App herunterladen
5.49% Suamiku pilihan ayah / Chapter 10: 10. Pembicaraan serius

Kapitel 10: 10. Pembicaraan serius

"Nak Reza?" panggil Wisnu.

"Iya pak wisnu, ada apa pak?"tanya Reza melihat Wisnu.

"Begini nak, saya menyuruh kamu datang kesini, ingin bicara serius dengan kamu nak." ucap Wisnu.

"Bicara serius, tentang apa pak wisnu?" tanya Reza penasaran.

"Saya ingin kamu menikah dengan putri saya nak Reza." ucap Wisnu to the poin.

"Menikah?dengan putri pak wisnu?" tanya Reza bingung.

"Iya nak Reza, kamu mau kan menikah dengan putri saya?" Tanya wisnu melihat Reza.

"Tapi kenapa pak wisnu mau menikahkan saya dengan putri pak wisnu?" tanya Reza heran.

"Karena saya mengenal mu nak reza dan menurut saya kamu pantas dengan putri saya dan bisa menjaga putri saya dengan baik." ucap wisnu dengan nada sedikit lemah.

"Apa pak wisnu tidak bercanda sekarang ini?" tanya Reza serius.

"Tidak nak reza, kamu kira saya bercanda dengan kamu nak reza?" tanya Wisnu.

"Iya pak wisnu, soalnya menurut saya aneh saja pak wisnu tiba - tiba mau menikahkan saya dengan putri pak wisnu." ucap Reza.

"Nak Reza, saya serius untuk menikah kan putri saya dengan kamu nak Reza, karena sebelum saya meninggalkan dunia ini untuk selamanya, saya ingin melihat putri saya menikah dengan kamu nak Reza". ucap wisnu menatap Reza dengan sendu.

"Pak wisnu kok berkata seperti itu?" tanya Reza serius.

"Iya nak, saya bicara begini karena saya merasa sudah tidak akan lama lagi hidup di dunia ini karena penyakit yang saya derita ini". ucap wisnu menghela nafas.

"Pak wisnu tidak boleh berbicara begitu, harus tetap semangat dan harus berfikir positif yang menentukan kematian itu hanya Allah pak wisnu". ucap Reza menatap Wisnu.

"Memang benar yg kamu katakan nak reza tapi kalau allah telah mentakdirkan saya untuk meninggalkan dunia ini saya sudah siap nak Reza, tetapi sebelum saya pergi meninggalkan dunia ini saya hanya ingin melihat putri saya menikah nak reza untuk terakhir kalinya". ucap Wisnu dengan nada sedih .

Reza sejenak diam saat perkataan wisnu, tak berapa lama reza melanjutkan obrolan nya.

"Apakah putri pak wisnu tau soal dia yang akan di nikahkan?" tanya Reza serius.

"Tidak nak Reza, putri saya belum mengetahui hal ini, karena saya harus tanyakan terlebih dahulu ke nak reza, apakah nak Reza setuju dengan pernikahan ini, kalau nak Reza setuju baru saya akan katakan kepada putri saya." ucap Wisnu.

Reza sejenak diam dengan perkataan Wisnu, hingga Wisnu kembali bertanya kepada Reza.

"Bagaimana nak Reza, apakah nak reza bersedia menikah dengan putri saya?" tanya Wisnu.

"Saya tidak bisa menjawabnya sekarang pak Wisnu." ucap Reza.

"Kenapa nak Reza?" tanya Wisnu.

"Pak Wisnu, saya ingin menikah dengan saling mencintai." ucap Reza.

"Nak Reza, cinta akan tumbuh seiring nya waktu berjalan, kamu pasti akan mencintai putri saya dan begitu juga dengan putri saya akan mencintai kamu nak Reza." ucap wisnu meyakinkan Reza.

"Memang benar yg pak wisnu katakan, kalau saya setuju dengan pernikahan ini apakah putri pak wisnu akan setuju juga?" tanya Reza.

"Pasti putri saya akan setuju dengan pernikahan ini nak Reza." ucap Wisnu dengan wajah sumringah.

"Baiklah pak Wisnu, saya setuju untuk menikahi putri pak wisnu." ucap Reza lantang.

"Benarkah nak Reza, kamu mau menikah dengan putri saya?" tanya wisnu ulang.

"Iya pak wisnu, saya bersedia menikahi putri pak wisnu tapi ada satu hal yg ingin saya katakan kepada pak wisnu." ucap Reza.

"Apa itu nak Reza, katakan saja?" tanya Wisnu penasaran.

"Saya tidak mau ada acara besar dalam pernikahan kami, cukup akad saja." ucap Reza menatap wajah Wisnu.

"Baiklah nak reza, saya setuju dengan nak Reza katakan." ucap Wisnu.

"Baiklah pak Wisnu, kapan saya akan menikahi putri pak wisnu?" tanya Reza langsung.

"Secepatnya nak Reza, nanti saya akan hubungi nak Reza." ucap Wisnu.

"Baiklah pak Wisnu, saya akan menunggu." ucap Reza.

"Oh iya nak Reza, saya hampir lupa mengatakan kepada nak Reza." ucap Wisnu.

"Mengatakan apa pak Wisnu?" tanya reza penasaran.

"Nama putri saya Jihan amanda fernandez di panggil jihan, nak Reza." ucap Wisnu.

"Oh, nama yg cantik". ucap Reza pelan namun terdengar Wisnu.

"Iya, wajahnya juga cantik nak Reza." sambut Wisnu.

Reza tampak diam saat perkataan wisnu, hingga Reza kembali bicara dengan Wisnu.

"Pak Wisnu, ada lagi yang ingin pak wisnu katakan kepada saya?" tanya Reza.

"Tidak ada nak Reza, memang nya kenapa nak Reza?" tanya wisnu menatap wajah Reza.

"Saya ingin pamit pak wisnu, mau kembali ke perusahaan ada yg ingin saya kerjakan di perusahaan." ucap Reza.

"Oh, baiklah nak Reza kamu bisa kembali ke perusahaan, secepatnya saya akan menghubungi nak Reza mengenai pernikahan nanti." ucap Wisnu dengan sedikit nada lemah.

"Iya pak Wisnu, kalau gitu saya pamit ya pak wisnu, semoga cepat sembuh pak Wisnu." ucap Reza beranjak dari duduknya.

"Iya nak Reza, hati- hati di jalan ya." ucap Wisnu.

"Iya pak wisnu." ucap Reza berjabat tangan dengan wisnu.

Reza berlalu pergi meninggalkan ruangan Wisnu, sesampainya di luar ruangan wisnu Reza melihat asih sedang duduk didepan ruangan wisnu, tampak Reza terlihat tersenyum kepada asih dan sebaliknya asih tersenyum ke pada Reza.

Reza kembali jalan melewati koridor rumah sakit menuju mobilnya yang berada di parkiran rumah sakit, sesampainya di mobil reza langsung masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya menuju perusahaan Malik Surya Grup.

Di dalam mobilnya Reza terus berfikir dengan keputusannya yang ingin menikahi putri Wisnu.

Hampir setengah jam melajukan mobilnya, akhirnya Reza sampai di depan perusahaannya, Reza langsung memarkirkan mobilnya.

Setelah mobil terparkir reza masuk ke dalam gedung Malik Surya Grup untuk menuju lift, kini terlihat Reza sudah menaiki lift khusus CEO menuju lantai empat puluh ruangannya hampir lima menit berada di dalam lift akhirnya lift terbuka, Reza langsung keluar dari dalam lift jalan menuju ruangannya.

Saat menuju ruangannya tampak reza memanggil asisten yang berada di ruangan nya.

"Andi...?kamu ke ruangan saya sebentar." ucap Reza melihat Andi.

"Baik pak". ucap Andi sambil mengangguk kepalanya.

Reza langsung berlalu jalan menuju ruangannya dengan diikuti Andi asistennya dari belakang.

Sesampainya reza didalam ruangannya, terlihat Reza menduduki kursi kebesarannya.

"Andi, duduklah?"ucap Reza.

"Baik pak". ucap Andi menduduki kursi di depan Reza.

"Andi apakah kamu mengenal putri pak wisnu?" tanya Reza menatap wajah Andi.

"Putri pak wisnu?" tanya ulang Andi.

"Iya, putri pak wisnu pemilik dari perusahaan company fernandez group." ucap Reza menjelaskan.

"Oh... nona Jihan Fernandez maksud pak reza?" tanya Andi.

"Iya, kamu mengenalnya andi?" tanya Reza.

"Iya pak reza saya mengenalnya, beliau cantik,ramah,baik,sopan, pokoknya dimata saya nona jihan sempurna pak wisnu." ucap Andi senang.

"Kamu terlihat suka dengan nya." ucap Reza menyelidik.

"Iya pak reza, saya suka dengan sikap nona jihan." ucap Andi serius.

"Tidak lebih dari itu?" tanya Reza penasaran.

"Sebenarnya lebih dari itu saya menyukai nona jihan pak reza, bukan karena sikapnya saja, dari awal saya bertemu saya sudah suka dengan nona jihan pak reza tapi setelah saya pikir-pikir saya merasa tidak pantas untuk nona jihan pak." ucap Andi menunduk sedih.

"Kenapa kamu merasa tidak pantas dengan Jihan?" tanya Reza heran.

"Karena menurut saya nona jihan pantasnya menikah dengan orang seperti pak reza." ucap andi menatap wajah Reza.

"Uhuk...Uhuk." Reza batuk tiba-tiba saat mendengarkan perkataan andi.

"Pak Reza, kenapa?" tanya andi khawatir bangkit dari duduknya.

"Saya tidak apa- apa andi, duduklah kembali." ucap Reza melihat Andi.

"Baik pak, mau saya ambilkan minum pak Reza?" tanya Andi.

"Tidak usah Andi, Andi kamu tau tidak saya memanggil kamu kemari untuk apa?" tanya Reza.

"Tidak pak, saya tidak tau karena pak reza belum mengatakan nya kepada saya, memang nya untuk apa saya di panggil kesini pak?" tanya Andi.

"Saya ingin memberi tau kamu Andi, kalau saya akan menikah dengan Jihan." ucap Reza to the poin.

"Apa...?pak Reza mau menikah dengan nona jihan?tanya Andi terkejut.

"Iya Andi, saya akan menikah dengan jihan." ucap reza mengulangi perkataan nya.

"Pak Reza tidak bercanda kan?" tanya Andi dengan raut wajah serius.

"Tidak Andi, saya tidak sedang bercanda." ucap Reza serius.

"Pak Reza, maafkan atas perkataan saya pak". ucap Andi takut.

"Untuk apa kamu minta maaf Andi?" tanya Reza pura- pura tidak tau.

"Saya sudah mengatakan kepada pak reza kalau saya menyukai nona jihan yang berarti nona jihan calon istri pak Reza, maafkan atas perkataan saya pak Reza". ucap Andi.

"Iya Andi saya maafkan kamu, untung saya mengetahuinya sebelum menikah kalau setelah menikah nanti saya mengetahuinya kamu suka dengan istri saya mungkin saya akan marah besar dengan kamu andi?"ucap Reza.

Andi diam seketika saat perkataan reza.

"Andi, karena atas ucapan mu saya lebih yakin lagi untuk menikahi jihan." ucap Reza.

"Maaf pak, sebelumnya pak reza tidak yakin untuk menikahi nona Jihan?" tanya Andi.

"Iya Andi, sebelumnya saya kurang yakin tentang keputusan saya untuk menikahi Jihan tapi saya mengingat pak Wisnu pernah membantu saya dan kamu juga mengatakan kepada saya tentang Jihan,saya lebih yakin lagi untuk menikahi Jihan." ucap Reza.

"Bagus itu pak, memang menurut saya pak reza pantas dan lebih cocok dengan nona jihan, saya suka pak reza mempunyai istri seperti nona jihan." ucap Andi.

"Baiklah, kalau kamu suka saya dengan jihan saya akan menikah dengannya." ucap Reza.

"Iya pak." ucap Andi.

"Baiklah andi, kamu boleh kembali bekerja dan lanjutkan pekerjaan mu." ucap Reza.

"Baik pak, saya permisi pak Reza?" ucap Andi.

"Iya, silahkan." ucap Reza.

Andi berlalu pergi meninggalkan Reza menuju ruangannya, setelah kepergian Andi, Reza tampak terlihat senyum sendiri di kursinya kerjanya.

Tak berapa lama dengan senyuman nya, Reza langsung melanjutkan pekerjaannya kembali.

Maaf ya kalau author ada kesalahan 🙏

Komen yang positif biar author tambah semangat

Terima kasih 🙏


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C10
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen