App herunterladen
82.47% The Hidden Smile / Chapter 80: Heny #1

Kapitel 80: Heny #1

Setelah beberapa kali pertemuan keluarga, beberapa minggu diskusi, akhirnya tanggal pertunangan David dan Rebecca sudah ditentukan. Mama sudah mulai menyiapkan pertunangan, yang kabarnya hanya makan malam sederhana dan akan dihadiri hanya oleh keluarga dekat mereka saja. Keluarga David dan Rebecca untungnya sudah sering mengadakan makan malam bersama beberapa kali, untuk saling mengenal keluarga masing-masing.

Acara pertunangan akan diadakan tiga hari sebelum upacara kelulusan Nadia dan Steven, namun hal itu tidak membuat keduanya terbebani, malah semakin menikmati saat-saat persiapan pertunangan kakak mereka.

Masih ada cukup waktu bagi mereka untuk mempersiapkan segalanya. Namun satu bulan lebih adalah waktu yang panjang bagi Alex dan Nadia untuk tidak bertemu. Hingga pada satu hari sebelum pertunangan diadakan, Robert Aji Pratama, Papa David dan Nadia, mohon diri untuk keluar kota bersama dengan Nadia karena mereka harus mengurus beberapa hal. Tidak ada yang tahu hal apa yang harus diurus di luar kota, bahkan Nadia sekalipun, namun mereka menerima permohonan izin tersebut.

Sesaat sebelum berangkat bersama papanya, Nadia menyempatkan diri untuk menemui kakaknya.

"Kakak!" Nadia mengagetkan David yang sedang duduk santai di depan televisi.

Gadis itu tertawa saat melihat David mengelus dada karena terkejut.

"Kaget?" Tanyanya yang masih tertawa.

"Balas dendam? Karena pernah kakak kagetin?" kata David pura-pura kesal.

"Enggak, kok. Emang sengaja ngagetin tapi nggak buat balas dendam, kok." Kata Nadia serius.

David tidak jadi kesal namun tertawa melihat wajah Nadia. ia juga tidak bisa kesal pada adik satu-satunya itu. Bahkan ia rela terkaget-kaget hanya demi melihat Nadia yang tertawa lepas seperti tadi.

"Kenapa? Kalo udah ngagetin tapi nggak mo ngapa-ngapain, awas loh!" kata David.

"Mm… Nadia bentar lagi kan, mo berangkat sama papa, jadi entar malam nggak bisa liat kakak tukeran cincin sama kak Rebecca."

"Trus?" David menunggu lanjutan dari kata-kata Nadia.

Nadia tidak menjawab pertanyaan David melainkan langsung memeluk pemuda itu.

"Abis ini, kakak tanggung jawabnya udah ke kak Rebecca, bukan ke Nadia lagi. Tapi jangan khawatir, kan masih ada Steven sama Alex." Katanya menenangkan. "Karena Nadia nanti nggak bisa datang, juga nggak bisa ngasi kakak apa-apa, Nadia cuman mo meluk kakak biar kakak tau kalo Nadia sayaaanng banget sama kakak. Dan semoga nggak ada halangan sampai nanti kakak nikah sama kak Rebecca." Lanjutnya lagi lalu melepas pelukannya.

David menatapnya lalu tersenyum manis. Pemuda itu membelai rambut Nadia dengan penuh kasih sayang seakan gadis itu adalah bayinya yang paling berharga. David lalu teringat saat Ia hampir pingsan waktu melihat Nadia terluka, walau hanya luka kecil di lututnya. Ia kemudian mengecup kening Nadia.

"Kakak tau kok kalo Nadia sayang sama kakak. Semoga perjalanan kamu sama papa selamat ya. Nggak apa-apa kamu nggak datang waktu acara tunangan, yang penting datang waktu acara nikahnya." Kata David pasti lalu memeluk Nadia.

"Udah! Sana pergi. Jangan sampe papa nungguin." Kata David melepaskan pelukannya. Nadia tersenyum manis, mengecup pipi David, lalu segera bergegas pergi.

Papa yang sudah selesai menyiapkan bekal perjalanan mereka menunggu Nadia di halaman depan bersama Mama. Gadis itu datang dengan wajah ceria setelah berpamitan pada kakaknya, lalu mengajak Papanya untuk segera berangkat. Setelah Papa dan Nadia berpamitan pada Mama, keduanya segera berangkat. Tujuan mereka cukup jauh sampai ke villa milik Papa di provinsi lain.

Setelah perjalanan jauh yang macet dan melelahkan, keduanya tiba dengan selamat dan segera mengatur perapian sebagai penghangat, dan makanan pengisi perut. Mereka menikmati momen malam itu dalam keheningan yang damai, bahkan mereka berdua sempat bersama-sama melakukan duet bermain piano.

Papa mengajak Nadia untuk keluar dan melihat langit malam. Langit di daerah pinggir kota masih sangat indah karena jauh dari polusi udara dan polusi cahaya, hingga keduanya dapat melihat planet mars yang cukup cerah hingga rasi bintang scorpion.

Bulan baru saja terbit, bentuknya hanya setengah, masih berwarna oranye, dan belum mencapai titik tertingginya, mungkin subuh nanti. Udara dingin mengalahkan pemandangan langit yang indah dan memaksa keduanya untuk segera kembali masuk. Papa juga sudah menjanjikan Nadia untuk bersenang-senang besok, karena itu mereka harus segera beristirahat.


AUTORENGEDANKEN
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C80
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen