhasil membuat ku marah seketika.

Menepis ego katanya, ntah ego yang mana yang sedang ia bahas kini.