-------------
"Ah adik Bai, kenapa, aku tidak melihat tuan putri sejak tadi?"
"TangYuan pergi ke istana, Yang Mulia Kaisar mengirim orang untuk menjemputnya, tadinya ingin mengajak Hong ikut tapi FeiEr tidak mengijinkannya"
JiuYe menganggukkan kepalanya, mengelus janggut panjangnya.
"Ooh begitu"
Di group meja klan Bulan Merah.
Beberapa pria muda dengan wajah serius, salah satu di antaranya dengan pakaian dan senjata yang cukup menonjol perhatian, GuiSe, putra satu-satunya pemimpin klan GuiLaDe, ia pemuda berusia dua puluh empat tahun yang sangat gagah, memiliki wajah yang tampan dari keturunan Ibundanya, bukan GuiLaDe pastinya, mata yang tajam melirik sekitarnya, memiliki senjata andalan sebilah golok dengan gagang panjang menyerupai jendral besar yang ditaruh di sampingnya, ia melirik sekitar bahkan kerap melihat ke arah Hong dan lainnya yang bersenda gurau di sisi lain, suara tawa Hong seakan bisa didengarnya jelas walau hanya melihat wajahnya saja dari kejauhan.
"Hehehe kak Song ini"
Pria muda di samping GuiSe mendekat dan berbisik.
"Tuan muda, tuan besar bilang kita harus mencari anak muda, anak laki-laki, itu seperti anak perempuan, apa, mungkin Ou salah yah?"
GuiSe mengangkat cangkirnya tehnya dengan tenang, masih tak bisa melepaskan pandangannya dari Hong.
"Sepertinya bukan dia, anak itu sangat lembut bagai anak gadis, dia sepertinya juga tidak bisa ilmu bela diri, kak Ou bilang beladirinya cukup hebat"
Dua anak muda yang lainnya menganggukkan kepala mereka bersamaan sambil mengelus dagu mereka.
"Iyah menurut kak Ou ilmunya hebat, terbukti juga kenapa pedangnya bisa terbelah jadi dua begitu"
"Yah sepertinya memang bukan tuan muda, tapi, anak itu memang manis sekali" bisik pemuda di samping GuiSe.
GuiSe melirik pria muda di sampingnya tajam, seketika pria muda itu tahu diri dan mundur sebelum tuan mudanya marah padanya.
"He"
Di istana kekaisaran.
Bangunan yang megah, umbul-umbul simbol negara yang menjulang tinggi, gerbang utama yang penuh dengan penjagaan ketat, bangunan tinggi dengan ormanen indah dan rapih, lapangan depan yang sangat luas, tidak aneh itu adalah istana kekaisaran Tang yang sangat berkuasa, yang berhasil menyatukan lima negara dalam kesepakatan pemerintahan yang adil dan merata hingga menghindari terjadinya peperangan karena perebutan wilayah dan lainnya, era Tang yang jaya.
Setelah memasuki gerbang utama istana, kereta kencana besar dengan ornamen kerajaan yang megah memasuki area jalan masuk menuju istana tempat tinggal Kaisar dan Ratu, istana Perak yang megah.
Singkat cerita soal denah istana kerajaan Tang Agung.
Istana besar memiliki banyak istana kecil hingga besar yang digunakan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan, Istana Perak adalah tempat tinggal Kaisar dan Ratu, letaknya tak jauh di samping istana Emas yang menjadi pusat pemerintahan dan administrasi, lalu ada Istana Jade, istana Sakura, hingga beberapa Paviliun kecil yang walau kecil muat banyak orang di dalamnya untuk tamu kerajaan, ada juga beberapa istana kecil agak jauh di belakang istana untuk tamu khusus seperti keluarga dan selir, bahkan ada satu bangunan khusus untuk menghukum keluarga istana yang melakukan kesalahan dan tidak bisa keluar, Istana Dingin, walau ada yang ingin tinggal di sana sekedar untuk melepaskan penat karena istana itu terletak di bagian paling belakang dekat pengunungan yang sangat tenang.
"Klop klop klop klop"
Suara tapak kaki kuda berjalan anggun menelusuri jalan hingga berhenti tepat di gerbang masuk istana Perak.
"Yang Mulia Tuan Putri tiba!!" Seru penjaga pintu yang suaranya menggema hingga ke penjuru istana peristirahatan tersebut.
TangYuan turun dari kereta, ia seorang tuan putri dengan pakaian kebesaran berwarna merah dan emas yang megah, bagian bawah yang megar dengan lapisan sutra yang dipenuhi bordir burung dan bunga sakura khusus untuk seorang tuan putri, sangat cantik. Ia diikuti ErNiang dan beberapa pelayan setianya memasuki pintu besar istana Perak, langsung masuk ke ruang santai di mana sudah ada beberapa pelayan istana menyambutnya dengan hormat.
"Hormat tuan putri"
TangYuan langsung masuk ke ruangan dalam, di mana ada seorang wanita agak tua, sebaya dengan ErNiang menyambutnya.
"Salam hormat Tuan Putri, selamat datang kembali di istana Perak"
Wanita itu LuoMa, ia pelayan setia Permaisuri GaoNiang, wajahnya tegas, hampir tidak ada senyum, TangYuan sudah lama tidak melihatnya tapi sepertinya tampangnya tidak jauh berbeda dari terakhir ia bertemu.
"LuoMa, di mana majikanmu? Tuan putri datang kok tidak di sambut, sopan sekali dia, sudah bosan hidup yah"
TangYuan duduk di salah satu kursi paling indah di ruangan, para pelayan langsung melayaninya, TangYuan putri yang sangat sempurna, ia bahkan akan mempermasalahkan kalau tempat duduk dan meja makannya masih tersisa kotoran sisa makanan atau apapun.
Semua pelayan begitu tegang kalau ia datang berkunjung, LuoMa mendekat.
"Yang Mulia Tuan Putri sudah lama tidak datang berkunjung, duduk dulu yang santai Yang Mulia, sebentar lagi Yang Mulia permaisuri akan muncul, beliau sedang tanggung katanya"
TangYuan mengerutkan bibirnya.
"He seperti biasa, bilang pada tuanmu itu walau ia mau dandan seperti apapun tetap tidak bisa menandingi kecantikan putri TangYuan yang terhormat, sudah menyerah saja"
ErNiang dan LuoMa saling melirik, seperti biasa, akan ada keributan lagi setelah ini tentunya.
Tak berapa lama seseorang muncul dari dalam ruangan.
"Siapa yang berani mengaku dirinya paling cantik ? Berani-beraninya orang itu"
Muncul dari ruangan dalam seorang wanita cantik dengan pakaian yang sangat mewah, berhias emas dan bordir burung Phoenix merah, tatanan rambut yang tinggi dengan tusuk rambut paling indah dan mahal, wanita itu mendekati TangYuan yang sudah duduk menikmati buah-buahan di atas meja.
"Hormat permaisuri" hormat ErNiang menurunkan tubuhnya.
Permaisuri GaoNiang, wanita nomor satu setelah Kaisar, ia berwajah sangat cantik dan mulus, kulit putih dan lembut bagai anak gadis yang baru beranjak dewasa, tidak tampak seperti seorang Ibunda yang ternyata sudah memiliki putra yang beranjak dewasa TangYi, memang dua wanita itu memiliki wajah dengan kecantikan tiada taranya.
GaoNiang melirik TangYuan lama, tajam, hingga ia maju dan memeriksa tubuh TangYuan tanpa ia sadari.
"Mana bedak itu aku sudah pesan sejak lama kau ini"
TangYuan yang geli bangun dari duduknya.
"Ih kau ini pegang-pegang begitu, sopan sekali, aku ini ini tuan putri, adik kesayangan Kaisar Tang, awas yah aku laporkan nanti"
TangYuan menghindar saat GaoNiang berusaha mengejarnya.
"Sudah jangan banyak bicara mana pesananku, lalu mana Fei dan Hong? Kenapa kau tidak datang bersama mereka, percuma, aku tidak mau melihat wajahmu aku hanya merindukan keponakan keponakanku"
"Oh begitu rupanya? Kakak begitu memaksaku ke sini hanya karena ingin melihat Fei dan Hong, sungguh keterlaluan"
TangYuan berkeliling ruangan, menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya di atas meja kerja GaoNiang.
"Waah apa ini?" Selembar kain sutra yang ditata di atas bulatan kayu, sepertinya GaoNiang juga menyibukkan dirinya dengan menyulam.
GaoNiang melirik LuoMa.
"Bibi Luo kenapa tidak menaruhnya dengan benar?"
TangYuan menahan tawa melihat apa yang dikerjakan Permaisuri itu, masih setengah jadi sepertinya.
"Ini apa? Anak ayam? Burung?"
GaoNiang berusaha merebut kain itu dari tangan TangYuan.
"Kembalikan itu belum selesai"
TangYuan tertawa, sementara wajah GaoNiang cemberut.
"Hahahaha ini lucu sekali, kau baru belajar yah, ErNiang lihat, ini lebih jelek dari punyaku"
ErNiang dan LuoMa juga para pelayan lainnya hanya bisa menahan tawa, dua tuan mereka, dua sahabat akrab yang sejak dulu memang sangat dekat hingga selalu meledek satu sama lain, bukan hal baru lagi.
Suara tawa TangYuan terdengar hingga keluar kamar.
"Hahahaha GaoNiang kau ini lucu sekali, ini anak ayam yah?"
"Hentikan Yuan itu burung merak hadiah untuk HongEr, aku masih berusaha itu khan belum selesai"
Mendengarnya suara tawa TangYuan semakin keras.
"Hahahaha jangan, lebih baik jangan berikan hadiah seperti itu untuk Hong, anak itu sangat pemilih, ia mungkin akan menaruhnya di pojokan dan lama-lama melupakan benda aneh itu"
"Yuan kau ini"
...........