Nathan hanya terdiam, tak ingin menanggapi terlalu serius ucapan melantur Jevin yang hanya sayup-sayup tertangkap. Memang tak berniat untuk mendengarnya secara detail dari pemilik bagian tubuh yang mendengung di pendengarannya yang menempel itu.
Sesekali hanya menatap ke belakang, remaja pria yang konvoi di belakangnya. Belagak jagoan dengan menantang diri, seragam atasan yang tak sedikit pun berniat di tutupi. Lisa hanya yang terpenting, wanita hamil yang terkadang sangat merepotkan. Dan Nathan dengan bodohnya terus menuruti keinginan dari sikap kekanakan wanita itu? Ya, bagian dari senyum yang diukirnya terkadang sangat penting.
Memecah perjalanan dalam waktu yang terbilang cukup singkat, masih dalam deret pertokoan, hanya saja kali ini jauh lebih familiar. Kendaraan milik Jevin terparkir, di ikuti milik kawan-kawannya setelah itu. Nathan lekas menarik diri dan turun dari motor tinggi milik remaja pria itu.