Siang ini suasana kelas masih ramai. Padahal bel istirahat sudah berkumandang lebih dari sepuluh menit yang lalu. Namun, hanya sekitar dua atau tiga orang saja yang ke kantin.
Meski memiliki banyak massa, namun suasana terasa sepi. Bayangan akan guru matematika yang horor dan berjanji akan menghukum siapapun yang mendapatkan poin kurang dari 60 pada pekerjaan rumah yang sudah hampir tiga minggu diberikan begitu mencekam.
Nara memandang Dalia yang sibuk menyalin tugasnya dengan cekatan. Sepupunya begitu lincah memindah setiap angka yang tertulis di buku latihan Nara. Cewek itu mendesah pendek lantas melempar tatapan keluar jendela.
Sudah hari kamis lagi. Jika dihitung, sudah nyaris lima bulan dirinya tinggal di Tangerang. Itu artinya sudah lumayan lama. Selama itu pula ia mengenal Gavin Zeroun.