App herunterladen
72.67% RE: Creator God / Chapter 274: CH.274 Berbagi Pengalaman

Kapitel 274: CH.274 Berbagi Pengalaman

Sore itu, kami akhirnya menghabiskan waktu dengan begitu menyenangkan. Kami semua berbincang-bincang akan banyak hal awal-awalnya, sampai akhirnya Feliha mulai mengantuk dan tidur dengan pulas akhirnya.

Percakapan kami tidak selesai sampai di situ, malam masih muda, tidak masalah juga buat kami tidur lebih malam sejak hari ini sedikit lebih spesial. Tidak ada hal spesifik yang kami bahas, hanya bercerita satu sama lain soal masa lalu supaya mama juga mengerti lebih banyak.

Entah kenapa mama bukan orang tipe yang kepo dan ingin tahu semua hal tentangku. Bahkan mama tidak pernah tanya kepadaku tentang apa pun, hanya sekedar menjalani hidup dengan nyaman di rumah. Mungkin bagi mama yang sudah biasa di istana, di rumah seperti ini lebih tenang. Itu juga yang memungkinkan mengawali kenapa aku dan Senshi waktu itu tinggal di kota kelahiran mama dibanding di istana sejak awal.

"Ohh, jadi begitu ceritanya toh. Tidak kusangka Jurai begitu heroik menolong Aeria tanpa segan-segannya. Namun Sin malah kebalikannya, yang ditolong Kiera malahan."

"Mama nih niatnya memujiku atau menjelekkan sih? Sin juga kena jadinya."

"Entahlah, tetapi apa pun itu aku tidak bisa memungkirinya. Apa yang dikatakan mama 100 persen betul. Jika bukan karena Kiera, mungkin alur hidupku akan berbeda."

Tanpa mengenal Kiera, mungkin aku tidak akan hidup dengan sebahagia ini. Sejak awal aku tidak pernah mengetahui arti sebuah keluarga itu. Namun semenjak pertemuanku dengan Kiera, semuanya berubah dengan drastis. Aku tidak mengatakan hanya hal baik yang terjadi, bahkan awalnya semuanya dimulai dengan keadaanku masih stress.

Seiringnya waktu berjalan, tanpa kusadari aku lama-lama makin terikat dengan Kiera sejak senyumnya mampu meredakanku dari semua rasa sakit yang kualami. Walau ujung-ujungnya dalam waktu singkat aku kehilangan Kiera dengan mudahnya sebelum aku bisa menikmati masa tuaku bersamanya.

Sekarang situasinya sudah berubah, selama aku tidak mati, Kiera tidak akan mati. Tubuh yang ditempati Kiera sekarang itu tidak akan menua juga. Bukan karena kekuatan dewa, tetapi karena Kiera kubangkitkan dengan sihir. Untuk dalam kasus lain, aku masih belum bisa memastikan.

Di dunia ini, dunia yang lain juga, atau bisa kukatakan di alam semesta ini, selamanya pasti akan ada hal baru untuk dipelajari. Makanya ada proverb lama yang mengatakan bahwa sampai akhir hidup pun, orang akan terus belajar karena pengetahuan tidak akan habis. Kujamin, hidup puluhan ribu tahu bahkan jutaan dan selanjutnya belum menjamin seluruh pengetahuan telah habis dipelajari dengan sepenuhnya.

Selain itu, otak manusia itu begitu terbatas. Makanya pengetahuan satu dunia saja kalau dikumpulan di satu otak manusia, pasti tidak mungkin sejak super komputer saja butuh beberapa untuk memuatnya. Ingat, otak manusia itu kecil, super komputer itu besarnya sama seperti ukuran tubuh manusia lebih besar sedikit.

"Sudah-sudah, mama tuh, jangan menggoda Sin dan Jurai dong. Bagaimana pun mereka sudah melakukan yang terbaik dan sebisa mereka, mereka sudah berjuang begitu keras."

"Kurasa kau menemukan istri yang luar biasa ya Sin? Aku kagum orang sepertimu bisa memiliki istri seperti Kiera itu."

"Sama aja. Baru saja Kiera bicara, sekarang kau ikut-ikutan juga menjelekkanku Jurai."

