Kapitel 82: Heny #3
Heny sedang sibuk mengambil foto bersama sepupunya di bawah teriknya matahari di antara strawberry yang berwarna merah cerah. Ia juga mengambil foto anggota keluarganya yang lain, yang sibuk memanen strawberry di sekitar mereka. Tanpa sadar Heny terdiam dan memperhatikan seorang gadis yang terlihat seperti Nadia, yang sedang bercanda dengan seorang pria baya yang terlihat seperti kepala sekolahnya.
Tunggu! Heny memperhatikan dengan lebih seksama dan fakta yang ia temukan benar-benar mengejutkan. Gadis itu bukan terlihat seperti Nadia, tapi Itu memang Nadia. Heny mengetahuinya saat pria yang ternyata adalah benar kepala sekolahnya itu memanggil nama Nadia. Tapi, apa yang mereka lakukan di sini dan hanya berdua? Jangan-jangan…
Gadis itu segera menghubungi satu orang yang bisa dimintai informasi untuk klarifikasi yaitu pacarnya, Daniel.
"Hallo, sayang." Kata Heny begitu panggilannya terjawab.
"Hai, cantik. Apa kabar? Gimana liburannya?" jawab Daniel senang.
"Baik. Seru. Lo lagi ngapain?" jawabnya terburu-buru.
"Ngegame. Kenapa?"
"Gue mo ngasi tau sesuatu deh." Kata Heny berdesis, tepat saat Nadia dan kepala sekolah berjalan keluar dari kebun strawberry.
"Apa, apa?" tanya Daniel berlagak penasaran.
"Gue sekarang lagi di kebun strawberry sama keluarga gue, dan coba tebak gue ketemu siapa?!"
"Siapa?" tanya Daniel kali ini Ia mulai tidak sabar.
"Si Nadia! Dia juga kesini, tapi sama kepala sekolah kita. Aneh nggak, sih? Pasti mereka ada apa-apa deh. Apalagi mo upacara kelulusan kayak gini." Kata Heny sewot.
Daniel tertawa di seberang. "Apaan, sih? Nggak mungkin, tau! Sebejat-bejatnya si Nadia, dia nggak bakal ngelakuin hal aneh kayak yang lo pikirin." Kata Daniel santai.
"Ih, beneran, sayang! Dia beneran datang sama kepala sekolah. Pasti mereka ada apa-apa, deh! Lagian siapa juga yang tau, coba?!" Kata Heny yakin.
"Ya mungkin aja itu keluarganya. Nggak ada masalah, kan?" kilah Daniel.
"Keluarganya?" Heny mendapatkan pemikiran lain. "Berarti KKN, dong?!" katanya tiba-tiba.
"Apaan lagi, sih? Udah deh! Foto-foto aja sana, nggak usah rese! lagi seru nih gamenya!" kata Daniel tak sabar.
"Iyalah! Kalo kepala sekolah itu keluarganya Nadia, berarti nilainya pasti ada yang dimanipulasi biar kelihatan kalo dia itu pintar. Buktinya, sebrengsek-brengseknya Nadia, dia selalu ada di peringkat dua setiap tahun. Itu apaan coba, kalo bukan ada KKN sama kepala sekolah yang 'mungkin' keluarganya itu." Jelas Heny panjang-lebar.
"Udah dulu, ye! Entar lanjut lagi, deh! Lagi ngegame seru ini!" kata Daniel lalu menutup teleponnya, membuang ponselnya, kemudian dengan ganas memencet stick game nya.
Heny merasa optimis dengan hipotesis yang baru saja dia katakan pada Daniel. Jika diingat-ingat lagi, Nadia selalu tidur di kelas, kakaknya Wali Kelas, dan sekarang Kepala Sekolah juga keluarganya. Pasti ada kemungkinan, walaupun kecil jika nilai Nadia ada yang dimanipulasi.
Daniel menghentikan permainannya sebentar dan memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh Heny. Bisa jadi benar apa yang dikatakannya, namun entah mengapa ia tidak merasa yakin terhadap hal itu.
Daniel tahu bahwa Nadia memang selalu mendapatkan nilai yang baik di sekolah, dengan atau tanpa bantuan siapapun. Ia memang terlihat malas, namun ia masih memiliki niat dan usaha untuk mendapatkan nilai dan poin di kelas.
AUTORENGEDANKEN 
Weird_Unicorn
Weird_Unicorn DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...
so be kind to COMMENT AND VOTE
p.s* your power stone will be refill every 24 hours,
so spare me one of them, please.
Thank You xoxo.
Wöchentlicher Energiestatus
-- Power-
Rangliste 
-- Power-
Stein