App herunterladen
100% The Scent of Life (1) / Chapter 27: BAB 26 ANYEONGHASEOYO (END)

Kapitel 27: BAB 26 ANYEONGHASEOYO (END)

Sinar matahari menerobos jendela kamar Man Se, menerangi seluruh ruangan. Sebuah keajaiban terjadi. Tiba-tiba Man Se membuka matanya.

Sejenak dia diam, mencoba mencerna di mana dia berada. Dia menyadari ada seorang perempuan tidur tertelungkup di dekatnya. Cantik, pikir Man Se, lalu mengangkat tangannya untuk mengelus wajah dan rambut perempuan itu. Merasa ada yang menyentuh, Hye Bin pun terbangun.

Hye Bin mencoba mencerna apa yang terjadi, lalu dengan ekspresi gembira bercampur terkejut dia berdiri.

"Halmeoniee ...!" teriak Hye Bin.

Mendengar suara teriakan dari kamar Man Se, Halmeoni bersama Min Ji langsung berlari ke lantai atas. Mereka terkejut melihat apa yang terjadi. Man Se memandang mereka tanpa berkata sepatah pun, tapi senyum tersungging manis di wajahnya.

"Man Se ...," ucap Min Ji terpana seakan tak percaya sahabatnya telah sadarkan diri.

"Halmeoni, panggilkan Tuan Min Hyuk," pinta Min Ji sambil mendekat perlahan ke arah Man Se dengan mata berkaca-kaca.

Halmeonie langsung berlari keluar memanggil Kang Min Hyuk dan yang lainnya.

"Tuan, Nyonya sudah siuman," ucap Halmeoni dengan nafas yang masih terengah karena berlari. Mereka spontan berlari ke rumah belakang.

Min Hyuk mendapati Man Se duduk di ranjang didampingi Hye Bin dan Min Ji. Min Hyuk menatap tak percaya dengan yang dia lihat. Dia langsung berjalan ke arah Man Se dan memeluknya erat. Mereka berdua sama-sama menangis karena bahagia dan terharu.

"Apakah mimpimu indah, Man Se?" tanya Min Hyuk.

Man Se tersenyum sambil menangis. Dia mengangguk-anggukan kepalanya lalu memeluk Min Hyuk lagi. Semua yang menyaksikan turut tersenyum bahagia.

***

Kondisi Man Se semakin membaik, walau masih harus menggunakan kursi roda dengan fisik yang belum sepenuhnya sempurna untuk bergerak.

Man Se dan Min Hyuk duduk di bawah pohon di halaman belakang menikmati langit biru yang cerah. Terhampar di depan mereka padang rumput yang indah.

"Aku tak bisa berkata banyak Man Se-ah, selain kata maaf," ucap Min Hyuk.

"Ucapkan saja kata itu, maka aku akan selalu memaafkanmu Oppa," kata Man Se.

"Aku sangat bahagia sekali bisa menemukanmu dan bisa bersamamu lagi. Kumohon jangan pergi menjauhiku lagi," ujar Min Hyuk berlutut di depan Man Se dan memegang kedua tangan perempuan itu.

Man Se mengangguk sambil tersenyum.

Hye Bin dan Hyeo Jin duduk di teras rumah. Mereka memandang ayah dan ibu mereka dari kejauhan.

"Aku masih belum terbiasa dengan kondisi ini," ujar Hyeo Jin dengan muka masam.

Hye Bin menaikkan alis lalu tersenyum sambil memandang Hyeo Jin.

"Bagaimana bisa aku memanggilmu Noona dalam sekejap," ujar Hyeo Jin, masih belum bisa menerima kenyataan ternyata Hye Bin adalah kakak perempuannya walau berbeda ibu.

"Coba sekarang panggil aku Noona," goda Hye Bin sambil nyengir kuda.

"Noona ... noona ... aiiish kenapa kamu harus menjadi Noonaku," protes Hyeo Jin.

Hye Bin tertawa ngakak.

"Aigooo ... adikku tersayang,"ejek Hye Bin.

Mereka sama-sama tertawa.

***

Kang Min Hyuk berkendara menuju Seoul. Dia menelepon Sekretaris Park untuk menghubungi pengacara. Siang harinya Min Hyuk menunggu Sun Hwa di rumah. Begitu Sun Hwa datang dan duduk di dekatnya, Min Hyuk memberikan sebuah dokumen.

"Apa ini?" tanya Sun Hwa.

