"Aku berusia 200 Tahun, muda kan? Jadi kita sepantaran" menjawab adi dengan riang
Adi yang mendengar usai Pitaloka tertegun sementara hingga dia tidak sadar, Pitaloka yang melIhat adi bengong memanggilnya dan menggerak kan tanganya di depan mata adi
"Adi.. adi... adi... adiiiiiii, bangun kok kamu bengong"
"Oh iya maaf, tadi kamu bilang 200 tahun kan?"
Pitaloka hanya mengangguk sambil tersenyum
"Apaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!, 200 tahun yang bener kamu, dan kamu bilang itu muda ya Tuhannnnnnn 200 tahun muda terus aku nikah sama nenek nenek dong??????, sebentar - sebentar tunggu dulu jangan bilang wajah cantik kamu cuma samaran, tolong bilang ga" adi berkata sambil menahan rasa tangis
" Emang muda, di bangsa kita usia aku emang remaja tapi udah bisa untuk nikah, kakak ku yang paling deket sama aku aja baru mulai dewasa umur 550 Tahun jadi aku emang muda kan, soal wajah aku ini bener muka asli aku kok, tanpa oplas dijamin heheheh.... muka kita kan terus seperti ini paling seiring bertambahnya usia hanya ada tambahan temperamen dewasa dan sedikit kriput"
" Huuuuuuuu.... syukur deh kalo muka kamu asli dan ga berubah, kirain kamu nenek nenek nyamar jadi abg heheheh, yaudah lah aku udah males mikir serius, terlalu banyak hari ini peristiwa yang aku alami, dan sekarang karena kamu mau dan orang tua kamu mau aku nanya kamu, emang bener kamu mau nikah sama anak kecil kaya aku ? bangsa manusia ? dan akan selalu menemani aku?"
"" Ya kamu ga usah kawatir adi, aku dan kamu memang sudah di takdirkan, dan aku ga keberatan dengan usia dan fisik kamu karena memang sama usia kita dan perawakan kita, hanya dimensi kita saja yang berbeda, tapi semuanya hampir sama ya walupun ada beberapa perbedaa tapi itu ga terlalu jauh ko"
"Ok kalo gitu, tapi setau aku di agama yang aku anut aku ga tau cara nikah beda alam begini, kamu punya saran?" bertanya dengan bingung dan rasa ingin tahu
"Tenang aku juga satu agama ko sama agama yang kamu anut, cuma kita berbeda alam aja, ya sama harus ada mahar dan ijab kabul layaknya seperti kamu manusia, plus saksi"
"Oh sama toh aku kira beda tunggu tadi kamu bilanng satu agama sama aku yang bener kamu, berarti kamu juga sembahyang dan puasa dibulan suci kaya aku?""
"" Yaiyalah... orang se agama ya sama cuma beda dimensi aja perbedaanya"
"Trus kapan kita nikah? Aku juga belum siapin mahar? Terlebih ga ada saksi dan aku ga tau apa ada manusia yang jadi saksi nikah kita? Soalya kamu bilang kan ga usah kawatir orang tua aku, terlebih apa ia orang tua ku percaya dan mau punya menantu dari bangsa jin kaya kamu? Ya walupun kamu cantik dan sepertinya berbudi luhur""
"Udah kamu ga usah kawatir aku udah bawa mas kawin buat kita nikah dan aku juga udah punya saksi buat pernikahan kita tuh lihat ke belakang kamu'' sambil menunjuk kebelakang adi tampak sepasang pria paruh baya dengan senyum yang kuat dan berwibawa
Adi yang menoleh ke belakang melihat ke arah belakangnya dan terkejut melihat sepasang pria paruh baya dengan pakaian yang rapi layaknya orang dewasa tepat berada di belakangya dan tersenyum menyapa adi dan Pitaloka
" Permisi Raden dan Putri, kami diminta menjadi saksi pernikahan Raden dan Putri"
""Ayo paman Genta dan paman Geni, Pitaloka udah lama ni nunggu, jadi kita bisa mulai aja sekarang"
"" Baik putri" jawab kedua pria paruh baya serentak kepada Pitaloka