App herunterladen
41.11% RE: Creator God / Chapter 155: CH.155 Informasi

Kapitel 155: CH.155 Informasi

Untuk seminggu setelah aku menempati tubuh android ini, aku terus saja di rumah untuk mengetahui seluruh fitur dan fungsi dari setiap kompartemen dari tubuh ini. Sebenarnya kalau bisa aku ingin mengotak-atik program yang sudah tercantum di tubuh android ini, tetapi itu sangat riskan sekali. Yang kutakutkan adalah ketika papa, mama, dan teman-teman menyadari bahwa aku bukanlah orang yang sama.

Maka yang bisa kulakukan hanyalah sedikit mengetahui tentang program kasaran dari tubuh android ini. Ngomong-ngomong bahasa pemrograman yang dipakai pun sudah jauh berbeda, padahal dulu yang paling sering dipakai sebagai bahasa utama adalah C atau C++.

"Rie, sudah seminggu bukan? Bagaimana kalau kita keluar sekarang? Di rumah terus-menerus juga tidak baik bukan?"

"Hmm~ benar juga sih, baiklah. Namun kita mau pergi ke mana?"

"Bagaimana kalau kita ke sekolah, seharusnya kita berenam masuk sekolah sih, tetapi karena harus menjaga Rie makanya kita berenam tidak pergi ke sekolah."

Benar juga, sistem pendidikan di dunia Logiate ini sudah jauh berbeda dari sistem yang kukenal dulu yaitu sekarang masa usia disebut layak didik adalah di usia 9 tahun sampai 21 tahun. Kami sudah hampir lulus, tetapi malah ada kejadian seperti ini.

Ngomong-ngomong semua informasi kasar yang menjadi kebiasaanku sebagai 'Rie' sudah aku miliki, seperti apa saja yang biasa aku lakukan, apa pekerjaanku, keahlianku, dan lainnya. Namun aku masih belum bisa membuka 'Pandora Box' yang menyimpan memori itu.

"Seharusnya sekolah dimulai jadi 8 bukan? Ini sudah jam 9.30, apa tidak terlambat?"

"Hahaha, tidak akan ada kata terlambat untuk kita. Karena keluarga Akaterasu itu berkontribusi banyak kepada sekolah kita, makanya semua izin khusus diberikan kepada kita. Yah~ walau sebenarnya itu untuk dirimu sih Rie."

Ya ampun, sebenarnya seberapa besar pengaruh keluarga Akaterasu itu? Bahkan aku dan teman-temanku tidak masuk seminggu saja bukan jadi masalah bagi sekolah, tidak ada peringatan lagi. Kurasa aku harus membiasakan diri dengan hal ini.

"Hah~ baiklah, kita berangkat sekarang. Satu pertanyaan, ada seragam?"

"Sekolah kita membebaskan para muridnya untuk tidak memakai seragam, pakaian apa pun terserah yang penting sopan dan rapi."

"Baiklah kalau begitu, aku akan bersiap-siap dulu, tunggu 20 menit."

Alasan 20 menit adalah sebenarnya aku ingin mempersiapkan beberapa barang termasuk tabung mana dan alatnya, juga beberapa barang kecil lainnya yang mungkin membantu. Oh ya aku lupa memberi tahu, tampilan tubuh android ini hampir sama dengan tubuh manusia, tidak kelihatan perbedaannya. Hanya saja contoh gerakan matanya akan terlihat lebih 'mekanik' dibanding pergerakan mata manusia normal.

Waktu itu aku hanya memiliki ponsel, semoga aku memiliki laptop juga karena itu akan membantuku nantinya dalam bermacam-macam hal. Jujur perkembangan teknologi ini terlalu maju dibanding saat aku mengembangkan teknologi di kehidupanku sebagai Sin. Aku yang pengembang teknologi saja dikatakan gaptek alias gagap teknologi di dunia Logiate ini.

"Lama-lama aku jadi terbiasa dengan tampilan mata ini. Terlalu banyak tulisan yang memenuhi pandanganku."

Benar juga, aku sudah terbiasa dengan pandangan penuh dengan tulisan seperti tanggal, waktu, dan lain sebagainya, semuanya seperti tampilan komputer. Bahkan tubuh android ini dilengkapi peta juga sistem telepon otomatis, semuanya dikendalikan oleh otak.

Bagi orang lain mungkin ini adalah hal yang sangat rumit, tetapi untuk diriku yang terbiasa dengan teknologi maju, mudah untukku beradaptasi tanpa masalah yang terlalu rumit. Yang penting adalah bagaimana aku tampil sebagai 'manusia normal' bukan seperti robot hidup.

"Baiklah, sudah selesai, sekarang tinggal menuju ke sekolah."

Merasa tidak ada yang kurang lagi, pakaian sudah kuganti, semua peralatan sudah tersimpan, maka aku langsung keluar dari kamar dan menemui yang lain. Rupanya semuanya sudah menyiapkan diri dengan cepat juga, lumayanlah.

Namun melihat seperti ini rasanya aku diperlakukan sebagai 'tuan putri' atau 'pangeran' bahkan karena sekarang aku sudah tidak memiliki 'gender' karena ini tubuh android. Apa pun genderku sebenarnya aku tidak masalah, lagipula entah sebagai laki-laki atau perempuan aku pernah hidup sebagai keduanya.

"Aku sudah siap, ayo kita berangkat."

"Satu hal lagi Rie, di sekolah kami dikenal sebagai pelayanmu, jadi kami harus memanggilmu nona, pasti itu tidak Rie ketahui."

"Ehh begitukah, rasanya aneh deh. Lalu bagaimana aku harus memanggil kalian?"

"Seperti biasanya, atau kalau dulu dirimu memanggil kami pelayan."

"Cara biasa saja deh, aku tidak ingin menganggap kalian pelayan."

Dengan begitu kami berangkat ke sekolah… dengan limousine moden. Luar biasa sekali, sangat luar biasa, teknologi yang sudah begitu maju seperti ini kira-kira siapa penciptanya. Kalau masih hidup rasanya aku ingin mengetahui perkembangan selama dia membuat semua hal yang futuristik ini.

"Ketika kita sampai, seharusnya itu adalah jam pelajaran. Keluarga Akaterasu adalah satu dari antara 10 keluarga yang menjadi sorotan utama kota bahkan negara ini. Jadi tolong biasakan diri dengan perhatian yang sangat berlebihan."

"Juga karena Rie sudah tidak masuk selama seminggu, itu menjadi berita panas yang sering dibicarakan. Kedatangan Rie kembali ke sekolah mengundang perhatian seluruh murid sekolah. Beritanya sudah tersebar dengan cepat."

"Benarkah? Padahal aku kembali ke sekolah dengan dadakan lho."

"Soal itu… akulah yang menyebarkan berita ini."

Wow… luar biasa, tidak kusangka temanku sendirilah yang akan menyebarkan berita tentang kedatanganku kembali ke sekolah. Oh ya, karena sistem kalender di dunia Logiate ini sedikit berubah, satu minggu di sini tidak berubah, karena hanya sistem tahunnya yang 'ter-reset' bukan keseluruhannya.

"Sudahlah, biarkan saja. Aku lama-lama juga sudah terbiasa."

"Baiklah, kita sudah sampai. Biarkan kami keluar terlebih dahulu, baru Rie yang keluar."

Sesuai kata mereka, begitu limousine ini berhenti, mereka langsung keluar dari pintu yang berbeda dan langsung berbaris di pintu aku harus keluar. Tanpa peringatan pun aku tahu, bahwa aku harus keluar setelah Noru membuka pintu bagiku.

"Hei, itu dia! Benar rupanya bahwa tuan putri Rie sudah kembali!"

"Benar kan!? Cepat panggil yang lainnya. Ayo, ayo!!"

Jujur walau aku sudah terbiasa dengan perhatian yang terlalu berlebihan, aku tetap memilih untuk menghindari itu. Rasanya kalau perhatian terhadap diriku terlalu berlebihan, setiap tindakanku akan terhambat dan terbatasi dengan ketat.

Satu fitur lagi dari mata ini, ada sistem di mana aku bisa membaca data pribadi tentang orang yang terlihat oleh mata ini. Spontan saja nama semua orang yang aku lihat bisa aku ketahui. Hehehe, ini salah satu fitu yang aku tambahkan sendiri ngomong-ngomong, karena bisa repot kalau aku ketahuan amnesia. Semoga saja teman-temanku ini tidak berbicara bahwa aku amnesia….

"Nona Rie, silahkan."

Hmm, kelasku ada di lantai 5, kelas para 'bangsawan' atau lain kata kelas bagi para orang kaya. Ya aku sebenarnya bukan orang kaya, hanya saja diadopsi oleh keluarga Akaterasu yang kekayaannya tidak ternilai.

Informasi ini lagi-lagi aku ketahui dari fitur yang kutambahkan ini. Aku sebenarnya sedikit kerepotan kalau harus melihat banyak data sekaligus, tetapi biarlah ini lebih baik daripada tidak mengetahui sama sekali.

Teman-temanku berada di kelas yang berbeda, kelas mereka ada di lantai 3 kelas 'menengah ke atas'. Oh ya, fitur ini tidak akan bekerja kalau misal dunia ini tidak sefuturistik ini. Ini semua karena aku bisa melacak data dari setiap orang. Sedikit melanggar hak asasi manusia sih, tetapi peraturan itu tidak berlaku di dunia Logiate dan dunia lainnya. Informasi pribadi bukan lagi hal privasi yang bisa disembunyikan dari umum.

"Kalian bisa tinggalkan aku, aku sudah tahu di mana kelasku."

"Baik nona Rie. Kami akan menuju kelas kami."

"Nanti akan kuberi kabar kalau aku membutuhkan sesuatu."

"Dimengerti."

Begitu aku meninggalkan yang lain, mereka langsung pergi ke kelas mereka juga. Jam istirahat seharusnya sudah mau selesai, jadi aku harus kembali ke kelas tanpa bisa membuat perjalanan memutar ke mana pun. Informasi ini aku dapatkan dari membaca informasi yang terpampang di dinding informasi di dalam gedung, jaraknya sekitar 200 meter dariku.

Gedung sekolah ini terbagi menjadi empat, gedung utama, gedung teater, gedung multifungsi, dan gedung lama yang digunakan sebagai gedung ekstrakulikuler. Lagi-lagi ini sudah terdeteksi olehku saat aku keluar dari limousine tadi. Sungguh praktis.

'Fuh, aku biasa duduk di situ ya.'

Begitu masuk ke lantai 5, ke kelasku, aku langsung bisa menyadari di mana lokasi tempat dudukku. Dari mana aku mengetahuinya, jawabannya adalah pandangan Ultraviolet semua jejak yang tak tampak akan terlihat, termasuk jejak sepatu.

Tinggal aku mengira-ngira jejak mana yang baru, dan jejak mana yang lama dan membuat prediksi dalam waktu singkat. Hal itu terbantu oleh tubuh android ini yang membantu proses kerja otakku jadi jauh lebih cepat.

"Rie-sama, kau sudah kembali."

"Ah Kira-chan, Sevia-chan, Mifere-chan, ya aku sudah kembali. Maaf membuat kalian dan yang lain khawatir."

"Ahh tidak kok, tidak masalah. Tidak perlu meminta maaf."

Lagi-lagi aku membuat asumsi apa yang mungkin menjadi panggil orang tersebut dari menganalisis percakapan mereka. Kalau saja tubuh android ini dilengkapi dengan sistem AI yang akan membantuku menganalisis lebih cepat.

"Sebenarnya apa yang terjadi selama Rie-sama tidak masuk ke sekolah? Kalau tidak masuk sekolah sehari karena urusan keluarga dan bisnis sih kami sering dapati, tetapi tidak masuk sekolah seminggu tanpa peringatan itu sedikit mengejutkan."

"Benar juga, kabarnya sih dari kedua orang tuamu, Rie-sama sedang sakit parah dan harus dirawat ke luar negeri. Apa tidak masalah setelah sakit parah langsung masuk?"

Hmm, jadi papa dan mama tidak mengungkapkan fakta bahwa aku mengalami kecelakaan ya? Kemungkinan besar mereka tidak ingin kecelakaan ini mempengaruhi bisnis mereka dan takut nantinya tidak stabil. Kelihatannya tidak punya dampak langsung, tetapi ada sebuah ikatan yang tidak kelihatan yang mengikat erat keduanya.

"Tidak masalah kok, papa dan mama hanya sedikit membesar-besarkan penyakitku."

"Syukurlah kalau begitu, aku kira Rie-sama akan terkena penyakit serius."

"Baiklah semuanya duduk di tempatnya masing-masing, bel tanda masuk sudah bunyi."

"Kita bicara nanti lagi Rie-sama."


Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C155
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen