Bian datang dengan menggendong Ziel. Kedatangannya di tengah makan malam itu sungguh tidak terduga, terlebih Mayang. Wajahnya kikuk saat ditatap Bian dengan tatapan marah.
Tanpa aba-aba, Ziel turun dari gendongan Bian dan menghampiri Mayang.
"Mom-my," sapa Ziel sambil tersenyum dan memeluk Mayang. Seakan pelukan Mayang adalah tempat ternyaman baginya.
Semua orang di sana terperangah. Tidak hanya karena kedatangan seorang ceo Heldana, tapi juga karena seorang anak kecil yang memanggil Mayang dengan sebutan 'Mommy'. Tentu saja kejadian ini membuat sebuah tanda tanya besar di benak masing-masing.
Bian berjalan mendekati Mayang. Senyum tenangnya terus mengembang untuk istrinya hingga membuat Mayang tidak tahu harus bersikap seperti apa. Perasaan bersalah menghantui Mayang karena telah menyembunyikan situasi semacam ini dari Bian.
'Tamatlah riwayatmu, Mayang! Habislah kau malam ini,' gumam Mayang dalam hati.