App herunterladen
80% TIBERUS AIRLINE FLIGHT 447 / Chapter 8: Chapter 3 C : Senior Flight Attendance.

Kapitel 8: Chapter 3 C : Senior Flight Attendance.

"jadi kamu ambil?" tanya Yayan.

"Nisa masih bingung yan" jawab Nisa.

"bingung kenapa?" tanya Yayan lagi.

"kita kan baru berpacaran eh tiba-tiba kita harus" kata Nisa.

"Nisa. Kita tak akan berpisah sampai kapan-kapan. Yayan juga punya berita gembira buat Nisa yayan akan diekspor ke penerbangan lain selama 3 bulan nanti. Lalu yayan akan kembali lagi ke penerbangan ini. Jadi kan kita impas kita tidak akan berjumpa selama 3 bulan." Kata Yayan.

"tapi,"kata Nisa.

"Nis, apa yang kamu khwatirkan. Kesetianku?. Aku memilihmu tulus dari dalam hatiku. Kita berjauhan tapi hati kita dekat nis.

Nisa hanya tersenyum.Yayan pun membalas senyuman Nisa.

"emm. Nis, soal itu apakah sudah dibicarakan sama orang tuamu nis?"tanya Yayan.

"Nisa dari siang tadi masih mikirin ini yan. Jadi nisa belum ngomong sama ayah dan ibu"kata Nisa.

"sebaiknya Nisa bicarain ini sama ibu dan ayah dulu" kata Yayan.

"kalo menurut Yayan nisa ambil nih tawaran?" tanya Nisa.

"ya seperti yang Yayan kata diawal. Yayan setuju kalo kamu ambil itu" jawab Yayan.

Kemudian datang pelayan membawa 2 piring puding lalu menyajikan ke meja mereka. Mereka berdua melahap puding selesai melahap puding itu mereka berbincang-bincang hingga,

2 tahun sebelum pagi kelabu.

18 Oktober 2017.

Jam 11 malam.

Didalam restoran.

"Yan malam ini sangat indah. Namun apa daya tubuh ku ini sudah tak tahan untuk pergi ke alam mimpi" kata Nisa.

"ya sama nih" kata Yayan.

"ya udah kita akhiri saja malam ini ya. Mas ..." kata Nisa.

"eh ngak usah nis kali ini biar aku yang bayar"kata Yayan.

"udah ngak papa yan. Ini kan malam terakhir kita bersama belum tentu kita bisa bertemu lagi setelah 3 bulan nanti" kata Nisa.

"ya tapi ngak papa nis" kata Yayan.

"ya udah aku setengah kamu setengah." Kata Nisa.

"ya udah deh"kata Yayan.

Lalu datang pelayan seraya membawa bill lalu menaruhnya dimeja mereka. Yayan melihat bill itu.

"ya udah nis ni totalnya 180 rb. Aku 60 rb. Kamu 60 ya"kata Yayan.

"ya udah" kata Nisa seraya menyodorkan uang 60 rb.

Yayan mengambil uang itu. Lalu Yayan menambahkan 60 rb. Lalu menyerahkan kepelayan itu. Lalu Yayan berdiri. Lalu Yayan menarik kursi Nisa. Lalu menggandeng tangan Nisa menuju keluar restoran.

2 tahun sebelum pagi kelabu.

24 Juni 2015.

Jam 11.04 malam.

Didepan restoran.

"Nisa pulang dengan siapa?" tanya Yayan.

Tiba-tiba datang mobil Nisa.

"sama adik" jawab Nisa.

Lalu Nisa melangkah kemobil diikuti Yayan. Lalu Yayan membukakan pintu.

"halo mas" kata Reski.

Yayan hanya tersenyum. Lalu Nisa masuk kemobil. Lalu Yayan menutup pintu mobil. Lalu pintu kaca mobil dibuka.

"yayan hati dijalan ya"kata Nisa.

"Nisa juga" kata Yayan.

Lalu mereka berdua saling melemparkan senyuman. Lalu Nisa dan Reski meninggalkan Yayan sendiri.

2 tahun sebelum pagi kelabu.

24 Juni 2015.

Jam 11.10 malam.

Dimobil.

"kak, Ganteng ya?" tanya Reski.

Nisa hanya tersenyum.

"dari pakaiannya kayaknya ia pilot?"tanya Reski.

"sejak kapan kamu punya kuasa merawang orang?"tanya Nisa.

"(tertawa kecil) cuma tebakan aja kak" kata Reski.

"(tertawa kecil) bisa aja kamu." Kata Nisa.

"oh ya kak ni" kata Reski seraya menyerahkan 250 tadi utuh.

"loh, iki ngak beli apa-apa?" tanya Nisa heran.

"ada." Kata Reski.

"beli apa?" tanya Nisa.

"biasa" jawab Reski.

"hati-hati loh. Jangan keseringan beli itu. Nanti sakit siapa yang menjaga ayah." Kata Nisa.

Reski hanya heran Suasana sunyi menyelimuti mobil.

"kakak mau training selama 3 bulan. Kemungkinan kakak ngak pulang, biasanya kakak ditaruh di asmara" kata Nisa.

Reski hanya diam.

2 tahun sebelum pagi kelabu.

24 Juni 2015.

Jam 12. 15 malam.

Jalan depan rumah.

