Di tanah lapang di mana rombongan beristirahat.
AhLei dan DaHuang menjaga perimeter, walau AhLei sudah memasang jimat di sekitarnya tapi mereka tetap harus waspada, menurut AhLei sangat aneh tanaman hidup menyerang begitu bertubi-tubi, ini pasti karena hutan ini sudah dipersiapkan untuk area pertempuran sebelumnya, biasanya tanaman akan menyerang saat pelintas mendekati pohon dan sekitarnya, tapi serangan tadi sepertinya memang sudah direncanakan, rupanya ada yang sudah menunggu kedatangan mereka di hutan.
Fei memangku kepalanya dengan satu tangannya berusaha untuk memejamkan matanya, sementara tangan lainnya menepuk-nepuk dada Hong yang merebah di pangkuannya di atas permukaan tanah berumput yang sudah ditutupi kain di mana mereka akan beristirahat malam itu, mereka harus banyak istirahat, dan berada di dalam kereta berukuran kecil yang gerakannya terbatas membuat tubuh Hong sakit karena tidak bisa bergerak leluasa, ia anak yang sangat aktif, bayangkan duduk beberapa lama di dalam apalagi seharian.
"Apa yang kau pikirkan dik, ayo pejamkan matamu, kita harus mengumpulkan energi untuk perjalanan besok" ujar Fei melihat mata Hong yang masih berkilat-kilat.
Hong menoleh, melihat wajah Fei sambil mengerutkan alisnya.
"Em, kak, apa, tanaman itu, takut pada sesuatu, seperti, senjata tajam, atau api?"
Fei berpikir sebentar, seharusnya tanaman takut api, tapi menurut AhLei tanaman itu bukan tanaman biasa, mereka hidup karena ada arwah di dalamnya, makanya tempat itu disebut hutan arwah.
"Em, sepertinya harus dilawan dengan pedang yang sangat tajam, dan juga mantra, karena mereka itu makhluk hidup, sama seperti manusia hanya kekuatannya berbeda"
Hong membulatkan mulutnya.
"Oh begitu, em, kalau darah kak? Apa, mereka takut pada darah?"
Fei tersenyum, pertanyaan Hong polos menurutnya, tapi ia berpikir lagi, ia melihat pengawal yang terluka tadi tubuhnya berlumur darah tapi tanaman itu masih terus melilitnya.
"Em sepertinya tidak takut, apalagi darah, makhluk itu haus dengan darah, tentunya akan menghisap darah lebih banyak dan bisa jadi lebih kuat"
Hong mengembungkan mulutnya kembali.
"Oh begitu" tapi ia melihat telapak tangannya yang sudah dibalut perban dengan rapih, tadi mungkin hanya kebetulan saja tanaman itu mundur, bukan karena dirinya juga.
Fei tersenyum, ia membelai rambut Hong.
"Sudah jangan banyak bertanya, cepat pejamkan matamu istirahat yah"
Hong mengangguk, ia meraih tangan Fei dan mendekapnya, bahkan Fei terkejut.
"Pegang Hong kak, Hong takut"
Fei tersenyum, anak ini, begitu manis kalau ia mau tidur, entah ia sadar atau tidak kalau ia begitu nakal dan membuat banyak orang sakit kepala, ingin sekali menyentil dahinya lagi gemas, tapi Fei justru membelai keningnya, menundukkan kepala mengecupnya.
"Anak nakal"
.......................
Di kota BaYau.
Di kedalaman goa di ruangan yang sangat luas dan indah, di mana terlihat beberapa pengawal berdiri di depan pintu dan dalam ruangan melayani raja HoWang yang duduk dengan nyaman di dipannya, menikmati makanan kecil dan pijatan lembut dari para pelayan cantik di belakangnya, para wanita itu layaknya suku Hua biasa, cantik, berkulit bersih putih dengan tubuh bersih dan harum, mereka suku Mistis yang tak berbeda dengan suku lainnya, karena HoWang adalah keluarga bangsawan, ia memiliki penampilan yang sedikit lebih istimewa dibanding yang lainnya, ia tinggi besar, wajah tampan walau menyimpan banyak kekejian dari sorot matanya.
Walau HoWang memiliki ilmu sihir tingkat tinggi yang membuat telinganya melancip layaknya hewan iblis tapi ia tetap memiliki pengawal setia OWai yang berdiri di sampingnya, pria dengan tinggi hampir dua setengah meter, otot yang besar dan wajah beringas tanpa ekspresi, sangat cocok untuk berada di sisi raja muda itu.
Buk buk buk! Suara langkah kaki cepat dari luar pintu, HoWang mengangkat kepalanya dan melihat salah satu Mentri andalannya Mentri urusan dalam hutan mendekat dengan wajah serius, Mentri itu menurunkan tubuhnya saat mendekat rajanya.
"Lapor Yang Mulia, ada, sesuatu yang hendak hamba sampaikan"
HoWang mengibaskan tangannya meminta Mentri yang sudah cukup berumur itu berdiri dan apa alasan orang itu menganggu waktu istirahatnya.
"Ada apa pak tua Luo, kau tidak tahu aku sedang istirahat yah" dua pelayan kecil memijat leher HoWang yang kaku.
Pak tua Luo, Mentri Luo berdiri.
"Eh ma maaf Yang Mulia, tapi, Yang mulia minta hamba laporkan kalau ada hal yang janggal di perbatasan, dan ini masalahnya, perbatasan menuju ke kota ErShan sudah bisa ditembus musuh, mereka berhasil lewat dan masuk ke dalam kota"
"Oh yah? Mereka sudah datang rupanya? Pertahananmu bagaimana? Bukankah aku sudah memerintahkanmu untuk meningkatkannya? Bagaimana masih bisa kelolosan? Kau atur saja Lau Luo, mereka orang-orang yang sangat nekat, kita lihat seberapa jauh kenekatan mereka itu sampai mana "
Mentri Luo tak berani melihat wajah rajanya, tapi ia mengangkat kepalanya sedikit.
"Eh, ma masalahnya Yang Mulia, ada, yang berhasil mematahkan mantra hamba, hal ini, hampir tidak pernah terjadi sebelumnya"
Berita itu membuat HoWang sedikit fokus, ia mengibaskan tangannya meminta dua pelayan menjauh darinya, ditegakkan duduknya.
"Wah ini baru, apa maksudmu mematahkan mantramu? Bukannya sebelumnya kau bilang mantramu tak akan bisa patah walau pengawal terbaik BaYau menyerang? Apa ini bukan karena kau lalai saja?"
Mentri Luo tak berani mengangkat kepalanya kembali, ia mengepalkan tangannya di depan dada menunduk hormat.
"Lapor Yang Mulia, memang, sebelumnya belum ada yang berhasil, hamba, sangat cemas makanya melapor pada Yang mulia secepatnya"
HoWang menarik bibirnya menyeringai, ia berdiri dari duduknya, mengibaskan lengan bajunya yang lebar.
"Hem, ini menarik, awasi para tamu itu, aku jadi penasaran, apa benar mereka mematahkan mantramu atau hanya karena kemampuanmu saja yang berkurang jauh"
Mentri Luo menurunkan seluruh tubuhnya berlutut.
"Ampun Yang Mulia hamba yakin dengan mantra hamba, kali ini biar hamba memeriksanya langsung untuk menebus kesalahan hamba"
HoWang mengibaskan tangannya.
"Yah yah, lakukan saja apa yang kau inginkan pak tua, aku memang sedang menunggu tamu yang sangat penting, mereka mungkin sudah tiba lebih cepat dari yang diduga, hehe"
########
— Bald kommt ein neues Kapitel — Schreiben Sie eine Rezension