Semuanya selesai. Kemudian Fathan membawa bubur tersebut ke dalam kamar. Ia membuka pintu, dan rupanya Alleta masih terbaring lemah di atas tempat tidur. Fathan meletakkan mangkuk di atas meja, ia lalu membangunkan Alleta untuk makan dan minum obat.
"Al, aku udah siapkan makanan. Dan aku juga sudah membelikan obat untukmu," ucap Fathan.
Alleta berusaha untuk duduk, lalu dibantu oleh Fathan, "Seharusnya kamu tidak perlu seperti ini.Lagi pula, aku bisa melakukannya sendiri."
"Sudah, tidak apa-apa. Yang terpenting sekarang adalah, kamu sembuh."
Alleta menjawab dengan anggukan pelan. Kemudian Fathan menyuapi Alleta. Suasana menjadi hening untuk beberapa saat, bahkan Fathan dengan pelan sekali menyuapi istrinya itu.Alleta menatap wajah Fathan dengan pandangan nanar. Baru kali ini, ia merasakan Fathan begitu perhatian terhadap dirinya. Tiba-tiba Alleta teringat akan sesuatu, segera ia melirik ke arah jam yang berada di dinding.