"Itu dokumen perceraian dan pembagian harta," jawab Min Hyuk.

Sun Hwa terbelalak.

"Apa maksudmu, Kang Min Hyuk?!" tanya Sun Hwa tak terima.

"Aku memaafkanmu atas tindakanmu terhadap Man Se dan Min Ji, tapi kupikir kita tak bisa lagi bersama. Masih untung mereka tak menuntut secara hukum atas perbuatanmu bersama Samchon Kang," ujar Min Hyuk lalu berdiri dan pergi dari ruangan itu.

Sun Hwa menangis. Dia memandang kepergian suaminya dengan teriakan marah dan kesal. Dia yang telah menebar angin, sekarang menuai badai.

***

Seo Woo dan Man Se duduk berdua di teras rumah. Man Se masih duduk di kursi rodanya.

"Man Se, maafkan aku," ucap Seo Woo menunjukkan raut wajah penuh sesal.

"Untuk apa Kakak minta maaf, karena tak ada yang salah di antara kita."

"Aku menyembunyikanmu dari Kak Min Hyuk," terang Seo Woo lalu menundukkan kepalanya.

"Tidakkah seorang kakak akan selalu melindungi adiknya? Kupikir seharusnya aku yang berterima kasih padamu atas segalanya. Tanpa bantuanmu bisa jadi semua takkan berakhir bahagia seperti ini," ujar Man Se.

Seo Woo duduk berlutut di depan Man Se lalu memegang kedua tangan perempuan itu. Pandangannya lembut.

"Aku hanya ingin melindungimu. Semua berkat Dokter Hyun dan yang lainnya. Aku bersyukur memiliki adik sepertimu Man Se, selalu memiliki hati yang lapang untuk memaafkan," ucap Kang Seo Woo.

"Kak ...," ujar Man Se sambil berusaha mengangkat tangannya untuk memegang pipi Seo Woo.

Seo Woo pun menyentuhkan tangan Man Se ke pipinya. Kang Seo Woo akhirnya harus mengalah dari Kang Min Hyuk. Di hati Man Se hanya ada sosok kakaknya. Mereka tersenyum bahagia.

***

Hye Bin duduk di bangku di halaman belakang, menulis sebuah buku harian. Dia menulis apa yang telah dialaminya, serta keajaiban dan nilai-nilai kehidupan yang dia dapat selama ini.

[Manusia terkadang terlalu serakah tehadap materi, sehingga meraihnya dengan berbagai macam cara. Setiap manusia seperti itu pasti akan mendapatkan hukuman atas yang dia perbuat. Jalan hidup manusia penuh dengan rahasia, dan harus kita ambil sisi positifnya, itu pesan Halmeoni.

Aku bahagia bisa melihat kedua orang itu, Man Se, ibuku dan Min Hyuk, ayahku bisa bersatu kembali. Kupikir Paman Seo Woo harus berlapang dada dengan takdir walau dia menjaga ibuku selama ini. Dia terlalu serakah dengan segala keegoisannya, akhirnya dia tak mendapat apa-apa, bahkan tak bisa memalingkan cinta ibuku pada ayahku. Aku harap pamanku mendapat ganti perempuan lain yang lebih baik.

Aku tahu ibuku sudah berniat meninggalkanku, tapi dunia ini memang membutuhkan jiwa-jiwa lapang dada dan saling memaafkan atas segala kesalahan. Setidaknya ibu angkatku Min Ji sudah menjagaku dengan baik.

Hyeo Jin, aku senang dengan kenyataan kalau dia sekarang adalah adikku, bukan Bosku. Setidaknya aku sekarang lebih senior dibanding dia. Akhirnya cinta tulus menang melawan segala sihir kepalsuan. Semuanya, Halmonie, Dokter Hyun dan Shahib my new "step"... Gomawoyo!"

Hye Bin tersenyum lalu menutup buku hariannya. Dia memandang langit biru yang membentang di cakrawala. Sinar matahari hangat dan angin bertiup lembut menggoyang rambut Hye Bin yang terurai. Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam gawainya. Dari Shahib.

Ibuku ingin video call denganmu.

Hye Bin tersenyum. Tak lama kemudian sebuah panggilan video masuk ke dalam gawainya. Hye Bin menerima video call itu dengan gembira, bisa melihat ibu Shahib dan keluarganya di Indonesia.

"Anyeonghaseoyo ..., Indonesia."


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C27
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen