Pradita sudah bersiap-siap sejak pagi. Ia merelakan jam tidurnya yang harusnya ia bangun jam setengah enam, jadinya jam lima.
Ia adalah orang pertama yang masuk ke kamar mandi. Sungguh betapa bangganya ia bisa mandi nomor satu di rumah. Selesai berpakaian, ia memanaskan sate bekas tadi malam dan sarapan sendiri.
Ibunya bangun terlambat sambil sempoyongan berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil. Pralinka baru akan ke kampus nanti siang. Itu berarti jam segini, kakaknya itu tidak akan bangun.
"Rajin amat kamu, Dit," ucap ibunya sambil kemudian menguap lebar-lebar.
"Ya, kebeneran aja." Pradita mengedikkan bahunya cuek.
"Mama mau tanya, kamu sama Bara itu beneran pacaran?" tanya ibunya sambil memiringkan kepalanya seolah penasaran.
Pradita mengangkat alisnya singkat. Matanya menatap nasi di piringnya.
"Apaan jawaban kayak gitu? Mama beneran nanya sama kamu Dita. Kamu itu pacaran sama Bara?"
Pradita menautkan alisnya. "Ya, menurut Mama gimana?"