App herunterladen
7.82% Love My Destiny / Chapter 32: LoveMyDestiny-32

Kapitel 32: LoveMyDestiny-32

Hosh… Hosh…

Qionglin duduk lemas di bawah pohon besar. Dia baru saja menghancurkan kuil tempat dimana dia masuk dan terjebak di dunia imajinasi. Kuil itu sungguh menyesatkan, bisa membahayakan semua orang jika masuk ke kuil itu. Belum lagi jika pikiran mereka kotor maka mereka akan terperangkap seumur hidupnya berada di kuil itu. Dan menjadi mangsa siluman yang kelaparan. Untung saja dia bisa menghancurkan kuil itu dan membawa raga Bao Yu ke dunia manusia. Dan lebih untungnya lagi, saat Raja Iblis menyerangnya tiba-tiba saja cambuk emas milik Qionglin keluar dengan sendirinya. Memang benar semua yang berhubungan dengan imajinasi, akan hidup dengan sendirinya.

Dan saat ini Qionglin menatap abu kuil yang berserakan dan menjadi kunang-kunang. Dia pun tersenyum, itu tandanya dia berhasil menyelamatkan satu nyawa.

"Qionglin dahimu…"

Qionglin langsung meraba dahinya yang tak merasakan apapun. Dia pun menatap Xianlun dan juga Wenhua dengan penasaran. Apalagi ekspresi wajah mereka yang sangat menjengkelkan bagi Qionglin.

"Ada apa dengan dahiku?" tanya Qionglin heran.

"Darimu berwarna merah?"

Berwarna merah? Qionglin menggunakan kekuatannya dan mendatang kan satu cermin kecil di tangannya. Lalu mengarahkan cermin itu ke arah wajahnya dan terkejut. Dahinya memang berwarna merah, seperti tanda angin dengan dua bola mata. Sedangkan pergelangan tangan Qionglin juga memiliki tanda suku angin dengan tiga bola mata berwarna hitam.

"Tanda ini kenapa muncul di dahiku? Bukannya dia sudah muncul di pergelangan tanganku?" Qionglin menghilangkan kaca tu sekali kejap.

"Aku juga baru melihatnya. Tandanya seperti tanda angin, tapi bermata dua."

Qionglin menunjukkan pada Wenhua jika dia juga memiliki tanda angin tiga bola mata di pergelangan tangannya. Tanda itu berwarna hitam, sedangkan di dahinya berwarna merah. Besok atau lusa mungkin tanda angin akan keluar di pergelangan tangan kanan Qionglin, atau mungkin di pergelangan kaki Qionglin dengan banyak bola mata dan juga warna yang berbeda.

Kesal. Tentu saja iya semua orang pasti akan menganggap jika Qionglin adalah wanita yang aneh, memiliki tanda merah di dahinya.

"Sudah jangan bahas tanda itu dulu, sebaiknya kita pulang dan meminta Bao Yu untuk kembali ke raganya." lerai Xianlun yang mulai jenuh dengan tanda angin itu.

"Baikkah kita pulang lebih dulu, tempat ini juga tidak begitu aman."

Mereka pun segera menghilang dari hutan dan pulang. Jangan sampai ada manusia yang melihat hal ini. Sesampainya di rumah Qionglin langsung meminta Bao Yu untuk keluar dari tubuh manusia itu dan kembali ke tubuhnya sendiri. Dengan kunci jika Qionglin harus menghancurkan cincin ini.

Dan benar saja saat cincin ini dihancurkan saat itulah tubuh manusia Bao Yu tergeletak lemah tak berdaya. Sehingga Wenhua langsung memasukkan sukma manusia itu untuk kembali ke raganya.

Dua wanita itu bangun dengan sendirinya, Bao Yu yang langsung mengucapkan banyak terima kasih pada Qionglin. Sedangkan wanita disamping Bao Yu malah menatap mereka semua aneh.

"Dimana aku?" wanita itu memegangi kepalanya pusing sambil menatap sekeliling rumah Qionglin heran. "Ini di zaman apa? Kenapa rumahnya bambu semua?" ujarnya lagi

Dengan sedikit jengkel Wenhua langsung menggunakan kekuatannya dan mengirim wanita itu kembali ke asalnya. Entah berasal dari mana wanita itu sampai-sampai nyasar di dunia Qionglin.

Sedangkan di sisi lain Liu tampak khawatir saat mendengar jika Qionglin tidak ada di rumah selama dua hari. Dia pergi ke suatu tempat dimana dia ingin menunjukkan sesuatu untuk Liu. Sejujurnya hal itu tidak perlu, tapi wanita itu malah pergi setelah merasa kondisinya membaik.

"Apa dia tidak berpikir jika dia akan kembali sakit lagi? Dia baru saja sembuh dan mungkin aku akan menarik telinganya agar dia sadar, jika dia itu salah." omel Liu pada dirinya sendiri.

Andai saja berbicara dengan Qionglin sama dengan berbicara pada Yuenyi, mungkin saja Liu akan berbicara seperti itu pada Qionglin. Sayangnya nyalinya begitu menciut saat melihat Qionglin.

"Aku akan pergi ke rumahnya, dan memastikan jika wanita itu sudah pulang."

Meraih tas coklat biasanya Liu pun segera pergi ke rumah Qionglin. Sambil menata kata-kata yang akan disampaikan pada Qionglin saat dia bertemu dengan wanita itu. Dan kali ini Liu akan berbicara seperti dia tengah berbicara pada Yuenyi. Bukannya mereka teman? Dan teman tidak akan merasa canggung sama sekali bukan? Dan Liu akan membiasakan diri untuk tidak canggung saat bersama dengan Qionglin.

Tak lama Liu pun sampai di rumah Qionglin, pria itu langsung mengetuk pintu rumah ini hingga terbuka. "Apa Nona Qionglin ada?"

"Kebetulan Nona Qionglin baru saja sampai di rumah. Masuklah."

Liu pun segera masuk dan melihat Qionglin yang lagi duduk santai bersama dengan Wenhua dan juga Xianlun. Mereka terlihat sangat santai dan menikmati secangkir teh.

"Nona Qiong, Tuan Li mencarimu."

Ucapan itu langsung membuat Qionglin menoleh, dia pun segera berdiri dan menyapa Liu. Begitu juga dengan Liu yang langsung menyapa Qionglin, Xianlun dan juga Wenhua. Seketika itu juga Wenhua dan Xianlun memilih pergi meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Bao Yu dia masih beristirahat sambil memulihkan energinya.

"Aku marah padamu." ucapan Liu mampu membuat Qionglin menatapnya aneh. Pria itu baru saja datang ke rumahnya dan sekarang dia bilang jika dia tengah marah pada Qionglin?

"Kau marah kenapa?"

"Kau ini baru saja sembuh dari sakitmu, dan kau malah pergi tanpa seizinku. Kau tahu aku sangat khawatir dengan keadaanmu. Bagaimana jika kau kembali sakit, hmm?"

Qionglin tersenyum, "Jika aku sakit maka kau harus merawatku."

"Jadi kau lebih suka sakit dari pada tidak?" ucap Liu memicing.

"Sejujurnya iya. Kalau tabibnya kamu, mungkin aku akan meminta Dewa untuk mengabulkan doaku."

"Doa apa?"

Qionglin berdoa jika dia ingin sakit satu pekan sekali, untuk bisa berobat pada Liu. Atau mungkin membuat repot pria itu untuk mengurusnya saat dia sakit. Sayangnya Dewa tidak pernah mengabulkan doa itu. Lagian Qionglin pergi dua hari juga ada urusan, belum lagi Qionglin meminta tumbuhan Baharzman dan dia tunjukkan pada Liu.

"Aku memetik ini di gunung Fujian, ini bisa kau gunakan untuk meracik obat."

Liu menatap bunga kehidupan ini dengan menganga, tumbuhan langka ini jarang sekali ditemukan di desa Jie Xie. Tumbuhan yang hanya tumbuh di pegunungan tinggi. Dan bahkan untuk memetik hal ini saja harus berhari-hari. Liu pernah mendengar berita bunga ini jika banyak tabib yang tewas saat mengambil bunga ini. Tapi Liu juga bersyukur jika Qionglin bisa kembali dengan selamat saat mengambil bunga ini.

"Kau tidak perlu melakukan hal ini, ini cukup bahaya." ketus Liu.

"Aku tau kau akan marah saat tahu aku pergi, makanya aku mengambil bunga itu agar kau tidak marah. Maafkan aku jika membuatmu khawatir."

Liu mengangguk, "Kali ini aku maafkan. Tapi setelah ini jangan harap. Aku tidak akan memaafkanmu apapun yang terjadi."

"Ya baiklah, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan meminta izinmu saat aku pergi dari rumah. Apa kau puas?"

"Hmm, sekarang ikutlah denganku. Ada hal yang ingin aku tunjukkan padamu."

"Apa?"

"Ikut saja kau akan tahu setelah ini."

-LoveMyDestiny-


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C32
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen