Naura masuk ke dalam mansion dengan tetap membawa majalah yang lusuh itu bersamanya.
Setelah sampai di kamar, Naura mengambil gunting dan juga isolasi. Dengan kegeraman hati, Naura merobek halaman depan yang menjadi berita utama dan menempelkannya di pintu.
Kaki Naura sudah lebih kuat untuk menyangga tubuhnya meskipun tidak bisa bertahan lama.
Brakkk!
Naura melempar sisa majalah itu di bawah kakinya dan menginjak-injaknya hingga semakin lusuh.
"Kenapa kau selalu mengecewakanku Delice? Wanita mana lagi yang bersamamu? Berkali-kali kau mengkhianatiku, tapi kenapa aku tidak bisa membencimu?" gumam Naura sedih karena airmata sudah membasahi pipinya.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk... Olin!" panggil Naura dengan lemah.
"Nyonya!" pekik Bath yang di tugaskan untuk terus berada di dekat Naura.
Bath langsung menggendong Naura untuk masuk ke dalam kamar tapi Naura mencegahnya.
"Bawa aku ke kamar tamu saja," pinta Naura.
"Olin! Olin!" teriak Bath panik.