“Ughhh…”
Ralin menopang kepala dengan kedua tangan, merasa lelah dan terkuras. Kedua matanya memicing menatap layar laptopnya, membaca dengan cepat deretan paragraf dari diktat yang dipelajarinya sejak 2 jam lalu. Sejumput rambutnya jatuh dan bergoyang di depan wajahnya. Ralin meniupnya dengan kesal, namun helaian rambut lurusnya melambai, menampar hidungnya. Ralin mengalihkan tatapannya saat mendengar suara decakan dari arah Yuga yang duduk tepat di hadapannya.
“Capek?” tanya Yuga datar.
“Nggak.” Ralin menahan geram saat mengucapkannya, yang tampaknya disadari oleh lelaki itu. Yuga menatapnya tajam selama beberapa lama, seperti tengah menantikan keluhan lain yang akan dilontarkan Ralin. Seperti biasanya.
Ralin lalu bangkit dari kursinya, membuat Yuga mengangkat alis dan bersedekap, siap mengajukan investigasi tentang : kemana perginya semangat juang seorang Ralin?
Seperti biasa.
“Toilet dulu.”