App herunterladen
83.5% The Hidden Smile / Chapter 81: Heny #2

Kapitel 81: Heny #2

Dengan running shoes, celana olahraga, dan jaket yang berpasangan, Papa dan Nadia berlari beriringan menembus kabut pagi. Keduanya menikmati udara dingin dan segar yang memasuki setiap rongga paru-paru mereka. Setelah cukup lama jogging, keduanya berhenti sejenak untuk menikmati hangatnya sinar mentari. Di tempat mereka beristirahat, terlihat banyak orang juga sedang berolahraga di sana. Suasana yang sangat berbeda jika mereka sedang berada di rumah.

Anak-anak kecil terlibat pertemanan acak dengan sebaya yang mereka temui dan memulai sosialisasi mereka dengan perkenalan sederhana dan ajakan malu-malu untuk bermain bersama. Para orang tua menikmati kebersamaan dengan kerabat yang mereka temui. Para Ibu berbincang tentang keadaan ekonomi rumah tangga, resep masakan baru, hingga berita tentang artis yang mereka lihat di infotaiment. Sedangkan para Bapak membicarakan tentang korupsi, sistem hukum hingga sistem pendidikan yang bobrok.

Papa dan Nadia terlihat sangat menikmati pemandangan di depan mereka. Walaupun mereka tidak berbincang, tapi mereka sama-sama setuju dengan pendapat yang mereka dengar sebagai opini publik. Papa kemudian mengajak Nadia untuk makan bubur ayam yang dijual di pinggir jalan sebagai sarapan pagi itu.

Setelah selesai sarapan, keduanya kembali ke villa lalu bersiap untuk menjalankan rencana berlibur mereka. Papa yang sudah melakukan pencarian tempat wisata, segera membawa Nadia ke tempat-tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Mulai dari hutan wisata hingga air terjun, dan berakhir di sungai yang tenang, tidak jauh dari villa yang mereka tempati.

Sambil merendam kedua kaki ke dalam air sungai, keduanya menikmati keheningan antara mereka sambil mendengarkan suara angin diantara gemerisik dedaunan, suara burung-burung yang terbang berkejaran, dan suara air sungai yang mengalir pelan dan tenang. Papa dan Nadia menyukai suasana itu. Walau hari mulai beranjak sore, tidak ada satupun dari mereka yang ingin beranjak dari tempat itu.

"Kita pulang besok, ya." Kata Papa tiba-tiba.

"Iya, Pa."

"Sebenarnya ada yang mau papa bicarakan sama kamu."

"Nadia tau, kok. Makanya Nadia nungguin." Katanya tenang.

Papa menghembuskan napasnya. Nadia hanya terdiam walau dapat merasakan napas berat papa. Ia tidak tahu apa yang akan papa bicarakan, maka yang Ia lakukan hanya menunggu. Papa menatapnya lama, dengan tatapan yang membuat Nadia merinding. Tatapan sayang sekaligus kasihan itu sangat dibenci oleh Nadia.

"Udah berapa lama kamu nyimpan rahasia kamu?" tanya Papa akhirnya.

"Rahasia apa?" tanya Nadia tenang.

"Nadia anak adopsi, Nadia adiknya David. Nadia, anak Papa…" kalimat papa menggantung.

"Selama yang Nadia bisa. Tapi sekarang, hampir semua udah ketahuan."

Keduanya kembali terdiam. Nadia menikmati keheningan saat benaknya kembali teringat pada kejadian saat rahasia-rahasia yang ia jaga itu terbongkar. Papa terdiam memikirkan seberapa besar usaha putrinya untuk menjaga dirinya sendiri dari rasa sakit hati dan bagaimana perasaanya saat rahasia-rahasia itu kemudian mulai diketahui oleh orang lain.

"Nadia, apapun yang akan terjadi sama kamu, papa mau kamu tetap tenang. Jangan terpancing emosi sampai nyakitin orang lain lagi. Kamu harus yakin bahwa semua pasti akan baik-baik aja. Kamu memang akan ngalamin hari yang buruk, tapi bukan hidup yang buruk." Papa memulai nasihatnya.

"Bukan salah Nadia, yang setelah lahir langsung tinggal di panti asuhan. Bukan salah Nadia, yang diadopsi sama Daddy dan Mama. Bukan Salah Nadia, Daddy meninggal dan Mama nikah sama Papa. Bukan salah Nadia, kalau Nadia jadi adiknya David. Bukan salah Nadia, kalau kita semua sayang sama Nadia." Lanjut Papa.

"Ada yang bakal berpikiran positif terhadap kamu, ada juga yang akan berpikiran negatif. Tapi Papa yakin kamu bisa ngatasin itu semua. Buktinya kamu bisa bertahan sampai sejauh ini. Yang penting, jangan sampai hilang kendali. Ingat, bahwa masih ada orang yang tulus sayang sama Nadia." Kata papa akhirnya.

Nadia mengangguk paham mendengar nasihat panjang dari Papa. Besok mereka akan pulang, dan Nadia akan mengikuti upacara kelulusan. Seperti kata orang-orang, hari esok adalah misteri. Nadia bahkan tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi besok. Ia hanya berharap untuk terbaik, berharap ia bisa menggapai mimpinya dengan hati yang tenang. Berharap ia tidak lagi harus menjaga rahasianya dan perasaanya.

Setelah selesai semua persiapan, Papa dan Nadia akhirnya kembali ke rumah. Tanpa rencana, keduanya singgah ke kebun strawberry, buah kesukaan Mama. Keduanya sangat bersemangat memanen buah-buah strawberry yang sudah matang untuk dibawa pulang.


AUTORENGEDANKEN
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C81
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen