Aku dan Zero kini sudah berada di dalam rumah yang disewa Octans, kami berkumpul di sebuah ruangan dan mengelilingi sebuah meja yang di atasnya tersaji tiga gelas yang masih mengepulkan asap putih karena teh yang dibuatkan Octans terlihat masih panas.
Tak ada suara yang terdengar, kami bertiga sama-sama terdiam dan tak ada yang mengeluarkan suara. Hingga suara dehaman Octans mencairkan suasana hening di antara kami.
"Kalian berdua lapar, tidak?" tanya Octans seraya menatap kami secara bergantian.
Aku pun meresponsnya dengan gelengan. Sedangkan Zero hanya diam seperti biasa seolah begitu malas untuk mengeluarkan suara.
"Kalau lapar, aku bisa menyiapkan makanan untuk kalian. Ya, walau hanya makanan sederhana tapi di dapur masih ada bahan makanan."