Malam ini Devan enggang untuk tertidur, Mike masih belum pulang bahkan waktu sudah menjelang pagi, remaja itu ingin menungguinya. Ya, meski pun nanti hanya balasan abai yang di terima, sama seperti sebelum-sebelum ini.
Mata Devan saat ini sangat terasa perih, berkali-kali remaja itu menguceknya. Mulutnya tak bisa berhenti untuk menguap lebar. Karena merasa kesal akan kantuk yang terus membujuk, Devan pun menepuk-nepuk keras kedua pipinya, sangat keras, berulang kali saat efeknya sangat manjur untuk membuatnya meringis perih, Devan mampu terjaga untuk beberapa saat setelahnya. Seperti itu terus, hingga lama-kelamaan Devan merasa jika tindakannya sangat bodoh.
Remaja itu menggeram kecil, mengacak surainya dan membuat berantakan. Devan pun kemudian bangkit dari baringannya dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang memerah.
Sedikit membaik, Devan pun mematut wajahnya di kaca yang ada tepat di atas wastafel itu. "Kau sangat buruk, Dev!" ucap Devan dengan senyum miris.