"Makan yang banyak, kalau tidak nanti kau kurus."
Leony mengernyit, ia cubit lengan kekar yang tersampir di tepi ranjang rumah sakit itu. Terdengar bunyi meringis yang serak basah. Bariton dan semakin berat ketika nada nya direndahkan. Membuat Leony semakin bersemangat untuk melancarkan cubitan kedua, ketiga, dan seterusnya pada sosok lelaki yang berbaring di hadapannya itu.
"Kenapa kau terus mencubit ku? mochi bodoh," tanya Abare tak terima. Ia yakin bagian lengan yang diapit jari Leony berkali-kali itu sudah memerah seperti baru kena garuk sekarang.
"Kenapa kau bilang?!" balas Leony sengit. "Banyak alasannya! pertama, kau menyuruhku makan sebanyak-banyaknya agar aku tak kurus sedangkan dirimu sendiri belum makan sebutir nasi pun sedari tadi. dan yang kedua! apa maksudmu mengeluarkan suara yang aneh seperti itu?! suster atau dokter yang lewat bisa mengira ada yang tidak-tidak di sini!"