Namun ucapan Jurai tidak salah juga. Tidak pernah masuk ke dalam otakku sebuah pemikiran untuk bisa menikahi Kiera dan akhirnya memiliki dirinya secara penuh. Jujur, aku hanya terus memikirkan kegelapan, kabut hitam, penyesalan, dan semua yang buruk dalam hidupku, tidak lebih dari itu.

Bersyukur sekarang aku bisa lepas dari semuanya itu walau belum sepenuhnya. Sekarang situasinya sudah lebih baik, aku kebanyakan hidup dengan keceriaan dan dalam terang bukan gelap. Makanya aku bisa dikatakan cukup beruntung, tidak sepenuhnya dewa takdir bisa mengatur hidupku.

Namanya saja takdir, bukan nasib, artinya dewa takdir tidak akan bisa membelokkan apa pun selain berhubungan dengan hidup dan matiku. Ke mana aku akan hidup dan kapan aku akan mati sudah dihitung olehnya, dan untuk membelokkannya itu pasti sulit. Sekarang aku hanya bisa berharap kepada Shin untuk membelokkan takdir yang dibelokkan oleh dewa takdir.

"Daripada bahas itu, sekarang mama ingin bicara dengan Aeria. Dengan Kiera dan Sin sudah sering, dengan Jurai sudah banyak tadi juga, tetapi mama tidak tahu apa pun tentang Aeria selain yang diceritakan tadi."

"Ae-chan itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Segala yang daripadanya membuatku merasa penuh. Walau aku tidak butuh bantuan mental layak Sin, pfftt."

"Ohh, jadi kau mengatakan kau tidak pernah depresi layaknya diriku? Coba saja kau yang ada di posisiku atau setidaknya yang diusik hidupnya paling banyak oleh dewa takdir, baru kau mengerti kenapa aku seperti ini."

Dewa takdir, oh dewa takdir, kapan aku bisa menghabisimu dan menyegelmu? Rasanya lelah hidup dihantui oleh dewa-dewa yang berbalik melawanku. Kenapa juga sih aku hidup memiliki darah dewa, aku tidak ingin merasa seperti ini. Kemungkinan besar seluruh kayangan membenciku, kecuali yang tidak mengetahui kebenaran akan ini, hampir mustahil sih tidak tahu.

Setiap orang pasti menginginkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dua kali bahkan lebih bukan? Aku pun sama, belajar dari setiap kesalahan yang ada, aku akan melangkah lebih maju bahkan terbang lebih tinggi. Tidak perlu jadi manusia untuk bisa berkembang, jadi elang pun tidak ada salahnya. Selama mungkin, aku akan terus lakukan.

"Ah kalian tuh, sukanya berantem deh. Mama ingin tahu, bagaimana tanggapan Aeria akan Jurai? Kiera tadi bicara yang baik-baik soal Sin walau tahu ada banyak yang buruk, tetapi tanggapan Aeria tidak mungkin sama bukan?"

"Tidak, tanggapanku cukup sama seperti Kiera sebenarnya. Darli- ah maksudku Jurai itu pribadi yang bertanggung jawab walau sebenarnya bukan bagiannya. Mungkin Jurai sudah terbiasa hidup dengan penuh tantangan, makanya mudah beradaptasi juga di Heiya. Walau akhirnya kami hidup bebas lagi setelah lama menjadi raja dan ratu."

"Mantu-mantu mama bicaranya pada baik-baik semua tentang anak-anak mama. Tidak perlu menahan diri lho tapi, mama tahu jelas sikap asli mereka berdua sekali lihat. Bagaimana pun kalian berdua tetap anak mama ingat?"

Seorang mama mengenal anaknya lebih baik daripada orang lain, itu orang banyak yang sering bilang begitu. Tidak tanpa alasan itu muncul, ada cerita di belakangnya yang mendukung. Coba pikir saja, seorang anak mengalirkan darah mamanya, jadi kalau ada yang salah dari anakanya, seorang mama akan mengerti hal itu.

Tambahan lainnya, seorang anak pasti akan lebih banyak terbuka kepadanya mamanya, mau tidak mau, itu juga yang menyebabkan sifat anak mudah diketahui. Pada akhirnya seorang mama dan anak akan selalu terikat bagaimana pun ceritanya dan apa pun kondisinya.

"Aku jadi teringat sesuatu, soal yang Senshi itu. Bukankah kau ingin mengetahuinya tadi Jurai? Lebih baik kalau begitu kujelaskan singkat saja sejak awalnya. Simpelnya, aku setelah mati menjadi Sin, kembali saat aku barusan dilahirkan mama, dan di situ aku pertama kali membunuh Kuroshin walau belum sepenuhnya berhasil."

"Kau berusaha membunuh Kuroshin!? Bagaimana caranya!? Kau itu seorang bayi waktu itu lho, apa mungkin?"

"Walau aku bayi, memoriku tetap sama, jangan remehkan kekuatanku. Setelah itu, aku kehilangan seluruh memoriku karena mengubah genderku dan menulis ulang memorinya. Itu kenapa mama juga tidak menyadari sebenarnya dua anaknya adalah laki-laki."

Soal memoriku juga ikut terhapus dan terganti itu di luar dugaanku. Namun justru karena itulah yang membuatku bisa hidup sebagai perempuan sesungguhnya. Walau selisih beberapa puluh tahun, baru aku akhirnya mempelajari kebenaran itu dan roh-roh diriku yang lain.

Sekarang ini kalau ada yang aneh dalam hidupku, aku tidak akan terkejut. Bukan karena perasaanku mati, tetapi karena saking seringnya hal aneh muncul, aku sampai terbiasa. Makanya jangan kaget kalau aku tidak kaget menerima hal-hal tidak masuk akal, semuanya sudah diperhitungkan olehku matang-matang.

"Pantas saja kenapa mama tidak ingat, ternyata begitu toh ceritanya?"

"Aku ingin dekat dengan mama, tetapi tidak etis dengan memori seorang laki-laki begitu bukan? Akhirnya kuubah saja semuanya. Lalu soal yang tadi, walau kebenarannya kubelokkan, bukan berarti seluruhnya berubah bukan? Berulang kali tetap ujung-ujungnya anak mama itu dua, bukan aku satu seorang."

"Dan anak kedua yang dilahirkan mama setelah kau, adalah aku, begitu bukan? Hanya saja karena kebenarannya belok, namaku juga ikut berubah. Sekarang aku mengerti."

Terdengar aneh bukan buat orang lain jika mengetahui semua hal itu? Namun buatku itu semua sudah biasa, aku tidak perlu terkejut lagi kalau ada hal sebegitu rupa terjadi. Justru mungkin aku terkejut kalau ada hal yang 'biasa-biasa saja' terjadi padaku, seolah-olah tidak ada masalah yang timbul yang membuatku susah.

Walau begitu aku ingin memiliki hidup seperti itu, hidup tenang bersama Kiera dan Feliha, dan mungkin anak-anakku yang lain jika teoriku benar soal mereka. Jujur, sekali lagi aku ingin melihat mereka walau itu terdengar mustahil. Banyak waktu yang kulewatkan untuk membuat mereka bahagia karena fokusku ada padaku sendiri.

"Kalau saja kita tidak berurusan dengan Kuroshin dalam faktor apa pun, kurasa kita bisa hidup menjalani 'hidup normal manusia' pada normalnya."

"Inginnya pun begitu Sin, tetapi kau tahu bahwa hal itu tidak memungkinkan apa pun alasannya sebelum kita membereskan inti masalah ini."

"Sebenarnya mama tidak ingin kalian membalas dendam kepada papa kalian sendiri. Mama jadi merasa bersalah kalau begini kan?"

"Tidak, mama tidak perlu merasa bersalah. Bagaimana pun semuanya sejak awal adalah salah Kuroshin. Hidup kami tidak akan bisa berakhir dengan tenang sebelum kami mengakhiri Kuroshin untuk selamanya dengan menyegelnya juga."

Kami tidak akan kalah dengan tekanan mental yang ada. Berulang kali aku sudah mati, dan selalu, selalu saja kembali hidup entah bagaimana. Benar-benar kalau tidak diselesaikan sampai ke akar-akarnya, aku tidak akan bisa mati dengan tenang.

"Ya sudah deh, mama harapkan saja untuk kalian yang terbaik. Kalian juga sudah dewasa, tahu yang terbaik untuk kalian."


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C274
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen