Kapitel 242: PENYESALAN TIADA AKHIR

"Ya oke. Nggak masalah buat papi," demi mengembalikan mood putrinya, Galang tidak mempermasalahkannya walau hari ini jadwal kantornya penuh.

Angel menyuapi putrinya. Sungguh, Kayla sangat menantikannya selama bertahun-tahun dia sakit. Perhatian seorang ibu sangatlah berarti untuknya, tak sabar akan menceritakan semuanya kepada Elina dan Azura. Aaa pasti mereka sedang kuliah dan menjalin asmara.

"Gabriel gimana ... Nggak ngabarin kamu lagi?" tanya Angel.

"Belum Kayla bales. Nanti deh," jawab Kayla.

"Mami liat-liat kalian serasi, dan ya cocok. Pasti kalian banyak masalah yang dihadapi juga kan?"

"Ya seperti jaman mami sama papi dulu. Yee," goda Kayla.

"Papi. Apa pernah kita pacaran?"

"Pernah. Mami suka duluan sama papi waktu di rumah sakit, kan papi ganteng." dengan percaya Galang mengatakannya. Angel meringis.

"Papi, Kayla pengen muntah." Kayla terkekeh.

"Padahal papi duluan yang suka, tapi gengsi gitu. Biasalah cowok." ujar Angel.