Reski dan Nisa sudah sampai dirumah. Pintu rumah terbuka.

"loh."kata Reski hanya heran.

Jam 12. 15 malam.

2 tahun sebelum pagi kelabu.

Di Depan rumah.

Disana sudah duduk ayah dan ibu lalu ada lampu mobil menyuruak.

"tu mereka"kata ibu.

"lalu ayah menekan aplikasi untuk membuka pintu garasi.

Jam 12.15 malam.

2 tahun sebelum pagi kelabu.

Dimobil.

Reski melihat ayah dan ibu lagi duduk di depan rumah.lalu Reski memakirkan sebentar mobil di depan rumah. Lalu Nisa keluar. Dan kemudian mobil masuk ke garasi.

Jam 12.16 malam.

2 tahun sebelum pagi kelabu.

Di depan rumah.

Nisa turun dari mobil lalu menyapa ibu.

"bu, yah. Kok belum tidur?"tanya Nisa.

Mereka berdua hanya tersenyum. Kemudian muncul Reski Dari garasi seraya membawa kantong putih. Lalu ia menekan aplikasi untuk menutup pintu garasi dan pagar.

"bu, yah Nisa mau berbicara sesuatu."kata Nisa.

"apa itu nak?" tanya ayah.

"Tadi dikantor Nisa ditawarin untuk ikut pelatihan selama 3 bulan plus dinaikkan pangkat ke pramugari senior dan mendapatkan flight baru yg akan langung Nisa tangani setelah training itu" kata Nisa.

"ayah setuju aja kalo itu berkaitan dengan kariermu, nak" kata ayah.

"ibu juga nak."kata ibu.

"selama 3 bulan itu Nisa kayaknya akan diasrama. Jadi Nisa harap ayah baik-baik saja sampai Nisa selesai pelatihan."kata Nisa.

"ya nak" kata ayah.

"ibuk juga" kata Nisa.

"ya nak" kata ibu.

"ya udah yok kita masuk." Kata Reski.

"ya nih. Ayah sudah jadi santapan nyamuk dari tadi" kata ayah seraya tersenyum.

Lalu mereka semua masuk.

3 bulan sebelum pagi kelabu

Nisa menjalankan pelatihan. Dan seperti dugaan nisa, Nisa diberikan kamp selama pelatihan. Seusai pelatihan itu Nisa langsung menjalani flight pertamanya sebagai pramugari senior pada malam selesai pelatihan.

9 bulan sebelum pagi kelabu.

Jam 07 pagi.

Pagi seusai flight pertama.

Kamar Nisa.

Nisa baru bangun. lalu tiba-tiba hpnya berbunyi. Rupanya WA dari kantor.

KANTOR

Nisa datang rapat jam 9 ya.

Lalu Nisa meletakkan hpnya lalu turun untuk sarapan.

9 bulan sebelum pagi kelabu.

Jam 07.02 pagi.

Dapur.

Bibi Yani baru selesai masak sarapan. Lalu muncul Reski dari kamarnya.

"nek. Sarapan apa?"kata Reski.

"nasi goreng ama mi nak" kata bibi Yani.

Lalu Reski duduk dan menyedok nasi ke piring dan mengambil piring ke mejanya. Lalu muncul Randa dari kamarnya disusul Randi.

"nasi goreng ya bi?" kata Randa seraya duduk lalu disusul Randi.

Bibi Yani hanya mengangguk lalu mengambil nasi goreng mereka dan menyodorkannya kemeja Randa dan Randi. Lalu muncul ayah dan ibu dari kamarnya.

"wah nasi goreng ni" kata ayah seraya duduk.

Lalu ibu mengambil piring untuk ayah, lalu ibu mengambik nasi goreng nya lalu duduk disamping ayah. Lalu turun Nisa.

"wah dah pada ngumpul ni"kata Nisa seraya berjalan kearah meja dapur.

"wah, bagaimana penerbangannya kakak?" kata Reski seraya menyantap nasi gorengnya.

"ya begitulah" kata Nisa seraya duduk.

Lalu bibi mau mengambil piring.

"bi dulu" kata Nisa.

"Nisa dulu deh" kata bibi Yani.

"ya ngak papa" kata Nisa.

Bibi menuruti keinginan Nisa dan mengambil nasi goreng untuk dirinya. Lalu duduk disebelah Rannda dan Randi. Lalu nisa mengambil nasi goreng untuk dirinya.

"kak nis lain kali Randa dan Randi ikut kakak naik pesawat ya" kata Randa.

"enak aja, kak iki juga ikut dong."kata Reski.

"ya..semuanya kakak ajak, ya.tapi nanti ya." Kata Nisa.

Randa ,Randi, juga Reski kegirangan mendemgar hal itu.

"nis. Kamu ngak ada jam hari ini?" tanya ayah.

"ada sih yah jam 12 siang nanti. Tapi nanti jam 9 ada rapat dikantor bentar" kata Nisa.

Ayah hanya tersenyum. Lalu mereka melanjutkan sarapannya. Setelah selesai makan nisa naik keatas untuk mandi dan berpakaian.

9 bulan sebelum pagi kelam.

Jam 07.30 pagi.

Kamar Nisa.

Nisa sudah selesai berpakaian. Lalu ia turun ke ruang tamu.


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen