App herunterladen
8.36% LOVELIST / Chapter 24: Bab 24 : Dua puluh empat

Kapitel 24: Bab 24 : Dua puluh empat

"Ekhem.. aduh.. lebih baik kasmaran di ruang tertutup saja. Kasian dengan kaum para jomblo dan juga kalian tidak malu apa? di lihat oleh pengunjung restoran lainnya hahaha," ucap Ara dengan tawa kecilnya untuk  menyadarkan kakaknya dan kekasih kekasih kakaknya itu.

Alex yang mendengar suara seseorang, segera ia mengalihkan tangannya dari sudut bibir Ana. Dan ia kembali membenarkan duduk dengan posisi yang benar.

Dan Ana juga merasakan hal sama seperti Alex. Ia menjadi gelagat bingung dengan situasi barusan yang ia alami.

"Ternyata kakakku ini tidak tau tempat yah untuk kasmaran," goda Ana sambil duduk di kursi yang ia tempati tadi.

"Kakak hanya membersihkan saus yang ada di sudut bibir Ana," jelas Alex dengan perasaan campur aduk.

"Masa sih?" goda Ara lagi sambil menaik turunkan Alisnya.

"Sudahlah terserah apa pikiranmu!" jawab Alex dengan ketus.

"Ye.. gitu aja sewot amat kak," balik jawab Ara juga dengan sewot.

"Sudah-sudah jangan bertengkar. Malu di lihat pengunjung restoran," lerai Ana kepada Alex dan Ara.

"Sekarang kita langsung bayar makanan kita dan lepas itu pulang," lanjut Ana sambil berdiri dari duduknya dan setelah itu di ikuti oleh Alex dan Ara.

Saat di kasir, Ana yang ingin membayar makanannya sendiri. Langsung di cegah oleh Ara.

"Kak Ana tadi kan aku sudah bilang. Biar semua makanan di bayar oleh kak Alex," cegah Ara sambil memegang tangan Ana yang terdapat ATM.

"Ya kan, kak Alex?" lanjut Ara sambil melirik kakaknya.

"Hm.. iya." jawab Alex dengan singkat disertai wajah dinginnya.

Lalu Alex mengeluarkan kartu handalannya yang limited dari dalam dompetnya.

"Meja nomer 3, berapa semua totalnya?" tanya Alex kepada sang kasir.

"Semua totalnya Rp 776.500, tuan" jawab sang kasir dengan sopan.

Lalu Alex memberikan kartunya handalannya tersebut kepada kasir untuk membayar makanan yang ia beli tadi.

Sedangkan Ana yang mendengar total harga semua makanan yang ia beli bersama dengan Alex dan Ara. Ia terkejut dengan harga yang di sebutkan oleh kasir.

"Gilaa! untung tadi bukan aku yang bayar. Jika aku yang bayar akan sangat rugi besar dan juga uang segitu bisa aku gunakan sehari-hari," batin Ana dengan perasaan lega.

"Ini tuan kartu Anda," ucap sang kasir sambil memberikan kartu handal Alex.

Lalu Alex menerimanya dan menaruh lagi dalam dompet.

"Silahkan tuan anda ketik pin kartu Anda di sini," lanjut sang kasir sambil menunjuk alat EDC.

Lalu Alex menekan pin kartunya di alat EDC.

"Terima kasih tuan sudah mengunjungi restoran kami, semoga hari anda menyenangkan dengan istri anda," ucapan seorang kasir untuk Alex.

"I-istri?" ucap Alex dengan terbata-bata.

"Haha.. terima kasih ya mbak atas ucapannya. Memang kakakku ini pemalu dengan istrinya ini." seloroh Ara kepada penjaga kasir dengan tawa kecilnya.

Penjaga kasir pun menanggapi dengan tersenyum manis untuk membalas perkataan Ara.

*

*

**

Setelah itu mereka melangkahkan kakinya keluar dari restoran dan menuju ke arah mobil Alex untuk kembali pulang.

Selama di perjalanan ke arah rumah Ana, tidak ada percakapan sama sekali. Hanya terdengar suara deru mesin mobil.

Sekitar lima belas menit kemudian, sampailah mobil yang di kendarai Alex di depan rumah Ana.

"Terima kasih sudah mengantar saya sampai rumah dan terima kasih juga sudah mentraktir saya makan," ucapan terima kasih kepada Alex dan Ana.

"Sama-sama kak," balas Ara dengan senyum hangatnya. Sedangkan Alex diam saja tidak menjawab.

Ana sedikit jengkel karena ucapannya sedikitpun tidak di balas oleh Alex.

"Baiklah aku pulang dulu, sampai jumpa lagi Ara," pamit Ana dengan wajah yang sedikit masam.

"Dah.. kak sampai jumpa juga." Balas Ara dengan wajah yang berseri-seri.

Lalu Ana turun dari mobil yang ditumpanginya.

Setelah kepergian mobil Alex dari depan rumahnya. Ana masuk kedalam rumahnya. Ia melihat motor maticnya yang sudah terparkir di halaman rumahnya yang minimalis itu.

"Loh.. dimana kontak montor ku?" Tanya Ana dengan bingung kepada dirinya sendiri.

"Loh.. kok pintu rumah ke buka?" Lanjut Ana bingung sambil menunjuk pintu rumahnya.

Setelah itu, Ana segera masuk ke dalam rumahnya dengan pelan-pelan, takut ada seorang perampok masuk ke rumahnya.

"Bryan!" ucap Ana sedikit teriak saat ia melihat adiknya yang berada di ruang tamu sedang menonton TV.

Bryan yang mendengar namanya di panggil dengan keras, segera ia mengarahkan kepalanya ke sumber suara.

"Kakak!" ucap Bryan dengan sedikit terkejut.

"Kakak habis dari mana?" Lanjut tanya Bryan.

"Kakak habis keluar tadi," balas Ana sambil duduk di sofa.

"Keluar kemana kak?" tanya Bryan lagi.

"Kakak keluar c-cari udara karna kakak b-bosan berada di dalam rumah t-terus," jawab Ana dengan terbata-bata.

"Oh.. iya kak, saat aku pulang sekolah tadi kan kakak tidak ada di rumah dan montor kakak di bawa oleh seorang pria berbadan kekar." jelas Bryan dengan penasaran.

Ana terkejut dengan pernyataan adiknya itu.

"Em.. i-tu tadi motor kakak kan bocor j-jadi kakak di bantu orang bawa montor kakak ke rumah. Terus kakak ketemu deh di tengah jalan sama temen kakak, terus kakak nebeng deh sama temen kakak," jawab Ana yang di awal dengan gugup.

"Ohh.. ya sudah kalau gitu. Sekarang kakak bersihkan badan terus lanjut makan habis itu istirahat," ucap Bryan sambil mendorong punggung Ana kearah kamarnya.

"Kakak gak makan, kakak sudah kenyang. Tadi sudah makan di luar," tutur Ana.

"Ya sudah mending kakak langsung istirahat saja, jangan lupa bersihin badan dulu sebelum istirahat," tutur balik Bryan.

"Kalau gitu kakak ke kamar dulu," pamit Ana sambil berjalan menuju ke arah kamarnya.

Bryan hanya menjawab dengan mengacungkan 2 jempolnya saja dan di iringi dengan senyum manis.

*

*

*

Di kamar yang minimalis yaitu kamar Ana. Ana sedang merebahkan badannya di atas ranjang tidurnya, setelah membersihkan badannya.

"Ahh.. capek sekali keliling wahana tapi seru juga sih," ucap Ana dengan nada lelahnya.

Beberapa menit Ana termenung, akhirnya ia tersadar dan ia mempunyai ide untuk mengisi waktu luangnya itu.

"Em.. lebih baik lihat drakor aja deh sebelum tidur hahaha," ucap Ana dengan bangga sambil mengambil ponselnya yang masih di dalam tas kecilnya.

Setelah beberapa menit Ana memilih drama yang mana yang mau di tonton. Akhirnya ia memilih drama yang berjudul Vincenzo.

"Oh.. my good nice DuRen (Duda Keren) ku," ucap Ana dengan hati berbunga-bunga.

"Dia sangat tampan meskipun umurnya sudah mau 40 tahun," lanjut Ana yang masih dengan hati berbunga-bunga.

Berjam-jam Ana menonton drakor yang ia tonton itu. Sampai ia tidak sadar kalau jam sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam.

"Astaga! ternyata sudah malam sangking asiknya nonton drakor," ucap Ana dengan keterkejutannya.

Lalu Ana menaruh kembali ponselnya. Dan ia turun dari ranjang menuju ke arah kamar mandi.

Setelah selesai dari kamar mandi, Ana bersiap untuk mengistirahatkan tubuhnya itu.

"Lanjut besok aja deh nonton drakornya. Sekarang kita tidur dengan nyenyak sambil mimpi ketemu song Joong Ki hihihi." ucap Ana dengan wajah gembira sambil mencari posisi tidur yang enak.


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C24
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen