"Emang dia apa Keren?" tanya Dita yang Keren belum sempat menyelesaikan ucapannya.
Ana merasakan keringat dingin dalam dirinya. Dan tanpa sadar Keren juga ikut keringat dingin seperti Ana.
Mereka berdua bingung ingin menjawab apa. Sampai Keren membatin dalam dirinya.
"Kenapa sih mulutmu ini tidak bisa dikontrol Keren!"
"Ini juga salah Ana sih! kenapa dia tidak memberitahu semua karyawan kantor bahwa dia seorang istri dari CEO perusahaannya sendiri" lanjut batin Keren.
Masih dengan sabar sekertaris Dita menunggu jawaban salah satu dari mereka.
"Maksud Keren itu supaya Ana tidak dicari adik Bryan, Ana harus pamitan terlebih dahulu kepadanya untuk pulang malam," ucap Ana menjelaskan diawal yang sangat gugup.
"Oh... Begitu aku kira ada apa," ucap Dita yang hampir berfikir negatif.
"Yasudah mbak, Ana antar sahabat Ana turun kebawah dulu yah mbak," pamit Ana yang tidak ingin berlama-lama di sana.
"Iya, kalau begitu mbak mau lanjutin pekerjaan mbak dulu," balas Dita.