Stella memeluknya dengan hangat begitu dia menoleh.
Saga menatap orang di pelukannya, dan senyuman di sudut mulutnya secara bertahap semakin lebar, "Apa ini benar-benar kau yang memelukku dengan kemauanmu sendiri?"
"Aku…" Stella menatapnya, dan ketika dia hendak berbicara, pria itu menelan semua kata-katanya. Stella hanya bisa merengek seperti binatang kecil.
Saga menciumnya, menikmati semua kecantikannya, sampai keduanya bernapas sedikit terengah-engah. Saga lalu melepaskannya dan memperlihatkan ekspresi puas. memuaskan.
"Tidak ada yang lain." Dia tersenyum rendah, dan jari telunjuknya yang ramping mengusap alis Stella inci demi inci, "Stella, kau memiliki aku di hatimu, bukan?"
Nada percaya dirinya tidak diragukan lagi, dan tatapan matanya terlihat dangkal. Saga tersenyum, "Apa yang kukatakan tadi malam adalah serius, kurasa kau harus memahami hatiku."