App herunterladen
95.74% ueueue / Chapter 45: accident#44

Kapitel 45: accident#44

Tengah malamnya, Sing baru saja terlelap. Tetapi tidurnya tak bertahan lama ketika suara berisik di kamar mandi membuatnya terusik.

Itu adalah Max yang sedang memuntahkan seluruh makan malamnya disana.

Padahal ia baru saja hendak terlelap dengan nyaman, tetapi tiba tiba gejolak di perutnya datang tiba tiba memaksa untuk keluar.

Sing pun membuka matanya, ia menoleh pada kasur di sebelahnya yang kosong dan lampu kamar mandi pun hidup.

Apakah Max sudah mulai morning sick?

Tetapi ini masih jam 1 malam?

Sing lalu menuju kamar mandi, dan menemukan Max tengah menekan tombol flush di toiletnya.

"Aa' ? Mual banget ya?" Tanya Sing sambil memijat tengkuknya.

Max mengangguk kecil. wajahnya sangat pucat dan keringat dingin membanjiri hingga kaus putihnya itu basah.

"Ganti baju dulu aa', keringetan nih" Max lalu bangkit berdiri, dan menurut ketika Sing menariknya keluar.

Sing lalu mengambil kaus ganti, kemudian ia menyerahkannya pada Max.

"Bobo aja lagi sayang, aa' minum dulu" Max menarik Sing untuk tiduran, sementara ia pergi ke dapur untuk meminum air.

Max terdiam sebentar.

Ia sedang berpikir, setampan atau secantik apakah anaknya nanti hingga membuatnya nge drop seperti ini?

Dasar Max.

Kemudian ia menyusul Sing tidur, dan semua berjalan lancar hingga paginya.

Tetapi tidak ketika sudah menjelang jam 9 pagi.

"Kenapa? Kan Harit baru selesai mandi aa' "

"Engga tauuu, Harit pake parfum aa' aja gih" pinta Max dengan wajah mengernyit nya.

Secara tak sengaja ia menghirup aroma feromon Sing yang biasanya ia sukai itu, dan justru mual ketika menghirupnya.

"Yaudah iya" Sing lalu pergi ke kamar untuk memakai parfum Max, dan kembali lagi ke ruang tengah menyusul nya yang sedang menonton film horor.

"Nah kan ini wangi, sini sayangnya aa' " Max menarik Sing untuk duduk di pangkuannya, dan memeluknya erat.

"Dede, nanti pas keluar yang pinter ya. Tuh papa nya banyak mau banget daritadi" Max tertawa melihat Sing berbicara sambil mengusap perutnya.

"Atuh si dede pasti cakep ini pas keluar, kayak papa nya" ujar Max sambil menyelipkan tangannya masuk ke kaos Sing.

"Oh iya aa' Harit mau cerita" ujar Sing setelah mengecup sekilas leher Max.

"Cerita apa sayang?"

"Jadi dari kemaren kan Harit gabut nih a', nah makanya Harit download aplikasi novel di hape" ujarnya memulai cerita.

Max mendengarkan.

"Kan Harit nyari genre yang Harit suka kan, nah ketemu. Harit baca deh ceritanya nyampe abis. Trus ceritanya tuh seru, tapi sempet ada konflik"

"Konflik nya tuh, karna papa nya alpha ini jahat banget, jadinya nimbulin banyak masalah"

"Harit bete, tapi tetep lanjut. Dan pas udah di ending, mereka ngangkat anak dong a' !! Gemes banget dikasih visualisasinya"

"Jadi semenjak itu Harit cari foto foto anak itu karna gemes"

"Uwiih, mana nih anak yang bikin Harit kepincut?" Tanya Max kemudian membuat Sing membuka ponselnya.

"Nih" ia lalu menunjukkan foto itu pada Max.

"Ohho, ganteng ya. Dede nya ini cewek atau omega nih calon calonnya" goda Max sambil mengusap perut Sing.

Ia sedikit risih dengan kaus yang mengganggu nya, lalu dengan kesal ia menarik lepas kaus itu dari tubuh kecil istrinya

Membuatnya half naked.

"Dingin aa' " keluh Sing.

"Kan aa' peluk, hehe" ucap nya lalu segera mengubah posisi, agar Sing benar benar berada ditengah tengah dirinya, ia pun lalu memeluk tubuh kecil itu dengan nyaman.

Sorenya, Max tengah tertidur (ketiduran) karena lelah bermain game di ruang tengah, sedangkan Sing juga ketiduran di kamar setelah membaca novel di ponselnya.

Dan dengan mata berair nya (jangan lupakan half naked nya) ia menepuk punggung Max agar terbangun.

"Aa' ~~" Max langsung terbangun. Ia pun menatap Sing dengan menyipit.

"Kenapa sayang?" Tanyanya.

"Masa Harit mau makan avocado sih? Hiks~~" lapornya dengan sesengukan.

Max menatapnya panik, ia lalu segera duduk dan menangkup wajahnya.

"Beneran? Ngidam?" Sing mengangguk.

"Yaudah aa' minta beliin guard dulu ya sayang ya" Sing mengangguk. Ia lalu menunggu Max selesai menelepon Guardnya walau sambil sesengukan.

