Vino menaikkan sebelah alis melihat Farah yang kini sudah meminjamkan mata di sofa. Udah tidur? cepet banget? perasaan cuman gue tinggal ke toilet deh. batin Vino
Sembari bergumam dalam hati dia melangkah mendekati gadis itu, karena tidak tega membiarkan gadis itu tertidur di sofa, Dia pun perlahan menaikkan Farah ke punggungnya dan membawa Farah ke kamar. Dengan Hati-hati dia menurunkan Farah ke atas ranjang dan menyelimutinya.
Vino tidak langsung pergi dari kamar Farah, melainkan berjongkok di sisi kasur untuk memperhatikan gadis tersebut. Dia menghela nafas pelan. Mengapa semuanya menjadi serumit ini? Jika saja tahu akhirnya akan seperti ini, bahwa Farah memiliki perasaan kepadanya dia tidak akan menggubris parah di awal pertemuan mereka.