Saat jam sembilan malam waktu Jakarta, Dean masih terlelap namun tampak gelisah. Dia miring ke kanan dan ke kiri sambil berkata, "jangan membenciku, Clarissa ... Jangan .. jangan!"
Dean membuka matanya dan langsung duduk dengan napasnya yang memburu, tubuhnya sangat sweaty dan dia melirik ke arah samping di mana biasanya Bryana tidur. Pria itu terdiam, kemudian mengusap wajahnya yang agak lembab dan kusam.
"Dia datang dan menatapku seolah marah karena aku bersama Jill. Aku benar-benar bingung dengan keadaan ini." Dean meremas rambutnya dengan frustasi, mengingat tentang mimpi yang baru saja hinggap dalam tidurnya.