Saat membuka mata, kutemukan tubuhku sedang berbaring di tempat tidur di dalam kamar. Apa yang terjadi padahal aku masih mengingatnya dengan jelas, seharusnya aku sedang berada di ruang bawah tanah. Sosok menyerupai Zero keluar dari dalam batu begitu aku membacakan ayat hina yang sama seperti saat aku membebaskan Zero dari kutukannya di masa lalu. Sosok menyerupai Zero itu berniat menebasku dengan pedang, tapi saat itu samar-samar aku melihat seseorang berlari ke arahku dan dengan cepat mendorongku sehingga aku pun bisa selamat. Walau aku kehilangan kesadaranku setelah itu.
Lamunanku ini buyar ketika mendengar pintu kamar dibuka seseorang. Berharap Zero yang datang, ternyata ibukulah yang muncul dari balik pintu.
"Kau sudah siuman, Giania?" tanya ibu tampak lega, dia bergegas menghampiriku.
"Bu, sebenarnya apa yang terjadi?" Kuharap Ibu bisa memberiku penjelasan karena sungguh aku masih bingung dengan kejadian yang menimpaku.