Ralin terjaga sepanjang malam, tak bisa memejamkan mata barang sedetikpun. Pikirannya dipenuhi bayangan kebersamaannya dengan Yuga, kata-katanya, sensasi kehangatan dalam pelukannya. Mengingat semuanya itu membuatnya terasa panas, terutama pipinya. Jam 4 pagi, ia menyerah, memilih keluar kamar dan turun ke dapur untuk melakukan sesuatu demi mengalihkan pikirannya.