"Udah di beliin, tunggu ya sayang" ucap Max.

Sing hanya diam, ia lama menatap Max membuat suaminya itu ikut menatapnya.

Sing dengan cemberut memegang kaus biru gelap milik Max, dan menaikkannya hingga terlepas.

"Hmm? Harit mau ngapain?"

"Mau ini" Sing lalu segera duduk di pangkuan Max, dan membawa tangannya ke kotak kotak di perut suaminya.

Max mengusap punggung sempit Sing. Istrinya itu malas memakai baju kembali kalau ujung ujung nya akan dibuka kembali oleh nya. Dan itu membuat suhu kulit nya sedikit mendingin.

"Sayang pake bajunya ya, nanti masuk angin"

"Gamau" jawab Sing.

"Yaudah pake selimut nya aja" Max lalu menyelimuti tubuhnya dan juga Sing, sambil menunggu alpukatnya datang.

Sesampainya alpukat itu, Sing segera berlari mengambil nya dan membawanya ke dapur dengan senang.

Max pun tertawa kecil, ia menyusul nya karena kepo akan apa yang dilakukan Sing selanjutnya.

"Mau dibuat apa sayang?"

"Mau dimakan sama condensed milk aa' " jawabnya sambil membelah alpukat matang itu.

Max mengangguk. Ia lalu dengan jahil mengambil botol condensed milknya lalu menuang sedikit ke mulutnya.

"Astaga aa' !!" Ujar Sing heran sambil menatap lelaki yang sedang mengemut itu dengan senang.

Keduanya menikmati alpukat itu dengan nyaman, hingga di malam saat hendak tidur,

"Haduuuhh" keluh Max uring uringan sambil mondar mandir di dekat kasur membuat Sing yang sedang rebahan sambil memainkan tab nya terbingung.

"Atuuuh, Harit jadi pusing juga aa' mondar mandir gitu? Kenapasi aa' tell me tell me" oceh Sing.

"Aa' tuh daritadi pengen banget vc Mick, tapi gak diangkat. Ngebet banget ini" jawabnya.

Sing menatapnya datar.

"Paling udah tidur, ngidam ya aa'?" tanya Sing menebak.

"Kayaknya sayang, bikin frustasi emang kalo gak diturutin" Max mengacak rambutnya sebal.

Ia lalu terdiam. Tak peduli dengan ngidam tiba tibanya itu, lebih baik ia ikut tidur saja.

Sing membuka aplikasi belanja online yang ada di tab nya, membiarkan Max yang masuk ke selimut dan menciumi perutnya.

"Belum ngantuk sayangnya Max?"

"Beloom, lagi shopping, hehe" jawabnya sambil menyengir pelan.

Ia lalu dengan senang hati memilah barang barang yang ia inginkan, dan memasukkannya ke keranjang.

"Sekalian beli sepatu sayang, yang converse ngeluarin model baru" pinta Max.

Ia jadi teringat akan ruangan khusus sepatunya yang ada di samping ruang tengah.

Waktu gabut kemarin, Sing sempat menghitung jumlah dan harga semua sepatu Max disana.

Dan astaga. Meskipun Sing juga berasal dari keluarga konglomerat, tetapi tetap saja nominal yang muncul di kalkulator nya membuatnya terkejut.

Jumlah semua sepatu Max ada 293 pasang, lalu harganya yang bisa membuat Sing sesak napas adalah sebesar,

7,16 milyar rupiah genapnya.

Astaga, Sing pusing.

"Mau yang mana aa'?" Tanya Sing sambil menscroll melihat di website official converse.

"Semuanya sayaaang, aa' bengek banget sangking ngebetnya" ujar Max membuat Sing menaboknya pelan.

Wah, sudah lama Sing tidak galak ya.

"Nomor sepatu? 43, model? Yang ini, ini, ini dan ini" oceh Sing yang sudah hapal dengan spesifikasi nya.

"Udah aa' tinggal bayar" lapornya.

"Yaudah, kasi tau aa' kalo udah selesai" Sing mengangguk. Ia lalu mengelus kepala Max yang ada di dalam selimut, masih menciumi perutnya itu dan mengajak ngobrol calon anaknya.

Beberapa menit kemudian, Sing selesai berbelanja.

Ia sudah mengunjungi website website official branded dan memilih barang yang ia mau, dan tinggal membayarnya.

"Udah aa' " lapornya.

Max lalu menyembulkan kepalanya, dan menatapnya.

"Berapa?"

"Hmm, xxx juta" Max mengangguk, ia lalu mengambil asal ponselnya dan segera mentransfer itu.

"Udah selesai, saat nya Max melukis kembali~~" ujarnya riang. Ia lalu kembali masuk ke selimut, dan memainkan tubuh Sing.

"Aaahhh~~" desah Sing tiba tiba ketika Max mengulum nipplenya. Bahkan jemari panjang lelaki itu sudah meremat pinggang (bagian kesukaannya) Sing.

Sudahlah, biarkan mereka melakukan apa yang ingin dilakukan, lebih baik kita pergi saja.

Hihi.

_________________________________________


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C45
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen