App herunterladen
38.29% ueueue / Chapter 18: accident#18

Kapitel 18: accident#18

Sing baru saja bangun setelah pingsan hampir satu hari ini. Bahkan saat pertama kali ia mendengar tentang kondisi Max, ia langsung saja terjatuh pingsan.

Jujur keadaannya juga membuat yang lain panik. Chimmon sudah menenangkannya tadi, dan yang lainnya ikut menenangkan lelaki itu bergantian.

Sekarang sudah dini hari, dan ia tengah duduk di sofa ruangan Max ditemani Chimmon dan juga Ben. Sementara Max sempat terbangun, tetapi kembali tidur karena beratnya bius itu.

"Laper gak Sing? Makan dulu ya, tadi mamah Max nitipin ini buat lu" ujarnya sambil membantu melilitkan selimut lagi pada tubuh Sing.

Ia mengangguk kecil, kepalanya masih sedikit pusing.

Chimmon menyiapkan makanan itu untuk Sing, sementara lelaki kecil itu menatap Max yang masih tertidur.

"Max udah makan belum nchim?" Pertanyaan itu dijawab anggukan olehnya.

"Udah, tadi disuapin papahnya. Dia juga liat lu pingsan tadi, makanya dia nyuruh gue ngurus lu"

Chimmon kemudian memberikan kotak makan itu pada Sing, lalu membiarkan lelaki kesayangan Max itu memakannya sementara ia kembali melanjutkan rebahannya.

Mereka berdua rebahan di sofa siku yang cukup panjang itu, jadi setidaknya lumayan membantu.

Sementara Ben, ia sibuk menjawab pesan dari para penghuni dormitory yang menanyakan keadaan Max.

"Nchim, Purim mana?" Tanya Sing.

"Lagi balik ke dormitory ngambilin baju gue, bentar lagi balik kok" jawabnya. Sing mengangguk kecil, ia lalu mengambil air mineral dan meminumnya.

Selesai makan, ia menatap dirinya sendiri. Ia bahkan masih menggunakan baju tidurnya saat ini, dan sekarang ia merasa bahwa tubuhnya lengket.

"Lu mau ngapain?" Tanya Chimmon saat Sing sudah bangkit berdiri.

"Mau cuci muka"

"Eh nih, bajunya Max lu pake aja. Ganti dulu, kata Max juga gue suruh kasih ini" ujarnya lalu menyerahkan totebag berisi pakaian milik Max.

Sing pun menerimanya lalu dengan perlahan berjalan ke kamar mandi.

Chimmon menghela napas. Sejujurnya ia juga hampir pingsan karena tiga berita yang mengejutkan dari Max.

Yang pertama, Max sudah mengambil kesucian Sing. Yang kedua, Max sakit lagi dan harus dibawa ke lab. Dan yang ketiga, Max memiliki tumor di lambungnya.

Astaga, ia ingin sekali menampol Max saat ini. Ia pun menatap Max yang sedang terbaring itu dengan datar.

"Bocah sedeng, bisa bisanya bikin satu kampung kebakaran jenggot" gumamnya.

Setelah bersih bersih, Sing keluar dari kamar mandi dengan mengenakan training panjang milik Max, dan juga kaos kebesaran nya.

Ia lalu mendekati Max, dan duduk di kursi samping ranjangnya.

Ditatapnya lelaki jangkung itu, lalu memerhatikan wajahnya yang lebih pucat dari biasanya.

Astaga, ia sangat khawatir dengan kekasihnya itu.

Ia menghabiskan dua jam nya dengan menatap Max, dan tanpa sadar pagi pun datang.

Dokter shin memasuki ruangan itu, lalu segera memeriksa Max sejenak. Sing dan Chimmon memerhatikannya, sebentar lagi Max akan menjalani proses operasi nya.

Sang dokter pun mencoba membangunkan Max dan tak lama lelaki itu pun bangun.

"Max, sudah siap buat operasinya?" Tanya dokter shin ramah. Max hanya mengangguk kecil, ia lalu menatap sekitar mencari Sing, dan menemukannya di sofa.

Ia memanggil Sing dengan lambaian tangannya, lalu dengan perlahan ia mendekat ke Max.

Sementara dokter itu mengecek tensinya, Max menatap Sing.

"Udah gak pusing?" Tanyanya sambil mengusap pipi Sing.

"Enggak" Sing menggeleng kecil lalu mengenggam tangan Max yang berada di pipinya.

"Susuna, Max harus sehat" ujar Sing menyemangati Max. Lelaki itu mengangguk sambil tersenyum, lalu menarik pipi kekasihnya itu gemas.

"Iyaa, Harit. Nanti kalo Max udah masuk ruangan, Harit cari udara seger aja dulu sama Chimmon ya? Oke na?" Pesan Max. Sing cemberut kecil, tetapi tak urung ia mengangguk padanya.

" ayo Max, sudah waktunya" ujar dokter shin. Ia lalu memanggil asistennya untuk membawa ranjang Max menuju ruang operasi dan meninggalkan Sing disana.

Sekarang tinggal menunggu. Dan ia lalu menatap Chimmon.

"Yoklah pujaan hatinya Max Brasier, kita keluar dulu ngopi ngopi kek daripada angong disini kaga ngapa ngapain" ajak Chimmon sambil merangkul Sing. Ia menggiring lelaki itu untuk pergi sejenak dari sana.

"Sayang jangan lupa kuncinya ih!!" Seru Purim lalu membawakan kunci mobil yang ketinggalan padanya.

"Ohiya, hehe"

Ben sedang berada di toilet, dan tak lama ia keluar sambil menelepon orang tuanya.

"Max udah masuk ruang operasi pah, nanti kalo udah keluar Ben kabarin ya"

Ucapnya lalu segera pergi ke cafetaria.

Rencananya ia akan membeli sarapan dan memakannya dengan Din di ruang tunggu.

Penghuni dormitory sedang sibuk sibuk nya perihal Max. Jadi karena mereka khawatir dan mereka hanya bisa menyemangati, akhirnya mereka memutuskan untuk membuat rencana kejutan untuk Max saat kembali dari rumah sakit nanti.

"Mau gimana ini abang, rencananya hm?" Tanya Singto sambil menatap anaknya, Fiat.

"Jadi gini yah, nanti pemudi siapin yang kecil kecil aja, terus nanti geng ayah siapin yang gede gede, hehe" ujarnya.

Singto menatapnya datar, lalu mengangguk. Krist hanya menggeleng kecil memerhatikan suami dan anaknya itu.

"Daddy Mew jangan lupa, rencana kita yang kemaren" ujar Win sambil menatap daddynya itu membuat sang kekasih tertawa kecil.

"Iya iya sayang, ih bawel" ujar Mew sambil mengacak rambut anaknya itu.

"Ih rencana apaan? Kok mommy gatau?" Tanya Gulf yang kebingungan sambil menatap mereka.

"Ituu, untuk Max" jawab Win.

"Tuhkan, Bright pacar kamu bawa pulang aja sana. Nyebelin banget" gerutu Gulf membuat Win cemberut.

"Ih mommy mah, pundung ah Win" ujarnya kesal.

"Ih si eneng ngambek mulu" ucap Bright lalu mengangkat dagu Win.

"Ck, dah ah mending tanya sama yang lain aja" ucap Win.

"Yaampun bocah sedeng!! Kamu kira bunda gatau kalo kamu belom makan dari pagi heh!!" Teriak New membuat semua orang menatapnya.

"Yah mamah, kan enen baru bangun tadi mah" alasan Nanon pada mamanya. Fiat tertawa ngakak, sohibnya itu tengah dimarahi oleh bundanya dan terlihat lucu.

"Awoakwoakwok!!"

"Gaada alasan!! Kamu sama ayah makan sana!! Gak anak gak ayahnya, susah banget disuru makan" omel New yang membuat Tay dan Nanon sontak berlari ke dapur. Kalau tidak maka New akan mengamuk dan tidak mau berbicara dengan mereka.

Setelah selesai mengomeli suami dan anak sulungnya, Newwie beralih menatap Frank yang sedang mengemil snack sambil berbaring di pahanya.

Kalau yang satu ini tukang makan malahan.

"Aa' jangan kececeran atuh"

"Iya bunda ku, Frank bersihin nanti" jawab nya.

"Hiih, ni bocah bungsu. Drake ni anak gue lu kasi makan apaan? Bentukannya jadi kek gini" drake tertawa mendengarnya.

"Atuhlah, dikasi makan kodok goreng Frank nya nda" ucapnya.

"Pantesan ae kelakuannya kek gini" ucap New.

"Ih mamah, gini gini Frank juga nurun dari mamah ya"

"Iyain ae si anaknya supri"

"NOOO PAPIIIIII" kini berganti pasangan, maka bisa mereka dengar teriakan membahana dari Gun yang sedang mengejar Off disana.

"PAPIII ITU ULET PITON MAMIII"

"AAAAA, PAPII BUANG AJA LAH!! GANGGU ORANG MAU MESRAAN AE NI ULER" sorak Off. Namun tak lama ia berlari, ia memutuskan untuk menyerah dan duduk di dekat keluarga lainnya.

" udahhh, papii capek" keluh nya.

"Kaaan, papii udah tua jangan banyak gaya!! Nchim udah gede jugaan" ujar Gun lalu segera mengambil boneka kesayangannya itu dan mengambil posisi di pangkuan Off dengan nyaman.

Astaga, masih perkara yang sama.

"Iya iyaaa, babiii ku sayang" ucap Off lalu memeluk gemas lelaki kecil di pangkuannya itu.

"By, si nchim sama maspur masi di rs kan ya?" Gun mengangguk kecil sambil menciumi leher dan pipi Off.

"Kapan si Max selesai operasi ya?"

"Hmm, ditunggu aja papii" jawabnya.

"Iyadeh, semoga cepet sehat lagi tuh bocah tiang" ujarnya.

_________________________________________


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C18
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen