Sesampainya kami di rumah mbah ita terlihat menghela nafas dan merasa lega aku yang memperhatikannya dari tadi menjadi jengkel dan kembali bertanya kepadanya
"ta kamu tuh kenapa sih tadi dirumah mas agus, diem aja ditanya bukannya jawab malah diem mulu, ga baik tahu ga sopan, mas kan jadi ngerasa ga enak sama mas agus dan keluarganya"
""ihhhhhhh.... emang mas tau apa! mas ga usah ngomong" jawab ita ketus
"ye kamu kok dikasi tahu malah ganti marahin mas" jawab ku agak sedikit marah cuma memikirkan keadaanya yang agak aneh dan terkesan berbeda dari biasanya aku mencoba menahan amarah
"sono ke belakang minum dulu, tar balik lagi kesini mas masih mau nanya kenapa kamu jadi marah dan diem dari tadi" membujuknya untuk minum untuk meredakan ketegangan dan meredakan emosi diantara kita berdua
Melihat ita yang berjalan masuk kedalam rumah aku menghela nafas dan berpikir sambil duduk di teras rumah mbah ""si ita kenapa sebenernya sih, dari rumah semnagat banget cerewet sepanjang jalan, eh masuk rumah mas agus diem, di tanya ga di jawab malah bengong lagi kaya orang pelenga pelengo, coba aku inget inget apa ada yang beda" mencoba mencari jawaban dari hal ganjil yang ita alami
Seperti film yang di putar ulang kembali, memori saat aku dan ita mengunjungi rumah mas agus mulai berjalan perlahan memasuki rumah mas agus terlihat dari situ awal ita menjadi pendiam dan jika diperhatikan dengan seksama ita selalu melihat ke arah atas dan dapur
Meski saat aku tanya apa yang dia lihat dia hanya menjawab burung, ya memang di dalam ruang tamu pak de agus terdapat beberapa sangkar burung yang berisi burung peliharaan pak de
Terdapat murai, perkutut dan cucak rowo di dalam rumah yang aneh jika kembali mengulang ingatan akan terasa janggal burung murai pak de selalu tidak bisa diam seakan resah dan gelisah padahal burung yang lain seperti cucak rowo dan perkutut hanya diam saja
Dan melihat ke arah dapur yang dipisahkan oleh hordeng akan terasa seperti samar-samar orang sibuk di dapur, karena gelap dan tidak dinyalakan lampunya mata hanya bisa meraba raba melihat saat ke dalam dapur hanya siluet siluet perabotan yang bisa terlihat dan terkadang siluet seseorang yang sibuk memasak
Padahal di dapur tidak ada orang karena pak de di teras, mas agus sedang menemani kami dan mba ari di kamar sedangkan bude sibuk menjemur di samping rumah lantas siluet siapa yang sibuk di dapur tersebut
Dan jika aku ingat dengan lebih teliti lagi suasana tersebut hanya aku dan ita yang bisa merasakan dan keluarga pak de tampaknya tidak merasakan adanya keanehan tersebut atau bisa dibilang hanya kami berdua yang bisa merasakan dan mungkin hanya ita yang bisa melihat sedangkan diriku hanya bisa merasakan
Walaupun aku merasa itu mungkin cuma perasaan ku saja karena waktu yang masih pagi dan tempat yang ramai hanya merasa ganjil saja bila ada hal yang di luar nalar bisa terjadi saat kondisi tempat dan orang yang aku rasa tidak lumrah untuk hal itu bisa terjadi
Tetapi fakta yang ada membuktikan bahwa pikiran dan asumsi yang diriku yakinkan tidak terjadi dan hanya kebalikan dari yang ada dalam pikiran ku justru yang terjadi
Ya, sesuatu yang aku maksud di luar nalar adalah sesuatu yang berhubungan dengan gaib atau hal misteri yang umumnya orang Indonesia tahu terlebih lagi dalam agama yang aku anut mewajibkan untuk percaya hal gaib meskipun definisi dari hal gaib itu sendiri masih dangkal dan jauh dari pemahaman yang tepat serta kebanyakan manusia pada umumnya tidak mempercayai ataupun memperdulikan
Ada beberapa kepercayaan dalam masyarakat indonesia tentang hal gaib dan tentunya aku sebagai orang jawa tidak asing dengan hal tersebut karena banyak ritual dan berbagai praktik yang mengarah pada pemahaman gaib yang ada dan lumrah di masyarkat indonesia tidak terkecuali orang jawa, dan dalam lingkup masyarakat umum orang jawa dan keluarga ku dalam lingkup kecil
Ada satu kejadian dimana aku mulai tahu hal gaib ketika aku mendengar percakapan Bapak ku dan le ku yang merupakan adik dari ibuku
Dimana suatu hari saat malam selepas habis isya di teras depan rumah mbah, sambil merokok dan minum kopi bapak ku dan le berbicara dan mengobrol tentang suatu kejadian di kampung halamanku dimana ada sebuah cerita yang disampaikan le ku kepada Bapak ku mengenai sebuah peristiwa lampau yang dialami mbah dan keluarga ibuku.