App herunterladen
70% The Unexpected ( Indonesian Version END ) / Chapter 7: Kakak ipar?

Kapitel 7: Kakak ipar?

Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa sudah satu bulan berlalu aku mengawasinya. Ya, dia masih disini. Jace telah meminta izin raja agar perempuan itu boleh tinggal di istana, aku pikir dia mulai menyukainya, terbukti mereka sering pergi bersama. Tapi tenang! Bendera putih belum aku kibarkan, aku masih terus berperang.

Saat ini aku diam-diam membuntutinya ke dapur sebab dia akan membuat pai beracun untuk Jace, lalu setelah itu dia akan mempengaruhi Jace untuk menikahinya.

"Apa yang kau lakukan, Jade?!"

Sial! Aku terpergok!

"Pangeran? S-saya tidak melakukan apa-apa."

Naomi-nama perempuan itu-keluar dari dapur sambil membawa pai. Dia memandang kami bergantian. "Ada apa ini?"

Jace justru menunjukku menggunakan jari telunjuknya tepat didepan mataku. "Berhenti mencurigai, Naomi!!"

"Pangeran, dia membuat pai beracun untuk anda! Anda akan berada dibawah pengaruhnya. Dia akan menyuruh anda menikahinya seminggu setelah hari ini," aku berseru lantang.

Naomi terbelalak. "Kau menuduhku?"

"Pangeran, saya mohon. Beri saya satu kali kesempatan."

Sebelum pangeran memberi jawaban, Naomi sudah memasukkan satu suapan ke mulutnya. "Puas?"

Aku berharap dia akan pingsan seperti reaksi yang ditunjukkan Jace di novel setelah memakan kue pai itu. Namun yang kuharapkan tidak datang juga, malah Naomi masih berdiri tegap di samping kami.

"Lihat?!"

"Tapi-"

"Kau malah menuduhnya setelah kemarin dia menolongmu? Cukup, Jade! Sekarang pergilah!" Pangeran mengusirku.

Aku bersikukuh. "Saya tidak-"

"Pergilah, Jade!!"

Baru kali ini aku mendengar gertakan Jace demi perempuan itu. Kau pikir aku akan menangis? Tentu saja tidak. Dasar perempuan licik! Bisa-bisanya dia menyeringai kepadaku dibelakang tubuh pangeran. Samar-samar sebelum diriku menjauhi mereka, Jace berkata pada Naomi.

"Naomi, tolong maafkan dia."

***

Edelweis menutup pintunya kasar setelah makan malam, aku yang tengah merangkai bunga terlonjak kaget mendengarnya. Dia cemberut, ada sesuatu hal yang mengganggu dirinya. Lantas, aku inisiatif bertanya.

"Ada apa Putri Edelweis?"

"Minggu depan kakakku akan menikah dengan Naomi."

Aku tersedak. Hari pernikahan benar-benar akan terjadi, hari yang mengawali kehancuran kerajaan ini.

"Lalu kenapa anda begitu kesal?"

"Aku sebenarnya tidak suka perempuan itu. Dia seperti telah mempengaruhi keluargaku dengan sihir, tapi sayang aku tak punya bukti yang kuat."

Hei Edelweis! Aku juga sama sepertimu. Kita sama-sama tak memiliki bukti yang kuat untuk membongkar kedoknya. Jace juga sudah mengetatkan pengawasan pada Naomi, membuatku tak bisa berkutik. Naomi itu ular, kau harus berhati-hati Edelweis!

"Aku lebih suka jika kau jadi kakak iparku."

Edelweis, kau mengharapkan 'aku' atau Jade? Karena sebenarnya seseorang yang berada dihadapanmu ini bernama Anne.

Aku tertawa menanggapinya. "Kakakmu tidak menyukaiku."

"Tapi kau menyukainya kan?

Skakmat.

"Maaf putri, saya harus ke dapur dulu."

Aku cepat-cepat pergi keluar sebelum Edelweis menyangka yang aneh-aneh. Kalau Jade aku tidak tahu perasaannya tapi di memori miliknya tiada ingatan khusus untuk Jace. Tapi jujur, aku–Anne–adalah pengagum rahasia kakakmu. Semoga saja pipiku tidak semerah tomat.

"Jade?"

Astaga, itu Jace!

"Ya?"

Please, jangan mendekat. Aku merapal ucapan 'jangan mendekat' berulangkali sambil memejamkan mata.

"Kau kenapa?"

Mataku refleks terbuka. Demi Tuhan! Siapa yang tidak terkejut saat wajah gebetanmu hanya berjarak satu jengkal dari wajahmu, hah?! Bukankah itu tidak baik bagi kesehatan jantung?!

Buru-buru aku berpamitan dan ingin melesat turun ke dapur sebelum jantungku meledak karena euforia.

"Jade?"

Aku berhenti tanpa membalikan badan. Apalagi ini?

"Bisakah besok sore kau temani kami ke taman?"

Kami? Maksudnya Aku, Jace, dan Edelweis? Atau.. Naomi? Hmm, dugaan pertama terdengar lebih bagus, jadi aku tidak akan menjadi 'nyamuk' bagi calon sepasang pengantin.

"Baiklah, Pangeran," aku menyetujuinya.

Setelah menyanggupi permintaannya, aku lebih memilih meninggalkan Jace tanpa perlu repot-repot melihatnya. Aku yakin día akan langsung masuk ke kamarnya, karena tak lama kemudian suara keras bantingan pintu terdengar.

Dia marah?


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen