App herunterladen
5.23% Melawan Ibu Tiri : Dibeli Suami Tampan Tak Tertandingi / Chapter 22: Bertemu Orang Tua

Kapitel 22: Bertemu Orang Tua

Setelah beberapa saat berlalu, Kiki akhirnya membasahi tubuhnya dengan air hangat. Dia melihat cipratan air itu dengan ekspresi bingung.

Menjual diri ke Ezra rupanya berbeda dari apa yang dia pikirkan sebelumnya. Dia pikir itu akan memalukan, tapi ... di luar dugaan, ternyata dia tidak terlalu sulit untuk bergaul. Pengalaman karyawan wanita di Perusahaan S benar-benar berbeda, jadi itu tergantung. Sedangkan jika menimbang dari segi wajah dan tubuh, Kiki malah terbilang menarik perhatian.

Kiki membasuhkan air ke wajahnya sebagai upaya untuk menyadarkan diri.

Dia masih merasa masuk angin. Kiki menyemprot hidungnya satu demi satu. Kulit wajahnya memang putih, tetapi hidungnya memerah.

Ketika keluar, sudah ada empat hidangan dan satu sup di atas meja. Hidangan-hidangan itu adalah makanan yang sangat ringan.

Ezra duduk di meja makan dengan membaca majalah di tangannya. Dia menatap ke arah Kiki, dan kemudian menutup majalah di tangannya. Nada suaranya agak pelan, "Aku ingat kau tidak ada kelas setelah jam tiga sore. Kenapa kau pulang begitu larut?"

——Aku juga ingat kalau Anda mengatakan hanya akan datang pada hari Jumat dan Sabtu. Mengapa aku melihat Anda di rumah setiap hari ... Inilah yang dipikirkan Kiki di dalam hatinya, tetapi dia tidak berani mengatakannya.

Dia duduk dengan hati-hati. Matanya yang kecil terlihat berkaca-kaca, dan dia menjawab dengan berhati-hati, "Aku sedang bekerja!"

"Pekerjaan paruh waktu?" Ezra mengambil sumpitnya untuk makan, seolah-olah dia sedang mengobrol santai dengannya di rumah.

Ezra bersikap seolah sudah mengenalnya lama, dan Kiki tidak lagi gugup. Dia mengangguk, "Ya."

Pria itu menggapi ucapannya dengan nada santai, "Aku akan memberimu 10 juta per bulan untuk kebutugan rumah tangga."

Artinya sangat jelas. Ezra meminta agar Kiki tidak datang lagi ke perusahaan. Kiki menggigit bibirnya lagi. Dia memegang sumpit, tetapi tidak makan. Suaranya menjadi lebih pelan, "Aku ingin bekerja..."

Erza tidak menentangnya lagi. Nanti juga gadis ini paham apa yang dimaksud olehnya.

Ezra menanggapi dengan sangat santai. Dia sengaja berbicara tentang kehidupan dan cita-citanya menghabiskan waktunya dengan pasangan hidup, "Tidak ingin mengikutiku selamanya?"

Kiki menatapnya tanpa berbicara.

Sebenarnya, jika Ezra tidak menyinggung ini, semua orang tahu kalau Kiki tidak akan mengikutinya sepanjang waktu.

Belum lagi Ezra akan menikah di masa depan nanti. Sedangkan Kiki akan semakin bertambah tua dan kehilangan pesonanya. Ketika Ezra sudah semakin dewasa, gadis itu tidak lagi segar dan lembut. Bakal ada orang lain yang bisa menggantikannya.

"Kau boleh pergi jika mau, tapi kau tetap akan diberikan kartu ... untuk memastikan hidupmu lebih menyenangkan." Dia bahkan mengatakan demikian.

Mata Kiki menjadi panas, dan tenggorokannya seolah tercekat ... Ada emosi yang tak terkatakan di dalam hatinya.

Meskipun ini adalah masalah sepele baginya. Tapi bagi Kiki, apa yang didapatkannya adalah kehangatan yang jarang ada di dunia ini.

"Tuan Ezra ..." panggilnya dengan susah payah. Bukan karena Kiki rakus akan uang, tetapi karena dia benar-benar merasa kalau Ezra sudah bersikap baik padanya.

Ezra meletakkan sumpit di tangannya dan membelai dahi Kiki dengan telapak tangan yang ramping dan indah. Suaranya lembut dan anggun, "Aku tidak bisa bilang kalau apa yang kulakukan padamu itu itu mulia. Tapi aku ... ingin memperlakukanmu dengan baik. Bagaimana kalau hidup bersama dulu sebentar?"

Kiki menatapnya.

Ezra punya alasannya sendiri. Dia belum pernah menyentuh wanita sebelumnya. Kiki adalah yang pertama. Identitasnya juga membuatnya tidak pernah mempertimbangkan untuk menikahinya. Mungkin awalnya Ezra sedikit ceroboh dan tidak memperlakukannya dengan serius, tetapi sekarang dia sedikit kasihan padanya.

Tapi hanya ini yang bisa Ezra berikan padanya.

Akhirnya, Ezra agak menyunggingkan senyum, "Kauu bisa memanggilku Ezra saja setelah ini."

Kiki bersenandung, menundukkan kepalanya untuk makan. Dia tidak nafsu makan karena kedinginan, dan Ezra tidak memaksanya untuk tidur lebih awal.

Kiki meminum obat flu dan berbaring, menarik selimut dan melihat ke lampu yang tidak menyala di aula luar.

Bukankah dia akan pergi?

Kiki tertidur dalam keadaan linglung, dan setelah sekian lama, dia merasakan telapak tangan besar menutupi dahinya.

Kiki memanggil nama Ayah dengan kondisi kebingungan.

Ezra tetap menatapnya dalam keadaan linglung dan sadar kalau Kiki mengigau dan memanggil Gandhi. Dia memiliki kesan bahwa pria itu adalah Ayah yang baik, tetapi sama sekali tidak cukup lihai untuk berbisnis.

Dia berbaring di belakang Kiki, mengulurkan tangannya dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Tubuh gadis itu sangat hangat. Kiki meringkuk di sana.

Ezra tidak tahu apa ada pria lain sepertinya yang juga menyukai gadis muda, tapi dia sangat menyukai cara Kiki memandangnya. Wajah lembut dan seluruh tubuhnya seperti teratai putih...

Kiki perlahan tertidur di pelukan itu ...

Ketika dia bangun, Ezra sudah tidak ada lagi. Dalam dua hari berikutnya, dia pergi ke Perusahaan S, tetapi dia tidak melihat Ezra.

Tidak ada yang perlu dibersihkan di ruangan Presiden Direktur. Dia duduk di atas karpet, bersandar di rak buku di belakang dan membaca buku-buku di atasnya. Tapi hati kecil itu masih sedikit takut, karena takut Ezra akan muncul tiba-tiba.

Kemudian, ketika Kiki mendengar kalau Fani berkata bahwa Presiden Direktur sedang melakukan perjalanan bisnis selama dua hari ini, dia merasa lega dan mencuri-curi waktu selama dua hari untuk bermalas-malasan.

... Hari Jumat pukul empat sore.

Gilang mengemudikan mobil dengan memakai kacamata hitam dan melirik santai ke arah kaca spion, "Haruskah aku kembali ke perusahaan atau langsung ke rumah?"

Ezra membalik-balik dokumen dan kembali menyahut setelah beberapa saat, "Kembali ke rumah!"

Gilang sedikit terkejut, "Tidak kembali dan menemui kekasihmu?"

Kalian belum bertemu dalam dua hari terakhir, bukankah kau ingin berjumpa dengannya?

Sebenarnya, Gilang benar-benar ingin menanyakan tentang urusan Ezra dan Kiki, tetapi dia tidak memiliki cukup keberanian.

Ezra menutup dokumen dan membukanya kembali.

Dari jendela mobil, Gilang tidak bisa menahan perasaan ingin menggoda Bosnya lagi, "Bukannya aku tidak mau mengantarkan, tapi aku memikirkan perasaanmu!"

Ezra mengabaikannya, dan tidak memberi tahu urusan pribadi antara dia dan Kiki.

Dia adalah pria kuno yang tidak suka berbagi urusan keluarganya dengan orang lain.

Bahkan meskipun lawan bicaranya adalah Gilang, itu tidak akan berhasil.

Kemudian Ezra mengerutkan kening. Dia teringat kalau sebenarnya dia sudah menghabiskan satu malam bersama Kiki. Pada malam itu dia mabuk, dan dia hampir lupa bagaimana rasanya. Tetapi Ezra tahu kalau dia ketagihan karenanya.

Ezra membuka jendela untuk mendinginkan tubuhnya yang memanas secara tiba-tiba karena Gilang menyinggung topik itu.

Mobil RV itu terus melaju sampai ke vila Y dan berhenti di halaman depan.

Gilang melompat keluar dari mobil dan Ezra membuka pintu di belakangnya Seseorang telah datang dan membawakan tas di tangannya.

Ezra berjalan cepat ke depan, dan Gilang mengikutinya. Saat berjalan, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar, "Ayahmu benar-benar bersedia mengeluarkan uang. Tempat ini seperti istana!"

"Tidak ada yang ingin kamu berbicara." Nada suara Ezra tidak terlalu bagus, tetapi Gilang sudah lama tahu bahwa Ezra tidak akan memiliki perangai yang baik tiap kali berada di tempat ini.

Saat dia berbicara, ada sosok mungil yang melompat ke pelukan Ezra, dan memanggilnya, "Kak!"

Ezra mengulurkan tangannya untuk memeluk gadis kecil di pelukannya dan lalu melepaskan pelukannya. Dia berjongkok dan menatapnya dengan hati-hati, "Kau sudah semakin tinggi!"

Agnes mengatupkan mulutnya dengan sedih, "Kak, sudah berapa lama kau tidak datang menemuiku?"

"Bukankah aku ada di sini sekarang?" Ezra mengulurkan tangan dan menyentuh kepala mungilnya ingin

Agnes mendengus pelan, "Sudah satu bulan, tiga hari, delapan jam, empat belas menit, dan tujuh belas detik berlalu!"


Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C22
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen