App herunterladen
13.4% The Hidden Smile / Chapter 13: David #3

Kapitel 13: David #3

Nadia menyadari bahwa ternyata ia merindukan Suasana kelasnya. Ia masih memperhatikan pelajaran di jam pertama tadi, namun sekarang dia benar-benar menikmati kelasnya dengan tertidur, seperti biasanya. Tiba-tiba ia merasa handphonenya bergetar. Nadia mengambilnya dan melihat ada panggilan dari Ibunya. Ia mengangkatnya namun tak mengatakan apapun.

"Mama ada di halaman sekolah. Jangan bilang kakakmu." Kata mama lalu menutup telepon.

Nadia lalu segera berdiri, dan setelah meminta izin pada gurunya, ia keluar kelas menemui Ibunya di halaman depan sekolah.

"Mama? Mama ngapain di sini? Pak Agus mana?" tanya Nadia heran.

Tak biasanya wanita itu datang ke sekolahnya. Nyonya Elisabeth tidak mengatakan apapun namun langsung memeluk Nadia dan membuat gadis itu bingung.

"Ma… Mama kenapa sih?" tanya Nadia khawatir. Segera ia mendengar suara sesenggukan ibunya. Nadia berhenti bertanya dan bertahan memeluk ibunya yang sedang menangis, entah apa yang sedang ditangisinya, namun itu membuat Nadia ingin menghajar orang yang menyakiti ibunya.

Keduanya duduk berhadapan di kantin setelah Nadia membawakan teh hangat untuk ibunya. "Mama, udah nggak apa-apa?" tanya Nadia khawatir. Wanita itu menyeruput tehnya, menghembuskan napasnya panjang, lalu melihat Nadia dan tersenyum manis.

Nadia merinding melihat tatapan mamanya yang benar-benar hangat dan penuh kasih. Nadia membenci tatapan seperti itu, karena itu dapat membuatnya menangis dengan sangat cepat, namun itulah tatapan yang selalu dia dapat dari ibunya.

"Kamu nggak mau pindah sekolah, sayang?" tanya mama tiba-tiba. Nadia terkejut mendengar pertanyaan mama.

"Maksud mama? Kenapa tiba-tiba?" tanya Nadia bingung. "Lagian Nadia juga nggak mau. Bentar lagi ujian sekolah, jangan aneh-aneh lah, ma..." lanjutnya kemudian.

"Tadi mama ada pertemuan bulanan dan ibu-ibu di sana ngomongin soal anak mereka dan mereka nggak mau anak mereka jadi teman kamu karena kamu anak gadis tapi kasar." Jawab mama akhirnya.

Nadia menatap ibunya yang sedang menyeruput tehnya. Itu kenapa mama nangis. Mereka nggak ngomongin soal gue yang kasar, tapi soal gue anak adopsi. Itu yang bikin mama nangis. Sialan!

"Maafin mama, Nadia..." kata mama sambil menggenggam tangannya. Nadia benar-benar menahan raut wajahnya sampai ia melihat Ibunya telah pergi dari sekolah.

Nadia berlari kembali ke kelas, mengepalkan tangannya dengan wajahnya yang merah padam. Dengan kasar ia membuka pintu kelas dan mendapat perhatian seluruh penghuni kelas. Tanpa jeda dan tanpa ampun, Nadia menuju meja Intan kemudian tangan kanannya menarik rambutnya dan tangan kirinya mencekik leher gadis itu. Semua penghuni terkejut dengan sikap Nadia yang baru beberapa saat lalu dengan sopan meminta izin keluar kelas.

"Lo puas rencana lo berhasil? Lo puas udah dapat perhatian dari gue? Puas lo nyakitin nyokap gue?" tanya Nadia bertubi-tubi pada Intan yang bahkan tak bisa mendengarkannya. Gadis itu benar-benar dalam masalah. "Gue bisa bikin hidup lo serasa di neraka." Kata Nadia lagi lalu tersenyum manis.

Intan sudah tersedak dan mulai sesak napas akibat cekikan Nadia yang begitu kencang. Steven segera melepaskan Nadia dari Intan yang ternyata tidak mudah, namun akhirnya Nadia berhasil ditariknya ke luar kelas. Nadia tetap mencoba masuk namun Steven dengan segenap kekuatannya menahan Nadia tetap di luar kelas hingga wali kelasnya datang, kemudian ikut merangkul Nadia dan membawanya ke ruang BK.


AUTORENGEDANKEN
Weird_Unicorn Weird_Unicorn

Like it? You may want to add this book to your library!

I tagged this book, so come and support me with a thumbs up, please!

If you have some idea about my story,

please be free to comment it and let me know.

Creation is hard, so cheer me up!

*ps: your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C13
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen