"Cerita sama kakak. Kalau menurut Didi, kakak orang yang tepat buat curhat. Jangan dipendam sendiri masalah itu. Jadi penyakit nanti."
Tangis Audia semakin menjadi. Beberapa kali Audia menyeka matanya. Air matanya tidak lagi bisa ia bendung, keluar begitu saja, hanya oleh satu pertanyaan sang kakak. Tentang kebahagiaannya di dalam pernikahan.
"Didi bahagia, kok, Kak. Nikah sama mas Alvin memang terkesan mendadak. Tapi, sebetulnya Didi sama mas Alvin udah kenal lama." Audia memilih untuk jujur perihal masa lalunya dengan Alvin.
"Oh, ya? Kok, bisa?" Romi baru mengetahui fakta ini.
Lantas Audia menceritakan semua dari awal. Bagaimana bisa berkenalan dengan Alvin. Yang tanpa disengaja ada campur tangan Alvan di dalamnya. Audia yang awalnya tidak mengetahui Alvan memiliki saudara kembar, Alvin–yang identitasnya digunakan Alvan untuk berkenalan dengan Audia lebih jauh.
Tinggalin komennya dong, Kak. 1x komen per hari aja, bisa nambah 5exp untuk naikin level, lho. So, tinggalkan komen yang mengesankan othor ya, sesuai isi babnya, lho. Terima kasih ^_^