"Papa yang gak mau, kasus ini dibawa ke ranah hukum, Di." Alvin pun menyayangkan keputusan Prima.
Jika dilaporkan, semua ancamannya tidak akan lagi mengusik kehidupan Prima juga Alvin dan Audia.
"Terus, solusinya, Mas mau nikah dengan Merry?" tanya Audia penasaran.
"Nggak. Mas gak mau memperistri wanita seperti itu."
"Oh, jadi kalau Merry wanita yang gak seperti itu, Mas mau?" Audia mulai bermain kata, membuat Alvin gemas.
Audia ini suka memanas-manasi diri sendiri dengan permainan kata-kata. Yang bahkan terkadang tidak terlintas sedikit pun di benak Alvin. Hati dan pikiran Alvin sudah dipenuhi oleh Audia, sejak awal pertemuan mereka terdahulu. Jauh sebelum mereka akhirnya bertemu kembali sebagai dosen dan mahasiswa.
"Ya, nggak juga, Sayang. Mas gak akan nikah lagi. Satu aja gak abis-abis." Alvin tersenyum jahil. Sementara Audia membuang muka ke arah jendela, wajahnya tampak merona.