App herunterladen
51.06% ueueue / Chapter 24: accident#24

Kapitel 24: accident#24

"Type?"

"Boeing 767-800"

"Machine?"

"Pratt and Whittney"

"Umur?"

"7 tahun 3 bulan"

"Udah berapa kali siklus?"

"6.831 kali siklus takeoff dan 5.752 landing"

Max mengangguk. Ia lalu segera menandatangani kontrak nya dan memberikan lembaran itu pada nya.

"Meeting jam berapa?" Tanyanya pada pria itu.

"Untuk pilot rookie jam 14.30 di ruang meeting ke 5, nanti capt bakal ketemu sama capten Liu dari Malindo Airlines"

"Oke, kalau gitu saya ke cafetaria dulu ya" ucap Max lalu segera pergi ke cafetaria di ATRI untuk menunggu meeting nya bersama capten lain.

Ia hanya memesan iced chamomile tea dan juga sandwich ayam lalu menunggu pesanannya datang.

Ini hari yang bersejarah menurutnya, karena hari ini adalah hari dimana ia menandatangani kontrak kerja dengan salah satu maskapai indonesia.

Ujian telah berlalu, dan ia sudah menerima hasil nya minggu kemarin. Hasilnya bagus, nilai yang ia dapatkan termasuk ke dalam jajaran nilai tertinggi di sekolahnya maupun ujian di sekolah khususnya.

Ia tak perlu mengambil kuliah penjurusan lagi, karena ia sudah mendapat 2 gelar di masa Sma nya jadi ia bisa langsung menandatangani kontrak kerja.

Ngomong ngomong, Max jadi teringat dengan Sing yang baru saja pergi ke Yogyakarta tadi pagi.

Ya, karena lelaki kecilnya itu diterima di jurusan hubungan internasional UGM. Jadi ia kesana untuk mengurus perkuliahannya.

Sementara teman teman yang lainnya, mereka banyak diterima di universitas bagus.

Peak, Boom, dan Aj diterima di IPB, Beam dan Ohm diterima di ITB, Fiat, Jj, Pawin, dan juga Marc diterima di UI, Sing, Chimmon, Purim, dan juga Perth diterima di UGM.

Mereka berpisah, namun masih satu pulau jadi akan mudah untuk mengunjungi satu sama lain.

Max, Patrick, Nine, Nice, Frank dan juga Drake memilih untuk tidak kuliah dan melanjutkan bisnis nya, atau seperti Max yang sudah memiliki pekerjaan mapannya.

Jadi mereka sudah tidak khawatir dengan masa depan.

"Gimana urusannya?" Tanya Max sambil memotong sandwichnya.

"Lancar aja, capek juga. Tadi nchim salah jalan nyasar jauh banget masa, lagian supir abal abal sih" jawab Sing.

"Nyasar nyampe mana emang?"

"Kata abang becak sih, nyampe Jombor"

"Astaga, kenapa jauh banget?"

"Entahlah, Chimmon asal belok aja si"

"Yaudaah, istirahat dulu. Besok Max nyusul"

"Ih serius?? Besok??"

"Iyaa, kan Max flight komersial pertama besok dari ponti ke jakarta, bablas aja sekalian ke jogja nyusul calon istri"

"Waah, besok bawa pesawat komersial? Keren juga calon suami Harit"

"Iyadong, Max gituh"

"Sekarang lagi dimana?"

"Lagi di cafetaria, mau meeting jam setengah tiga"

"Sama capten senior?"

"Iyaa, untuk penjurusan maskapai"

"Max dapet maskapai apa?"

"Dapet AirAsia International Airlines, kalo untuk yang indo seputar palembang jakarta bali sulawesi aja, selebihnya inter"

"Waahh?? Kenapa Max lucky banget?? Langsung dapet inter loh!! Keren keren"

"Iyalah, hasil kerja keras nih. Apalagi kalo di dukung dari Sing Harit Brasier"

"Ih apaan, Harit cuma diem aja kok"

"Mana ada diem, pake celana pendek dikit aja udah bergerak itu"

"Ih menjurus ke itu muluk ah, kali kali kek ngomongin yang fresh gitu"

"Hehehe"

"Oiya, Harit mau mandi dulu ya sayangnya Harit. Sekalian mau boker, heheheeheheh"

"Astaga, iya iya udah sana. Nanti Max kabarin kalo udah mulai terbang ya"

"Okede, babay"

"Babaay"

Setelah selesai berbincang dengan kekasihnya, Max segera menghabiskan sandwich dan juga teh nya karena sebentar lagi meeting akan di mulai.

Ia lalu segera bangkit dan pergi ke ruang meeting 5 dan memulai meetingnya dengan teman dan juga capten seniornya.

Esok paginya, pada jam setengah tiga dini hari Max terbangun karena alarm ponselnya yang sudah ia setting.

Flight yang akan ia lakukan terjadwal pada jam setengah enam pagi, jadi ia harus sudah siap siap dari sekarang.

Maka dari itu ia segera mandi dan bersiap.

"Selamat pagi capt Max, selamat datang dan selamat menjalani flight pertama bersama kami" sambut para pramugari pada Max. Mereka sudah di daftar di pesawat yang sama dengan yang akan Max bawa.

"Pagi juga semuanya, makasih buat sambutannya. Udah pada sarapan belum?" Jawab Max sambil membenarkan dasinya.

"Oh otw capt, capt udah?"

"Belum, ayo sarapan" ajaknya lalu segera pergi ke tempat sarapan.

Ketika sudah waktunya flight, Max dan co pilot nya segera memasuki pesawat dan mulai check engine.

Setelah check engine, Max izin ke toilet sebentar sambil menelepon Sing.

"Harit, Max udah otw. Nanti Harit sharelock hotelnya aja ya, gausah jemput"

"Iyaa, hati hati ya" ucap Sing dengan suara seraknya. Ia terbangun karena telepon Max.

"Okee, babay"

"Bayy"

Setelah mengabari Sing, ia lalu langsung masuk ke cockpit dan segera melakukan take off prosedur.

Penerbangan berlangsung dengan lancar, dan saat setelah landing, Max memasuki bandara soekarno hatta dan segera menuju boarding gate dikarenakan pesawat yang akan membawanya ke jogja sudah boarding.

Satu jam terbang menuju jogja, akhirnya Max sampai dan jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Ia segera keluar dari bandara YIA dan menghubungi Guardnya.

"Bang dimana? Kok belum dateng?" Tanyanya pada Guardnya lewat telepon.

"Lagi di gerbang capt, saya bawa yang BMW"

"Okedeh, gue tunggu di exelco ya bang"

"Siap"

Max memutuskan untuk membeli smoothie dulu lalu segera menunggu mobilnya sampai, dan tak lama terlihat mobil oranye hitam nya mendekati.

"Full bang?" Tanya Max sambil menyerahkan koper pada Guardnya.

"Full capt, kalau gitu saya masukkan dulu capt" ujarnya lalu segera memasukkan koper Max ke dalam bagasi sementara Max memasuki mobilnya.

"Bang nanti stay di kantor papah ya, gue mau bawa Harit ke sana nanti" sang Guard itu pun mengangguk lalu ia membiarkan Max pergi sementara ia akan pergi dengan mobil khusus Guardnya.

Sing sudah memberikan lokasi hotelnya, dan itu tidak jauh dari UGM, jadi ia memutuskan untuk segera kesana.

Itu hotel yang dipilih oleh Purim, dan sesampainya disana ia langsung pergi ke lift sambil menghubungi Sing.

"Sayang dimana?"

"Harit lagi di kamar, masuk aja kamar nomor 142"

"Okedeh"

Max lalu langsung pergi ke kamar Sing, dan masuk ke dalam.

"Haloo calon istri" dilihatnya Sing tengah berbaring sambil bermain ponselnya.

"Haii juga calon suamiiii" sambut Sing sambil bangkit lalu merentangkan tangannya.

Max segera memeluk tubuh kecil nya itu dengan erat.

"Ih pake bokser doang? Mana pake kaos tipis lagi" protes Max. Sing lalu menatapnya dengan menyelidik.

"Ih Max juga, pake seragam pilot pake jasnya lagi, ih" protesnya balik.

"Auuhh, kan seragam kerja,gimana si ini pacarnya orang. Lagian, Harit pake beginian mau seduce Max apa gimana?hm?" Ujar Max sambil meremat bokong Sing.

"Ih tangannya nakal banget, gaada ya selama di jogja matting. Harit mau seneng seneng dulu disini sebelum kuliah" ujarnya seraya menarik tangan Max dari bokongnya.

Tetapi tangan itu kembali kesana, dan Sing pun membiarkannya selagi tak membuat hal yang 'mengundang'.

"Udah selesai urusannya?" Sing mengangguk kecil. Ia lalu dengan perlahan memanjat tubuh Max agar berada di gedongan koalanya. Max menrutinya dengan menopang tubuh itu dengan satu tangan.

"Tadi terakhir cuma suruh bikin kartu tanda pengenal aja sama ambil almat"

"Baguslah, nanti sore kita ke malbor ya"

"Nah iya sip, Harit belum kesana dari kemaren"

"Siap, sekarang Max mau mandi dulu. Kecium kan baunya?" Tanyanya. Sing lalu menghirup leher Max perlahan dan menggeleng.

"Bau bandara? Bau pesawat?" Tanyanya.

"Iyaa, bau pesawat. Makanya Max mau mandi dulu ah, Harit mau ikut?" Tawar Max dengan wajah mesumnya.

"ENGGAK!!" Tolaknya lalu segera melompat dari gendongan Max.

Bisa gawat kalau ia ikut, maka bisa bisa ia digempur habis habisan lagi olehnya.

Max tertawa kecil, ia lalu membuka jas dan seragamnya lalu diberikan pada Sing.

"Telpon mamah dulu gih, kata mamah dia mau ngobrol" pinta Max.

"Eh iya? Yaudah Harit telpon dulu"

_________________________________________


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C24
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen