Kapitel 188: Racun di pipi

Setelah membunuh itu semua kami bertiga langsung melanjutkan perjalanan kembali dan hanya ditemani oleh beberapa prajurit yang masih berada di belakang kami sehingga kami pun langsung melanjutkan perjalanan kembali untuk mencari Tasya dan Gisel benar-benar sangat sepi bahkan tidak ada beberapa penjagaan ataupun yang menghadang kami sontak membuat Paman curiga. "aku merasakan bahwa kita sekarang berada di di ruang ilusi karena sepertinya kita berada di jalan yang sama dari tadi," ujar Paman seketika aku pun langsung menatap kearah rupanya jalan ini memang sama dengan jalan yang sebelumnya kami lewati sehingga membuat aku langsung dengan sebal.

"Mengapa kita ke ruang ilusi bukankah kita tidak melewati lorong yang berbeda ataupun jalan yang memiliki dua arah?" tanyaku sedangkan Paman hanya mengedikkan bahu dengan tidak tahu dan setelah itu pun kami semua langsung terdiam memikirkan cara agar keluar dari ruangan ilusi tersebut.