App herunterladen
3.84% Suamiku pilihan ayah / Chapter 7: 7. Berdoa untuk sang ayah

Kapitel 7: 7. Berdoa untuk sang ayah

Terlihat kini Jihan telah membeli beberapa bungkus makanan untuk dirinya, Asih, dan Alex, sebelumnya Jihan hanya ingin membeli makanan untuk Asih saja.

Akan tetapi Jihan sempat tergiur melihat makanan berjajar di Etalase warung di pinggir jalan, Jihan pun langsung memesan makanan yang ingin dibelinya serta Jihan membelikan untuk Alex .

Setelah membayar makanan nya Jihan masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju rumah sakit, namun sesaat Jihan teringat akan dirinya yang belum sholat ashar, Jihan melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 5 sore, sejenak Jihan memberhentikan mobilnya saat melewati masjid untuk melaksanakan kewajiban nya sebagai seorang muslim.

Walaupun jihan masih belum tepat waktu dalam sholatnya dan juga masih belum lima waktu tapi jihan mau sedikit demi sedikit berubah.

Kini mobil jihan telah berhenti di sebuah masjid yg cukup besar, Jihan langsung keluar dari dalam mobilnya menuju mengambil air wudhu di masjid.

Setelah selesai mengambil air wudhu nya langsung Jihan melaksanakan sholat ashar nya.

Hampir beberapa menit melaksanakan sholat nya , akhirnya tampak Jihan sudah selesai dengan sholat nya dengan ditutup.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap Jihan.

Selesai mengucapkan salam terlihat Jihan mengangkat ke dua tangannya untuk berdoa.

"Ya Allah.... Ya Tuhanku...

Engkau yg menciptakan langit dan bumi beserta isinya,ampunilah segala dosa- dosa hamba dan juga kedua orang tua hambamu ini ya allah, sayangilah mereka sebagai mana mereka menyayangiku diwaktu kecil.

Ya allah hamba berterima kasih kepada engkau yg telah mengabulkan doa hambamu ini,dimana ayah hamba saat ini sudah sadar dari masa kritis nya, hamba hanya mengucap terima kasih yg tak terhingga kepadamu ya allah, tanpa kekuasaan mu ayah tidak akan sadar seperti semula ya allah,ya Allah angkatlah penyakit ayah hamba dan sembuhkan lah beliau.

Aamiin ya robbal aalamiin, robanaa atina fiddunya Hasanah wa fil akhirati hasanah waqina ad zabanar.

Setelah selesai dengan doanya Jihan membuka mukenahnya dan mengembalikan ke tempat semula karena ia meminjam mukenah masjid.

Kini terlihat Jihan sudah berjalan menuju mobilnya untuk melanjutkan perjalanannya menuju kerumah sakit.

Tak berselang lama melajukan mobilnya, kini terlihat jihan sudah sampai didepan rumah sakit, sejenak Jihan memarkirkan mobilnya setelah mobil terparkir jihan beranjak keluar dari dalam mobil dengan membawa makanan yg ia beli tadi menuju ke ruang rawat wisnu sang ayah.

Setibanya didepan ruangan wisnu jihan membuka pintu.

Ceklekkk...

"Assalamualaikum?" ucap Jihan mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan Wisnu.

"Waalaikum salam." ucap Wisnu dengan nada lemahnya.

"Ayah...? Ayah sudah bangun?" tanya jihan menghampiri Wisnu dengan meletakkan makanan di nakas sebelah Wisnu yang dibelinya.

"Iya sayang, ayah sudah bangun." ucap Wisnu bohong karena sedari tadi ia tidak tidur.

"Sudah dari tadi ayah bangunnya?" tanya Jihan melihat Wisnu.

"Iya sayang, ayah sudah bangun dari tadi." ucap wisnu tanpa melihat jihan.

"Oh... Bagaimana keadaan ayah sekarang ini?" Tanya Jihan serius .

"Sudah Lumayan lebih baik sayang." ucap wisnu menyenangkan hati Jihan.

"Alhamdulilah ayah, kalau ayah sudah lebih baik." ucap Jihan senang.

"Iya sayang." ucap Wisnu tersenyum ke Jihan.

Setelah bicara dengan Wisnu sang ayah, terlihat Jihan memanggil Asih.

"Ibu asih?" panggil jihan melihat Asih.

"Iya Jihan." ucap asih mendekati Jihan.

"Ibu Asih... paman Alex... makanan lah ini, Jihan sudah membelikan makanan untuk kalian?" ucap jihan mengambil makanan yang diletakkannya di nakas dekat Wisnu.

"Iya Jihan." ucap asih mengambil makanan.

"Paman alex, makanlah juga." ucap Jihan melihat Alex.

"Maaf Jihan, saya sudah kenyang tadi saya sudah makan Jihan sebelum kesini." ucap Alex merasa tak enak .

"Jadi bagaimana dengan makanan ya Jihan beli paman? jihan sudah mebelinya untuk paman tapi paman gak mau makan?" ucap jihan sambil menunjukkan makanan ke alex dengan sedikit kecewa.

"Ya sudah, kalau gitu biar paman makan saja". ucap alex merasa bersalah.

"Tapi kata paman, paman sudah kenyang?" tanya Jihan heran.

"Paman memang sudah kenyang Jihan tapi paman tidak ingin mengecewakan jihan yang sudah membelinya untuk paman." ucap Alex melihat Jihan.

"Paman alex, kalau paman sudah kenyang jangan dipaksa, tadi memang Jihan sedikit kecewa karena makanan yg Jihan kasih ke paman gak dimakan, tapi jihan memaklumi nya kok paman?" ucap Jihan sedikit merasa bersalah.

"Tidak apa- apa Jihan, biar paman makan saja saya merasa bersalah kepada nona jihan yg sudah membelinya untuk saya, tapi saya tidak menghargai pemberian Jihan." ucap Alex sambil mengambil makanan dimeja yg dibeli Jihan.

"Lupakan saja paman, kalau memang paman mau makan, makanan lah paman tapi Jihan tidak memaksa paman untuk memakannya ya?" ucap Jihan melihat Alex.

"Iya Jihan, ini keinginan paman kok untuk memakannya." ucap Alex sambil membuka makanan.

"Iya paman." ucap Jihan singkat.

"Pak Wisnu... Jihan saya makan ya?"

ucap alex sambil menyodorkan makanan ke mulutnya.

"Iya paman, makanlah." ucap Jihan.

Wisnu hanya mengangguk kan kepalanya saja saat perkataan Alex.

Asih dan Alex menikmati makanan yang dibelikan Jihan, sedangkan Jihan terlihat duduk kembali di samping Wisnu sang ayah.

"Jihan?" panggil Wisnu menatap jihan.

"Iya ayah, ada apa?" tanya Jihan.

"Sayang kamu pulang lah ke rumah dulu kamu pasti lelah, istirahatkan tubuhmu." ucap Wisnu dengan nada sedikit lemah.

"Tidak ayah, jihan tidak akan pulang jihan akan temani ayah disini." ucap jihan menatap Jihan.

"Jihan sayang, ayah biar ditemani asih disini?" ucap Wisnu lemah.

"Ayah, bagaimana kalau ibu asih saja yg pulang kerumah, ibu asih pasti lelah soalnya dia selalu jaga ayah disini". ucap Jihan menyarankan ke Wisnu.

"Iya juga sayang, usulan anak ayah memang benar, baiklah asih saja yg pulang ke rumah." ucap Wisnu.

"Iya ayah." ucap Jihan tersenyum

Setelah selesai menikmati makanannya, tampak Wisnu memanggil Asih.

"Asih?" panggil wisnu dengan nada lemahnya.

"Iya pak." ucap Asih menghampiri wisnu yg sudah selesai makan.

"Pulanglah asih kamu pasti lelah, istirahatkan tubuhmu dirumah, biar saya dijaga jihan disini." ucap Wisnu melihat Asih.

"Tapi pak." ucap Asih langsung dipotong Wisnu.

"Asih jangan membantah, pulanglah kerumah kamu pasti perlu istirahat." ucap Wisnu dengan lemahnya.

"Baiklah pak, saya akan pulang?" ucap Asih melihat Wisnu.

Setelah memanggil asih, Wisnu memanggil Alex.

"Alex, saya minta sama kamu antarkan asih pulang ke rumah saya." ucap Wisnu.

"Iya pak wisnu kalau gitu kami pamit sekarang Nona Jihan.. pak wisnu?" ucap Alex.

"Iya Alex, pergilah." ucap Wisnu.

"Iya paman." ucap Jihan tersenyum.

"Kami pamit Jihan...pak Wisnu?" ucap Asih menatap Jihan dan Wisnu bergantian.

"Iya asih, hati - hati dijalan asih...Alex?" ucap wisnu lalu disambut Jihan.

"Iya ibu asih." ucap Jihan melihat asih.

"Iya pak wisnu." ucap Alex dan Asih bersamaan.

Setelah kepergian alex dan asih, jihan minta ijin ke Wisnu untuk pergi ke mushola karena sudah waktunya sholat Maghrib.

"Ayah, Jihan mau keluar sebentar,ayah tidak apa - apakan jihan tinggal sendiri?" ucap Jihan.

"Tidak apa- apa sayang ,kamu mau kemana sayang?" tanya Wisnu heran.

"Jihan mau ke mushola ayah, sudah waktunya sholat maghrib ayah." ucap Jihan.

"Masya allah, anak ayah sudah berubah ya, ayah senang mendengarnya jihan?" ucap wisnusambil meneteskan air mata.

"Iya ayah, ayah kok nangis?" ucap Jihan melihat wisnu menangis.

"Ayah menangis bahagia sayang, akhirnya kamu berubah jadi yg lebih baik jihan".ucap Wisnu.

"Alhamdulilah ayah, kalau ayah bahagia dengan perubahan jihan." ucap Jihan.

"Iya sayang,ayah senang dan bahagia."ucap Wisnu.

"Iya ayah, ya sudah jihan pamit dulu ya yah?"ucap Jihan beranjak dari duduknya.

"Iya sayang."ucap Wisnu.

Jihan pergi dari ruang Wisnu menuju mushola setelah berpamitan kepada wisnu, hampir dua puluh menit jihan keluar dari ruang wisnu.

Kini jihan kembali jalan menuju ke ruangan ayahnya, sesampainya di depan ruangan wisnu Jihan langsung membuka pintu ruangan Wisnu.

Ceklekkk

"Assalamualaikum." ucap Jihan pelan.

"Waalaikum salam." ucap dokter kaki- laki dan perawat bersamaan.

"Dokter, ada apa dengan ayah saya?" tanya Jihan khawatir.

"Nona, pak wisnu mau di pindahkan dari ruangan ini." ucap dokter menatap jihan.

"Kenapa ayah saya dipindahkan dok?" ucap Jihan.

"Nona, pak wisnu keadaan nya sudah lebih baik jadi harus dipindahkan ke ruangan pasien." ucap dokter.

"Oh, baiklah dok." ucap Jihan.

Wisnu langsung di pindah oleh perawat ke ruangan VIP rumah sakit.

Tak berapa lama wisnu di pindahkan,kini Wisnu dan Jihan sudah berada didalam ruangan rawat inap VIP rumah sakit, sedangkan perawat rumah sakit telah keluar dari ruang Wisnu setelah membantu Wisnu.

"Jihan sayang ,Ayah sudah mengantuk sayang?" ucap Wisnu sambil menguap .

"Baiklah ayah, istirahat lah mungkin karena efek obat jadi ayah mengantuk." ucap jihan menatap Wisnu .

"Iya sayang, Jihan tidurlah juga sayang kamu pasti lelah?" ucap Wisnu.

"Iya ayah, setelah sholat Isa Jihan akan tidur ayah." ucap Jihan.

Jihan telah selesai melaksanakan sholat isanya, Jihan langsung tertidur pulas di dekat wisnu sedangkan wisnu ia sudah

terlelap duluan.

Mohon maaf ya kalau author banyak kesalahan🙏

Jangan lupa Follow Ig mbak ya!!!

nurul_anggi21

Terima kasih 🙏


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen