"Apa kamu tahu apa yang aku rasakan saat ini dengan sikap kamu seperti ini," tanya Bian, Jackran tidak menggubris Bian, ia masih membaca buku yang ada di tangannya,
"Aku merasa kamu kembali membuang aku," ucap Bian, Jackran menghentikan kegiatannya dan meletakkan buku yang di bacanya ke atas pahanya,
"Membuang?" Jackran mengulangi perkataan Bian, ia tidak suka dengan pemilihan kata Bian, yang menurutnya itu seolah Bian melihat bahwa Jackran melihat Bian tidak berharga.
"Jangan bicara omong kosong," ucap Jackran membentak Bian,
"Kenapa kamu harus selalu mencari pertengkaran, aku capek Bi dengan sikap kamu yang seperti ini," ucap Jackran kepada Bian.
"Apa kita harus melanjutkan pernikahan ini, jika kamu tidak menginginkan aku seperti ini," ucap Bian lagi,
"Bianatya," bentak Jackran, ia menatap Bian tajam,
"Aku merasa tidak berharga, dan merasa diabaikan jika kamu juga tidak ada dipihak aku Ran," Bian balas membentak,
“Aku nggak mau menjadi orang yang tidak melakukan apa-apa Ran, dan hanya mengandalkan kamu, aku juga menginginkan penghasilan sendiri,” ucap Bian kemudian.
Mengukir Namaku di Hatimu